Shana Azizah terpaksa bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya, orang tuanya terlilit hutang ratusan juta di bank dan terancam mengalami kebangkrutan.
Agar terbebas dari jeratan hutang, orang tua Shana terpaksa menjodohkan Shana dengan anak seorang pengusaha sukses yang usianya 10 tahun lebih tua dari Shana.
Shana mau menerima perjodohan tersebut dengan satu syarat, calon suaminya nanti harus bersedia menafkahi dirinya sebesar 20 juta sehari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pencitraan
"Sssh! Uh!"
Des*h Alvin saat cairan hina miliknya menyembur di lubang kloset, terpaksa Ia memuaskan dirinya sendiri secara solo karna sakit kepala di bagian bawahnya sudah tak tertahankan lagi.
"Sh*t buat apa gue punya bini, jadi mubazir gini kan. Bisa jadi salah satu dari mereka nanti akan jadi orang penting"
Alvin menekan tombol flush dari dudukan toilet. Gelombang air menggulung cairan hina itu hingga hilang tak bersisa.
Pria itu merasa konyol dengan tindakannya sendiri. Padahal Ia memiliki istri yang cantik, tapi karna egonya yang terlalu tinggi Alvin jadi sungkan untuk meminta haknya sebagai suami.
Padahal Alvin tak pernah melakukan kegiatan seperti ini sebelumnya, bahkan saat Ia masih melajang dulu.
Tok! Tok! Tok!
"Mas ayo cepetan, Oma udah nungguin dari tadi loh"
Suara ketukan pintu di iringi dengan suara panggilan dari Shana, membuat Alvin menyelesaikan aktivitas mandinya yang tak biasa dengan segera.
ceklek ngeeek!
"Kamu lama banget sih Mas, aku udah laper tahu"
Keluh Shana saat melihat suaminya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Bahkan tetesan air dari rambut Alvin membasahi kaos oblong tanpa lengan yang Ia pakai.
"Kenapa gak makan duluan aja, siapa suruh nunggu aku!"
Hardik pria itu dengan wajah garangnya, membuat Shana sedikit bingung dengan suaminya sendiri. Kadang bersikap dingin, kadang manis, kadang marah-marah tak jelas seperti sekarang.
"Dih! Ya gak bisa gitu dong Mas. Gak enak kalau aku makan duluan. Lagian Oma juga pengennya kita makan sama-sama"
"Iya-iya, ayo cepetan jalannya. Dasar lelet"
Gerutu Alvin yang kini sudah berjalan di depan istrinya.
"Yang lelet siapa? Yang di marahin siapa?"
Shana hanya bisa mengucapkan kalimat itu di dalam hati, Ia tak ingin memperpanjang masalah. Apalagi kini mereka sudah hampir sampai di meja makan.
Senyuman Oma Putri menyambut kedatangan sepasang suami istri yang masih baru itu.
"Ayo sayang duduk di sini kita makan dulu"
Ajeng bangkit dari duduknya dan pindah ke bangku di sisi yang lainnya disana sudah ada Noval putra bungsu Ajeng yang masih mengenakan seragam sekolah putih abunya.
Ajeng sengaja pindah agar Alvin dan Shana bisa duduk bersebelahan.
Sedangkan Oma putri duduk ditengah, karna Ia memang anggota keluarga yang tertua.
"Terima kasih Tante"
Ucap Shana dengan seulas senyuman manisnya.
Di rumah itu hanya ada Oma Putri, Ajeng dan Noval. Rudi suami Ajeng masih ada di kantor, karna hari memang masih siang. Sedangkan Angga putra sulung Ajeng sudah menikah dan tinggal di rumahnya sendiri dengan istrinya.
"Ini sayang makan yang banyak ya"
Alvin mengambilkan sepotong rendang daging yang merupakan makanan favorit Shana dan menaruhnya di piring gadis itu.
Shana bersikap biasa saja karna sudah mulai hapal dengan sifat suaminya, yang selalu ingin terlihat baik di depan orang lain.
"Makasih Mas, kamu juga makan yang banyak ya"
Shana juga melakukan hal yang sama untuk Alvin. Gadis itu mengambilkan ayam goreng bumbu serundeng ke piring suaminya. Yang merupakan makanan favorit sang suami.
"Memangnya kamu aja yang bisa bersikap manis, aku juga bisa"
Batin gadis berusia 20 tahun itu. Walaupun usianya jauh di bawah sang suami, nyatanya Shana jauh lebih lihai dalam mengendalikan emosinya di banding Alvin. Apalagi Shana lebih banyak mengalah saat pertengkaran terjadi di antara mereka.
"Aduh, kalian manis banget sih. Benerkan Oma"
Ajeng begitu berbinar melihat kemesraan palsu yang di tinjukan Alvin dan Shana. Sedangkan Noval nampak risih dan tak nyaman, anak remaja itu segera menghabiskan makanan di piringnya, agar Ia bisa segera kembali ke kamarnya.
"Iya, kamu juga dulu gitu waktu awal nikah sama Rudi. Sekarang boro-boro"
Cetus Oma Putri sambil terkekeh. Ajeng hanya tersenyum kecut menanggapinya.
"Rencana kalian mau kemana hari ini? Banyak tempat wisata yang bagus-bagus loh. Tante saranin kalian berkunjung ke sana"
"Gak Tan, hari ini kami mau istirahat aja. Lagian udah jam segini, mungkin besok baru jalan-jalannya. Iyakan sayang"
"Eh-e iya Mas"
Shana menatap jam dinding yang tergantung di tembok berwarna putih itu, jam menunjukan pukul 2 siang. Mereka memang makan di jam nanggung, karna Shana dan Alvin juga baru tiba di kota itu satu jam yang lalu.
Dalam hati Shana sangat ingin segera menjelajahi seluruh kota yang baru pertama kali Ia datangi sekarang, namum ucapan Alvin adalah perintah baginya. Shana harus bersabar sampai hari esok tiba.
***
***
Malam harinya Shana merasa bosan, karna dari tadi Ia tak melakukan kegiatan apa-apa selain berselancar di dunia maya.
Seusai makan malam Alvin meninggalkan gadis itu seorang diri di kamarnya, entah pergi kemana pria itu sekarang.
ceklek ngeeek
Shana memutuskan untuk keluar kamar dan menghirup udara segar di teras depan rumah.
"Hmm..ternyata kamu disini Mas?"
senyum mengembang dari bibir gadis itu kala melihat sosok sang suami yang sudah hampir 2 jam luput dari pandangannya.
Di halaman depan rumah yang luas itu, terlihat Alvin dan Noval sedang bermain basket dengan sengit.
SLOP!
Alvin berhasil memasukan benda bundar itu ke ring basket.
"Udah ah, males! Kakak curang terus"
Gerutu Noval pada kakak sepupu satu-satunya itu.
"Dih siapa yang curang, kalau kalah ya kalah aja gak usah cari alasan"
Jawab Alvin dengan lugas.
Noval pergi meninggalkan Alvin dengan wajah merengut, remaja 17 tahunan itu sempat tersenyum saat berjalan melewati Shana. Shanapun membalasnya dengan senyuman terbaiknya.
"Wah, kamu memang hebat ya Mas"
Ucap Shana dengan senyumnya yang lebih lebar dari biasanya.
"Iyalah, Mas kan pernah juara 1 liga basket antar kampus saat kuliah dulu"
Ucap Alvin dengan bangga.
"Hmmm. Tapi maksud aku, KAMU HEBAT BIKIN ORANG LAIN JADI KESEL!!!"