NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Suka

Terpaksa Jadi Suka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Dari Masalalu Dirga

Hari-hari Xiana dan Dirga semakin berwarna, hubungan diantara mereka dan orangtua juga semakin rekat. Dibalik kebahagiaan Xiana ada beberap orang yang ternyata tidak menyukainya, dan berencana akan merusak hubungan antara bos dan sekretaris tersebut.

Dirga semakin terang-terangan menunjukan kebersamaannya dengan Xiana, baik itu di tempat umum maupun di kantor. Hanya saja jika di kantor Dirga sedikit membatasinya.

“Mau lunch?” Tanya Dirga

“Iya, tapi sudah janji sama Aleena. Mau gabung?”

“No, thanks.”

Dirga meninggalkan meja Xiana kemudian menuju lift untuk mencari restaurant terdekat karena saat ini adalah waktu makan siang.

“Xi, gak apa-apa kamu makan sama aku?”

“Gak apa-apa. Ayok Len”

“Tommy sama Petra udah pesenin kita hahaha”

“Mereka ini laju banget kalau urusan makanan”

“Dan alasannya adalah gak pernah sarapan”

“As always”

Sampai di tempat penjual makanan, Xiana dan Aleena segera duduk, karena sudah menemukan Tommy dan Petra. Tempat makan sederhana yang selalu menjadi tempat favorit Xiana dan rekan kerjanya. Selain harganya murah, makanan di tempat tersebut juga enak.

Berbeda dengan Xiana, Dirga selalu makan di tempat yang mewah setiap harinya. Bahkan Xiana dan Dirga belum pernah makan di pinggir jalan atau rumah makan sederhana saat bersama Dirga.

“Pak Dira” Sapa wanita yang tidak sengaja berjalan melewati meja Dirga.

“Bu Monic, selamat siang”

“Siang Pak, sejak kapan kembali Pak? Saya pikir Pak Dirga masih di luar negeri”

“Sekitar 4 bulan Bu Monic”

“Wah saya tidak tahu jika Pak Dirga kembali. Mampir ke kantor Pak lain kali”

“Terimakasih Bu”

“Mari Pak, saya duluan”

“Silahkan Bu”

Monic adalah wanita yang pernah mengejar cinta Dirga waktu mereka masih kuliah, hanya saja Dirga tidak tertarik dengan Monic dan lebih memilih sendiri. Papa Dirga juga sempat menjodohkannya dengan Monic, tapi Dirga menolak dan memutuskan tidak akan kembali ke tanah air, karena Papa Dirga dan orangtua monic sudah membuat janji jika suatu saat akan menikahkan Dirga dengan Monic. Tapi sebelum janji itu terpenuhi, Papa Dirga meninggal karena serangan jantung yang membuat Dirga mau tidak mau harus kembali untuk menjalankan bisnis keluarganya.

Setelah pertemuan tidak sengaja tersebut, Dirga mulai tidak nyaman. Dia hawatir akan ada pemaksaan pernikahan dengan monic.

Dirga yang sudah kehilangan selera makan, meninggalkan restaurant dan kembali ke kantor. Di lobby Xiana sempat melihat Dirga yang baru saja turun dari mobil dengan wajah tegangnya, dan berlalu begitu saja menuju lift khusus untuk membawanya ke lantai tempat ia bekerja.

“Xi, kok muka Pak Dirga kayak lagi marah” Tanya Petra

“Iya Xi, apa karena kamu gak lunch sama dia?” Tambah Tommy

“Bukan kok, dia oke aja aku makan sama kalian. Kayaknya ada masalah lain”

“Xi, beneran kan?”

“Iya bener Len, percaya sama aku. Ayo kita naik”

Xiana dan ketiga temannya naik menuju lantai mereka bekerja, Xiana ke pantry untuk membuatkan honey lemon untuk Dirga, lalu membawa ke ruangannya.

“Pak, honey lemonnya”

“Terimakasih sayang” Ucap Dirga dengan lembut.

“Ada apa? Kenapa kelihatannya tegang banget”

“Gak ada apa-apa, cuma ada masalah sedikit” Jawab Dirga dengan meraih tangan Xiana dan menciumnya dengan lembut.

Xiana mengulurkan tangan kanannya untuk membelai pipi Dirga, menatapnya dalam tanpa bertanya masalah apa yang sedang di hadapinya. Xiana akan memberi ruang Dirga untuk menyelesaikan masalahnya, jika memang perlu Dirga akan bercerita tanpa harus di paksa.

“Diminum dulu sayang, nanti dingin. Aku lanjut kerja ya”

“Iya sayang terimakasih”

Xiana keluar ruangan Dirga, lalu kembali ke mejanya. Sedang ketiga temannya sudah menunggu informasi dari Xiana tentang wajahDirga yang kembali dengan tegang. Xiana membuka ponselnya, lalu menjelaskan tentang Dirga dan mengirimkan ke obrolan grup yang berisi empat orang saja, yaitu Xiana, Tommy, Aleena dan Petra.

Ketiga teman Xiana membaca dengan teliti lalu menganggu bersama dan memberi kode jempol pada Xiana.

Sementara di tempat lain, Monic yang bertemu Dirga semakin agresif. Dia menghubungi orangtuanya memberi informasi jika Dirga sudah kembali.

Mendengar informasi dari Monic, orangtua Dirga segera membuat janji temu dengan orangtua Dirga.

“Xiana sayang”

“Tante Rini, selamat siang”

“Cantik sekali, lama gak main kerumah?”

“Iya Tante, masih sibuk. Nanti kalau ada waktu saya main ke rumah tante”

“Oke sayang. Tante masuk dulu ya”

“Silahkan tante”

Rini masuk ke dalam ruangan Dirga, sedangkan Xiana menuju pantry untuk membuatkan teh untuk Rini, Rini hijau tanpa gula yang menjadi favorit Rini.

“Permini Tante, tehnya”

“Terimakasih Xiana”

“My pleasure tante”

Setelah Xiana meninggalkan ruangan Dirga. Dirga segera membahas apa yang sedang dia hawatirkan saat ini, karena jika terlalu lama di diamkan, Dirga hawatir Monic akan lebih dahulu memulainya, karena selama ini Monic dan keluarganya begitu agresif.

“Dirga, dari awal perjodohan itu mama tidak pernah menerimanya. Dan sekarang Papa sudah meninggal, keputusan tetap di tangan kamu. Kamu boleh menolak sayang”

“Soal bisnis papa sama keluarga monic gimana ma?”

“Sudah berakhir dari kamu lulus kuliah, papa dan keluarga monic tidak ada urusan bisnis sudah 14tahun”

“Oke ma, aku Cuma jaga-jaga aja kalau ada yang di ungkit kitab isa jelaskan secara baik-baik. Karena Papa juga teman lama mereka”

“Iya nak, terimakasih. Untuk Xiana jangan dibawa ke public, kasihan. Tapi kamu harus jelaskan kondisinya”

“Iya Ma”

“Mama tadi ada telfon dari keluarga Monic, mereka minta ketemu tapi masih mama gantung”

“Makasih Ma”

“Sama-sama. Mama pulang ya, tadi kebetulan mama mampir”

“Iya Ma, hati-hati”

Dirga akhirnya bernafas lega ketika mendengar cerita yang sebenarnya, jika hubungan bisnis tersebut sudah berakhir sejak 14tahun lalu. Jika waktu itu Papa Dirga mengatakan nasib bisnis keluarganya ada pada keluarga Monic, itu hanya kalimat intimidasi supaya Dirga mau menikah dengan Monic.

“Xiana, tante pulang dulu”

“Kok buru-buru Tante?”

“Lagi gak bagus moodnya, titip Dirga ya nak”

“Baik Tante”

Rini meninggalkan meja Xiana. Dan menuju lift. Sedangkan Xiana masih duduk di kursinya tidak berani untuk mengganggu Dirga yang sedang tidak baik suasana hatinya.

Ting!

“Kesini sayang” – Dirga

Xiana membaca pesan Dirga lalu membawa ponselnya untuk masuk ke dalam ruangannya. Sampai di ruangan Dirga, Xiana melihat Dirga sudah sedikit lebih santai di banding tadi siang yang terlihat tegang.

“Ada yang harus kamu tahu sayang”

“Apa? Aku dengarkan” Jawab Xiana lembut.

“Firman Sanjaya, pernah dengar nama itu?”

“Pernah, bukannya pernah bermitra sama Veleura?”

“Iya, dulu. 14tahun yang lalu.”

“Kenapa sayang? Ada masalah?”

“Papa dulu mau jodohkan aku sama anak Om Firman, Namanya Monic. Tapi aku gak mau, sampai akhirnya aku gak mau pulang dan memilih menetap di luar negeri karena perjodohan ini”

“Terus?”

“Aku tadi gak sengaja ketemu Monic, dan benar dia sudah info ke orangtuanya soal aku yang udah balik karena Mama tadi sempat di telfon untuk atur pertemuan, cuma masih di gantung sama Mama”

“Kenapa?”

“Yang niat menjodohkan aku sama Monic hanya Papa. Sedangkan Mama menolak waktu itu, tapi Mama gak punya power. Sekarang keputusan ada di aku. Aku berhak menolak”

“Apa gak akan jadi masalah?”

“Gak sayang, makanya aku pastikan hubungan kerja Papa sama mereka gimana, dan ternyata sudah selesai 14 tahun lalu. Dan mama minta untuk sembunyikan kamu sementara, karena Monic terlalu agresif”

“Iya sayang, aku paham. Aku gak keberatan”

“Terimakasih sayang. Aku percepat rencana pernikahan kita, supaya gak ada celah dari orang-orang itu”

“Iya sayang”

Dirga memperhatikan Xiana dengan pembawaannya yang sangat tenang, bahkan Xiana tidak panik ketika mendengar kata ‘perjodohan’ Dirga berpikir apakah Xiana memang seyakin itu padanya.

“Ya sudah, jangan terlalu kamu pikirkan”

“Bisa bantu aku carikan berkas 14 tahun lalu di arsip sayang?”

“Bisa dong. Tunggu ya”

Xiana keluar dari ruangan Dirga, ada perasaan tidak nyaman yang ia rasakan, tapi Xiana hanya perlu percaya jika Dirga tidak akan mengecewakannya.

Xiana menuju ruangan arsip, penuh dengan berkas dari tahun ke tahun, bahkan ada tiga computer jika ingin mencari dalam bentuk softcopy nya. Xiana membuka computer tersebut mencari berkas yang sudah ribuan disimpan dalam computer tersebut.

“Xian acari apa?” Tanya Marco

“Pak, say acari berkas untuk Pak Dirga”

“Berkas lama?”

“Iya Pak”

Xiana hanya fokus dengan komputernya, sedangkan Marco sibuk merekam Xiana dari belakang. Ruangan arsip ini memang aktif di kunjungi Marco karena Marco harus menyamakan datanya dengan berkas yang lama.

Xiana menemukan beberapa berkas tentang perjanjian Veleura dengan Sanjaya Group, kemudian Xiana mengirimkan file tersebut ke ponselnya.

Brukkk!

“Ahh!”

Marco sengaja menabrakkan dirinya ketika Xiana sedang memutar badannya untuk berbalik, hingga membuat Xiana hamper jatuh, namun Marco dengan sigap menolongnya hingga Xiana berada dalam pelukan Marco.

Ceklek!

“Xiana!” Panggil Dirga dengan sedikit keras

“Pak Dirga. Maaf Pak, ahh!”

Kaki Xiana terkilir hingga membuatnya meringis kesakitan ketika dia berusaha berdiri dengan tegak, Dirga segera membantu Xiana dan menjauhkan Xiana dari Marco.

“Kamu kenapa sayang?” Tanya Dirga dengan sengaja di hadapan Marco

“Tadi gak sengaja nabrak Pak Marco, kakiku terkilir kayaknya”

“Kita ke rumah sakit”

“Ngapain?”

“Cek kaki kamu, kalau patah tulang gimana?”

“Gak patah tulang juga, ini cuma terkilir”

Dirga tidak mendengarkan kalimat Xiana, dia menggendong Xiana begitu saja lalu membawanya keluar dari ruangan arsip. Marco yang merasa kepanasan ketika melihat interaksi Dirga dan Xiana mengepalkan tangannya.

1
Dian Amelia
ada 2 toxid ya thor monic dan marco
double m ya tor😅
Scd: Terhaaaruu se perhatian itu sama si problematic akuuuu 😅😅
total 1 replies
Dian Amelia
wadidaw......author jangan sampai keliwat natas ya, kecian xiana...
Scd: Hihi siaaapppp
total 1 replies
Haris Saputra
Gak sabar next chapter.
Scd: Wait jariku pegel haha
total 1 replies
Scd
Thankyou yaa
lapilotita12
Gaya penulisanmu sungguh memukau, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!