Gadis Gendut Milik Sang Idola

"Makasih ya, Va! Udah mau nemenin cari baju!" Ucap Yumi pada Valeria sebelum turun dari taksi.

"Sama-sama! Aku langsung balik ya, Yum!" Valeria mengangsurkan paperbag berisi baju baru Yumi pada sang empunya.

Yumi turun dari taksi dan melambaikan tangan pada Valeria.

Taksi sudah melaju meninggalkan kost-an Yumi.

Yumi membuka kamar kost-nya. Dan seperti biasa, pemandangan Liam yang bertelanjang dada, menjadi hal pertama yang mencemari mata Yumi siang ini.

Yumi segera menutup pintu dengan cepat.

"Tumben udah bangun!" Sapa Yumi sedikit menyindir Liam.

"Capek tidur terus!" Jawab Liam tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel miliknya.

"Udah nyari baju yang buat ke acara nikahan?" Tanya Liam yang kini sudah ganti menatap pada Yumi. Netra Liam langsung tertumbuk pada paperbag yang masih berada di tangan Yumi.

"Udah!" Jawab Yumi singkat.

Liam menyambar paperbag yang dipegang Yumi dan membongkar isinya. Liam segera mengeluarkan gaun putih berbahan sutera dan brokat tersebut dan membentangkannya.

"Cantik! Kau pilih sendiri atu Valeria yang memilihkannya?" Tanya Liam menyelidik.

"Vale yang memilihkan!" Jawab Yumi yang sudah duduk di samping Liam dan sedikit mencebik.

"Mana harganya mahal sekali!" Imbuh Yumi lagi sedikit mengeluh pada Liam.

Liam segera memeriksa tag harga di gaun tersebut.

"Cuma segini dibilang mahal! Belum lihat harga bajunya Mom kamu," Liam terkikik dan menyerahkan gaun putih tersebut pada Yumi.

Yumi segera melipat gaun mahal tersebut dan menyimpannya kembali ke dalam paperbag.

"Kenapa kalian para orang kaya, selalu membeli baju yang mahal-mahal?" Tanya Yumi heran.

"Nggak selalu! Aku juga pernah beli baju yang harganya dibawah 100 ribu, kok!" Sanggah Liam cepat.

"Trus bajunya kamu pakai buat lap?" Sergah Yumi menuduh.

"Ya aku pakai, lah! Beli baju kok buat lap? Kenapa nggak beli lap sekalian?" Sahut Liam menyangkal tuduhan Yumi.

"Itu si Anne juga hobi beli daster 100 ribu tiga biji pas hamil dulu. Sampai koleksi dasternya menumpuk di lemari," sambung Liam lagi yang malah membahas tentang Anne.

"Anne dan Abi masih ribut, ya?" Yumi mengalihkan topik pembicaraan.

"Anne masih keras kepala. Udah dinasihati Mom sampai berbusa-busa tetap aja nggak berubah!" Cerita Liam dengan raut wajah antara sedih dan kecewa.

"Orang rumah juga udah pada jengah dengan sikap Anne ke Abi. Tapi biarlah! Nanti kalau udah kangen berat juga paling merengek minta pulang ke rumah Abi," sambung Liam lagi sedikit menerawang.

"Udah dikasih tahu soal Abi yang habis kecelakaan belum?" Tanya Yumi selanjutnya.

"Abi kecelakaan?" Liam terlihat kaget.

"Lah! Emang Abi nggak cerita ke kamu kalau dia habis nyungsep mencium aspal kemarin lusa di depan kost?" Yumi balik bertanya pada Liam yang kini menggeleng-geleng.

"Aku belum ketemu Abi sejak kemarin lusa. Abi nggak cerita juga," raut wajah Liam berubah khawatir.

"Kemarin lusa, kemarin lusa..." Liam mencoba mengingat-ingat acaranya kemarin lusa hingga ia tak sempat menghubungi Abi atau Yumi.

"Pas kamu talkshow bareng pacar pansos-mu!" Sergah Yumi mengingatkan Liam.

Gadis itu memutar bola matanya dan berdecak malas.

Liam sontak tergelak mendengar Yumi yang menyebut soal pacar pansos.

"Apaan pacar pansos? Maksud kamu Chelsea?" Tanya Liam menebak-nebak.

"Siapa lagi memangnya?" Yumi kembali memutar bola matanya.

"Chelsea bukan pacar aku, Yum! Pacar aku kan kamu!" Liam mencubit dengan gemas kedua pipi chubby Yumi.

"Sakit, Liam!" Cebik Yumi berusaha melepaskan cubitan Liam dari pipinya.

"Kamu cemburu, ya? Aku diundang ke acara talkshow kemarin bareng Chelsea?" Liam mulai menggoda Yumi.

"Nggak! Ngapain aku cemburu? Nggak penting banget!" Sahut Yumi yang kini ganti bersedekap.

"Uh! Yang cemburu," Liam menarik Yumi agar duduk di drpannya dan seperti biasa tuan muda sekaligus tuan model itu sudah mendekap Yumi sekaligus menyusupkan kepalanya di pundak Yumi.

"Aku cuma sayang ke kamu, Yum! Kamu percaya, kan ke aku?" Bisik Liam pada Yumi yang sontak membuat bulu kuduk Yumi meremang.

"Be-lum!" Jawab Yumi sedikit tergagap.

"Mau aku kasih bukti biar kamu percaya?" Liam masih berbisik pada Yumi.

"Buk-bukti apa?" Yumi sedikit kegelian sekarang, karena Liam sudah menciumi tengkuk Yumi.

Liam sudah membalik posisi Yumi, dan kini ganti menciumi leher hingga tulang selangka Yumi.

"Liam, kau sedang apa?" Cicit Yumi yang berusaha berontak, karena Liam sudah mulai bertindak semakin jauh.

Liam bahkan sudah menarik turun kerah blouse yang Yumi kenakan, hingga pundak kanan Yumi terpampang nyata sekarang.

Liam melanjutkan kecupannya di pundak putih Yumi dan meninggalkan tanda kemerahan disana.

Astaga!

"Liam!"

"Kau membuatku gila, Yumi! Ayo kita menikah!" Aja Liam seraya merengkuh kedua pundak Yumi dan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Yumi.

Yumi tentu sudah paham ini akhirnya akan mengarah kemana.

Seharusnya Yumi menghindar.

Seharusnya Yumi menjauhi Liam.

Seharusnya Yumi lari sejauh mungkin.

Tapi yang terjadi, Yumi malah hanya diam mematung dan membiarkan Liam mel*mat bibirnya dengan sangat intim. Bahkan Yumi malah memberi akses lebih pada tuan model ini dengan menbuka sedikit bibirnya. Tentu saja Liam semakin menggila saat mencium Yumi.

Tapi Yumi menikmati semuanya.

Yumi suka dicium oleh Liam.

Apa itu artimya, Yumi sudah jatuh cinta pada Liam?

Yumi memang nge-fans pada Liam sejak dulu. Tapi jatuh cinta dan nge-fans adalah dua perasaan yang berbeda. Dan sekarang, Yumi jatuh cinta pada tuan model menyebalkan ini.

Dering nyaring ponsel Liam membuyarkan semua adegan mesra antara Yumi dan Liam. Yumi buru-buru melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Liam dan menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat.

Liam berdecak berulang kali, sebelum mengangkat ponselnya yang tak berhenti berdering sedari tadi.

"Halo, Kak! Ada apa?" Sapa Liam pada seseorang yang meneleponnya yang ternyata adalah Kak Thalia.

"Kau dimana? Anne hilang! Cepatlah pulang!"

"Apa?"

.

.

.

Dialog lanjutan antara Liam dan Kak Thalia ada di "Cinta Gadis Kembar Yang Tertukar" Bab 50.

Terima kasih.

Jangan lupa like biar othor bahagia dan bisa tetep UP 2 eps/ hari.