Area 18+
Gadis cantik berumur 20 tahun rela merelakan kesuciannya demi membalas dendam atas hinaan pedih sang suami yang telah tega menjualnya, Claudia meminta bantuan kepada Lorenzo untuk membantunya agar bisa mengandung seorang anak.
Seharusnya ini tak terjadi tetapi keputusan Claudia telah bulat, ia benar-benar sudah tak tentu arah dengan hidupnya yang sangat tragis penuh pengkhianatan.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Simak cerita lengkapnya!!!!...🤗>>>>>>>>>>>>>>
Ig: By_Aryany10
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
"Bagaimana bisa kau begitu cepat melupakan diriku Lorenzo? kenapa hanya karena satu kesalahan kau melupakan seribu kebaikanku..." Lirih Cathlin meneteskan air matanya disela pelukan itu.
"Lepas!..."
Cathlin tersenyum licik sambil menggelengkan kepala. "Aku tak akan melepasnya..."
Dengan kasar Lorenzo mendorong tubuh mantan kekasihnya agar terlepas. "Kau tahu sendiri aku sudah memiliki istri hanya Claudia lah yang sangat kucintai sekarang..."
Hati Cathlin sakit mendengar itu, ia sendiri bahkan dulu penuh perjuangan ingin mendapatkan pengakuan seperti itu dari Lorenzo. "Jika kau benar-benar menikah tunjukkan buktinya bahkan di dalam mansion besar ini pun tidak ada foto pernikahan kalian berdua yang terpampang nyata!.."
Lorenzo terdiam ia menatap datar wajah Cathlin yang menangis. "Jika kau datang ke sini hanya untuk itu pergi saja sebelum kesabaranku habis Cathlin!!..."
"Pergi!!!!......"
"Lorenzo kenapa lama sekali?." Tanya Claudia yang keluar kamar menuruni tangga namun tidak lama langkahnya terhenti seketika saat melihat Cathlin di sana.
"Audi...." Lirih Lorenzo.
"Hahaha wanita yang sudah merebut tunanganku baru terlihat sekarang!..." Kecam Cathlin dengan tatapan sinis terhadap Claudia.
"Claudia seharusnya aku yang tinggal di sini bersama Lorenzo bukan malah kau!!.." Teriak Cathlin meluapkan amarahnya.
"Cathlin! pergi sebelum tindakan kasarku yang membungkam mulutmu itu..." Dingin Lorenzo mulai geram.
Dengan kesal juga tak terima Cathlin menghentakkan kakinya pergi dari mansion itu. "Cih sampai kapanpun aku akan berusaha mendapatkan Lorenzo kembali!..."
Claudia mengalihkan pandangan saat Lorenzo meliriknya, wanita itu membuang nafas berkali-kali untuk menenangkan hatinya. Jujur Claudia merasa cemburu bagaimana pun juga Cathlin pernah mengisi hatinya Lorenzo di masa lalu.
Claudia menuruni tangga ia berjalan menuju dapur. "Kenapa kamu mengusirnya?.."
"Buat apa dia di sini? tidak ada hal penting yang harus dibahas." Jawab Lorenzo sambil mengikuti langkah kekasihnya.
"Ouh..."
"Ouh?.." Tanya ulang Lorenzo sambil mengerutkan kening.
Dibukanya salah satu lemari Claudia mengambil cemilan kesukaannya, Lorenzo semakin mengerutkan kening kenapa Claudia tampak tenang sekali. "Apa ada lagi sesuatu yang ingin kau tanyakan?.."
Lorenzo hendak merangkul pinggang ramping Claudia, tetapi wanita itu menghindar dengan santainya sambil ngemil tanpa ekspresi.
"Sayang!..."
Tidak ada jawaban dari Claudia ia berjalan mendahului Lorenzo, tentunya Lorenzo tak suka di dicuekin. "Ada apa denganmu kenapa diam seperti itu?.."
Claudia duduk di kursi ruang tamu sambil ngemil ia masih enggan bicara membiarkan Lorenzo mondar-mandir di depannya yang kebingungan.
"Jika dia cemburu seharusnya dari tadi marah-marah, kenapa tampak tenang dan mendiamkan diriku seperti ini?." Batin Lorenzo menjerit.
Karena kesal Lorenzo merebut cemilan itu dari tangan Claudia, tentunya Claudia malah menatap tajam Lorenzo sebagaimana yang dilakukan Lorenzo terhadap orang lain. "Menyebalkan!..."
Terdapat senyum sinis dari sudut bibir lelaki itu. "Berani sekali..."
"Jangan seperti ini aku tak suka, berhenti mendiamkan diriku atau kau ku beri hukuman."
Claudia acuh namun masih enggan untuk mengakui rasa cemburunya, Lorenzo naik ke atas kursi ia memeluk Claudia dan mencium pipinya berkali-kali. "Maaf jika aku membuatmu cemburu, tapi sepertinya kau tak cemburu?..." Sengaja Lorenzo memancing Claudia agar bicara.
"Dasar tidak peka! seharusnya kamu tahu kebanyakan wanita meredam amarah cemburunya dengan diam.." Timpal Claudia.
Lorenzo tersenyum ia hanya menatap wajah cantik Claudia tanpa mengalihkan pandangan sama sekali. "Kau cemburu, terimakasih sudah membalas perasaanku.."
"Hmmm..."
Akhirnya Claudia luluh juga ia tak bisa lama-lama mendiamkan Lorenzo, tangan lentiknya mengelus perut yang masih rata itu. "Aku sangat senang bisa mengandung ingin cepat-cepat melihatnya tumbuh..."
Lorenzo tersenyum menggigit bibir bawahnya mendengar itu. "Apa kau tidak mau memuji sesuatu yang membuat rahimmu terisi?..."
Claudia sontak menatap manik Lorenzo. "Apa itu?...." Tidak lama ia tersadar sontak saja Claudia melempar bantal kursi ke arah Lorenzo. "BUKH!!"
"Pfffffftt!...."
Bersambung....
Terimakasih sudah mau mampir 🤗
tinggalkan jejaknya di bawah!👇