Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Kehidupan baru Nayma setelah dirinya bercerai telah dimulai, dia tidak peduli dengan Tyo yang selalu mengganggunya, baginya lelaki itu hanya bayangan tak kasat mata dan tidak perlu dipedulikan.
"Bagaimana perasaan kamu Nay??, ini hari pertama kamu tidak menjadi istri".
"Aku merasa sangat bebas Ra, bisa menikmati semua hasil keringat sendiri tanpa banyak beban". Ucap Nayma dengan sumringah.
"Syukurlah jika seperti Nay, nanti jangan lupa cari lelaki yang baik jangan hanya mengandalkan cinta saja". Sindirnya dengan nada bercanda.
"Iya sih Ra, lebih baik menikah dnegan orang yang memiliki cinta yang besar untuk kita, karena jika mengandalkan cinta kita sendiri, kita tidak akan bahagia".
"Itu benar, tapi sebaiknya jika cintanya setara dan bahkan lebih besar".
" Bagaimana dengan kak Firman, apakah dia sudah kembali ke Bandung??
"Iya dia sudah kembali, kenapa, kau merindukannya?? Tanya Tiara dengan tatapan menggoda.
"Jangan bicara sembarangan Tiara, kamu ini selalu saja seperti itu, selalu menggoda ku jika aku membahas tentang kak Firman". Nayma mendorong pelan jidat sahabatnya yang menggodanya.
"Aku tidak menggodamu sayangku, aku bertanya serius, kak Firman itu menyukai kamu sejak lama bahkan saat kita masih kuliah, hanya saja dia tidak pernah mengatakannya".
"Bercandaan mu tidak lucu sayangku, bagaimana bisa kau berpikir jika kak Firman menyukaiku coba". Ucap Nayma tidak percaya.
"Itu benar tahu, aku tidak bohong". Ucapnya dengan cemberut.
Dia tidak terima temannya ini menganggapnya berbohong padahal dia sungguh-sungguh.
"Nantilah itu dibahasnya, aku masih ingin menikmati kebebasan ku sekarang ini jadi nanti nanti aja dipikirin yang seperti itu". Kini Nayma menatap sendu sahabatnya.
"Buka hatimu lagi nanti jika kamu siap, jangan menutup hati, kamu berhak bahagia Nay, cinta boleh tapi jangan bodoh".
"Iya makasih yah, karena kamu akhirnya aku sadar dengan semuanya, untung aku belum terlambat dan belum memiliki anak".
"Iya bagus kamu belum punya anak, repot jadinya kalau kalian punya anak, tapi gaya Tyo seperti itu".
Sedangkan Kini Tyo berjalan lesu menuju kantornya, padahal dia sudah berusaha mendapatkan Nayma kembali tapi ternyata sia-sia. Ibunya tidak pernah mengerti perasaannya, bukannya menenangkannya malah terus mendesak nya mencari perempuan gaya pengganti Nayma. Dia teringat pertengkaran nya dengan sang ibu.
"Kamu sudah bercerai dari Nayma, segera cari perempuan Bucin yang bisa kita keruk hartanya". Ucap Bu Alma ketika mereka sarapan.
"Nanti sajalah bu, toh ibu sudah mendapatkan bulanan dariku dan juga Andin kan, aku belum kepikiran soal itu untuk sementara waktu". Tyo mengangkat bahunya acuh dnegan permintaan sang ibu.
"Ibu tidak mau Tyo, kamu harus cari perempuan kaya, ibu mau belanja banyak, ngapain lama-lama, ini mau bergaul dengan kaum sosialita jadi tm jangan halangi ibu untuk melakukannya, carikan ibu mantu kaya". Sungutnya tidak suka.
"Ayolah bu, berhenti selalu mengekang dan mengatur ku seperti ini, aku sudah dewasa, aku bisa menentukan hidupku sendiri, kenapa ibu selalu melakukannya padaku".
Tyo membanting sendoknya dengan kasar, nafsu makannya kini tengah hilang akrena mendengar celotehan ibunya.
"Kamu mau jadi anak durhaka yah, kenapa kamu berteriak pada ibu seperti itu". Bu Alma melotot melihat sikap anaknya.
"Terserah ibu saja lah, kalau ibu mau banyak uang lebih baik ibu kerja daripada terus meronrong ku dengan uang, jangan buat aku berubah pikiran untuk selalu berbakti". Kesal Tyo meninggalkan sang ibu.
"Kamu dengar, ibu tidak peduli, kamu harus menuruti perkataan ibu, jangan pernah membantah ibu jika tidak mau hidupmu susah, mengerti kamu". Teriak Ibu Alma dengan kesal.
Bisa-bisanya anak kebanggaan dan selalu menurut perintahnya kini mulai membantahnya dia tidak akan pernah membiarkan itu terjadi
Tyo tidak memperdulikan teriakan ibumu, dia sangat kesal karena ibunya selalu mengaturnya ini dan itu, bahkan dia harus merelakan Nayma karena sikap ibunya juga. Mau meninggalkan ibunya tapi tak tega.
"Huft gini amat Nasib jadi anak sulung". Ucapnya dengan menghela nafas berkali-kali.
"Wei bro kenapa wajah kamu kusut banget kayak pakaian tak disetrika saja?? Tanya sahabatnya itu.
"Tidak apa-apa Bro, hanya banyak pikiran saja, biasa i uku dirumah sudah suruh mencari pengganti istri, loh tahu sendiri bagaimana ibuku".
"Iya sih bro, ibumu itu terlalu banyak atur, kasihan juga loh, terus bagaimana dengan adikmu itu??
"Andin sudah pergi dari beberapa minggu lalu, dia lulus jadi PNS di pulau tetangga". Ucapnya sendu.
Dia sangat tahu tujuan adiknya mengambil pekerjaan diluar dibandingkan dalam kota, doa lelah diatur dan dikekang sang ibu.
"Ya mau gimana lagi bro, dia ibu kamu satu-satunya, dan selama ini juga dia yang berjuang mati-matian untuk menyekolahkan dan membesarkan kalian berdua, hanya saja kamu harus bisa lebih tegas pada ibumu, tidak baik selalu menurutinya, jika kamu menikah pasti berujung perceraian ".
"Iya kamu benar sekali, ibuku terlalu banyak ikut campur dalam urusanku, bahkan rumah tanggaku, aku baru sadar jika dulu Nayma selalu mengalah mengikuti keinginan egois ibuku tanpa sadar aku juga memanfaatkannya".
"Baguslah kamu sadar juga, berdoa saja jika karma tidak datang padamu, kamu tahu sendiri. doa orang dizolimi itu sangat mujarab kan??
"Iya, aku sudah memintanya balikan dan minta maaf padanya tapi dia tidak malah menghina ku pula".
"Ya iyalah bro, kmu terlalu menuruti perkataan ibumu, tentu saja perempuan mana saja ogah balikan sama kamu".
"Tapi aku anak satu-satunya laki-laki ibuku, jika bukan aku yang berbakti dan kamu tahu sendiri kondisi keuangan keluargaku".
"berbakti tanpa menyakiti istri bro, bukan kurang ajar sama orangtua tapi kita harus bisa bersikap adil untuk keduanya". Nasehatnya lagi.
"Ya nanti aku coba deh, aku harus cari perempuan yang cocok dengan ibuku, biar bagaimanapun aku tidak bisa meninggalkan dirinya sendirian apa lagi Andin sudah tidak ada dan tidak tinggal bersama ibu".
"Terserah kau saja lah bro, asal kamu tidak berlaku seperti itu ketika kamu punya anak bisa-bisa istrimu Mati muda jika kamu selalu bersikap tidak adil.
Dia memang mencari perempuan yang kaya tapi apa perempuan itu bisa cocok dengan ibunya yang seperti itu, terlalu banyak mengatur, mengekang, terlalu banyak ikut campur
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.