Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.
"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini
"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan
akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Pemilik hati Eliza
Begitu sampai di rumah sakit sudah ada papa, mama dan Aizel di depan ruang igd.
Papa terlihat mondar mandir sambil sesekali menggigit buku jarinya.
"Oma kenapa Pa?" Raiyan mencoba mengintip ke dalam, tampak beberapa dokter sedang sibuk menangani Oma.
"Ini semua gara-gara istrimu!" sergah mama Rania menunjuk Eliza.
"Kenapa lagi dengan Eliza? Bahkan dari tadi dia bersamaku, pun Mama masih tetap menyalahkannya, jangan sembarang menuduh Ma!" sebenarnya Raiyan tak Sudi memanggil Rania dengan sebutan mama, tapi memanggil dengan sebutan namanya langsung lebih tak mungkin lagi.
"Oma mendengar perkelahian Ardini dan Aizel, ternyata wanita ini mantan tunangan Aizel yang dulu membuat Aizel ragu menikahi Ardini, Kau tahu betapa frustasi nya anakku harus melihat mantan dari suaminya berkeliaran di rumahnya setiap hari?" balas Mama, Raiyan berdecih pelan sambil bergumam dalam hati
'ini belum apa-apa, bahkan tak sebanding denganmu yang sudah membuat Ibuku harus menghabiskan masa tuanya di rumah sakit jiwa! Seenaknya saja bilang itu rumah Ardini, rupanya kalian memang wanita benalu yang tak tahu diri!'
"Lalu? apa masalah nya Kalau Aku menikahi mantannya suami Ardini? Kalau Ardini cemburu, berarti itu salah suaminya yang tak bisa menjaga hati Ardini!" Aizel tak bisa berkata-kata, memang benar selama ini dirinya lah yang selalu mendekati Eliza tanpa peduli status nya yang sudah memiliki istri.
"Jelas salah! Wanita ini selalu menggoda Aizel, Dia selalu pergi bersama Aizel, bahkan Aizel sampai menciumnya di kolam renang! Aku tak pernah membayangkan Kau akan kembali ke rumah utama dengan membawa wanita ular ini! "
"Sudah! Diam lah Kalian! Rania, kalau masih ingin tetap di sini jangan mengucapkan apapun lagi! Tapi kalau masih ingin terus nyerocos, lebih baik pergi dari sini!" hardik Surya pada istrinya.
Rania melayangkan tatapan tajamnya pada Eliza. akhirnya mereka hanya mampu merapal doa agar Oma baik-baik saja di dalam. Setelah lama menunggu dokter keluar membawa kabar baik yang semua orang harapkan, mereka bersyukur Oma sudah selesai di tangani walaupun belum sadarkan diri.
Sedangkan di rumah utama, Ardini meringkuk di tepi ranjang sambil menarik rambutnya berkali-kali, ia histeris sendiri dengan kehancuran yang terlalu cepat menghampiri dirinya.
Belum berhasil memiliki Aizel seutuhnya kini dia harus di hadapkan dengan posisinya yang sudah di ganti Raiyan di tambah lagi Oma masuk Rumah sakit disebabkan pertengkaran nya dengan Aizel.
Dalam hati Ardini, sudah membulatkan tekad untuk memiliki Aizel apapun caranya, karena Ardini tak Sudi kalah dari Eliza.
Rania pulang dengan wajah muram, tak pernah terbayang olehnya bahwa Raiyan akan mengambil posisi yang sudah susah payah direbut untuk putrinya sendiri.
Di rumah sakit, papa menanyakan kebenaran perihal hubungan Aizel dan Eliza di masa lalu bahkan masa sekarang.
"Benar Kalian dulu sempat bertunangan?" Surya menatap kedua menantunya secara bergantian, mereka saling mengangguk dan tertunduk.
"Apa Ardini orang ketiga yang membuat Kalian gagal menikah?" lagi-lagi Eliza dan Aizel hanya mengangguk, Aizel tak menyinggung tentang bantuan yang Ardini berikan pada keluarganya, takut hal itu akan menimbulkan masalah baru untuk keluarga nya maupun Ardini.
"Kalian masih saling menyayangi?" tanya papa lagi, kali ini keduanya tak langsung menjawab melainkan saling berpandangan.
"Iya, Pa. Aku masih mencintai Eliza." jawaban yang membuat papa memijat ujung pelipisnya, berikut nya Eliza di tatap oleh ketiga pria itu, mereka menanti jawaban dari Eliza
"Aku... " manik mata Eliza menatap Aizel dan Raiyan secara bergantian, seolah ia sedang di beri pilihan ingin memilih pria yang mana.
"Sedang berusaha memulai hidup baru bersama Raiyan, walaupun perkenalan Kami singkat, tapi sedikit demi sedikit Aku mulai mengagumi nya, Pa." sambung Eliza hati-hati, tanpa sadar Raiyan menarik sudut bibirnya sedikit.
"Baiklah, ini urusan Kalian, papa ingin Kalian selesaikan masalah Kalian, dan Papa harap Raiyan, Kau tak dulu kembali ke rumah utama sampai Aizel menentukan pilihan untuk mencintai Ardini atau menceraikan Ardini, Papa tak ingin kedua rumah tangga anak Papa hancur karena cerita masalalu pasangan Kalian belum selesai." Papa menepuk pundak Raiyan dan Aizel lalu masuk ke ruangan dimana Oma sedang terbaring di Sana.
Mereka bertiga duduk diam dan larut dalam pikirannya masing-masing, terutama Aizel, tahu disini dirinya lah yang menjadi puncak masalah, meskipun Eliza tak mencintainya lagi, Aizel tetap tak ingin menjadi suami dari Ardini.
Maka sebelum Raiyan membawa Eliza, Aizel mengajak dia orang itu berbicara dari hati ke hati.
"Aku akan menentukan pilihan, setelah Kau yang memutuskan, El, tolong beri tahu Kami, siapa pemilik hatimu sekarang, Aku ingin Mendengar jawaban mu langsung sebelum membuat keputusan." desak Aizel pada Eliza.
Bukan hal sulit untuk Eliza menjawabnya, meski harus meletakkan gengsi ke dasar bumi, Eliza harus melakukan ini demi menyadarkan Aizel.
"Jawabanku sudah jelas, tentunya Raiyan pemilik hatiku saat ini." Aizel tersenyum getir, sekarang baru ia rasakan bagaimana perasaan Eliza dulu saat dirinya memutuskan pertunangan dengan alasan orang ketiga, bahkan mungkin Eliza jauh lebih sakit karena tak ada tempat untuk bersandar.