NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Suara benda terlempar nyaring terdengar, seketika itu membuat lega mereka yang melihat. Akhirnya, Adrian berhasil merebut benda tajam yang dipegang oleh Melissa.

"Nggak ... lepas, lepas! Jangan sentuh aku, aku benci, aku benci !!" Melissa berteriak begitu keras saat Adrian mendekapnya dari belakang. Pria itu menahan tangan perempuan yang sedang terluka.

"Pria sialan, gara-garamu hidupku hancur! Aku harus menjaga ayahku, brengs*k! Aku ingin bebas!"

Melissa mengamuk di dalam pelukan Adrian, jas dan kemeja putihnya sampai ikut berwarna merah karena d*rahnya. Sungguh, percobaan bunuh diri perempuan itu hampir saja berhasil.

Adrian berusaha menenangkannya. Pria itu terus mengelak dari pukulan Melissa. " Dengarkan aku Melissa! Tolong pertahankan anak ini sampai dia lahir. Aku sangat-sangat berjanji setelah dia lahir nanti kamu akan bebas, kamu bisa kembali dengan orang tuamu, tapi aku mohon pertahankan anak itu dulu!"

Melissa merasakan pipinya dibingkai dengan tangan lembutnya. Tatapan yang tersirat di mata pria itu, tidak ada kekejaman sama sekali, terlihat tulus, bahkan seperti ingin mengeluarkan air mata. Sebegitunya Adrian memohon.

"Apa alasanmu pertahanin anak ini? Kamu gak akan bisa menyetubuhi wanita hamil!" Perempuan itu sudah mulai reda, ucapannya pun semakin tenang hanya sisa-sisa sedikit suara sesegukan yang masih terdengar.

"Haram bagiku membunuh darah dagingku sendiri!" balas Adrian. "Melissa, aku berjanji tidak akan menyentuhmu lagi. Fokus saja untuk anak ini, anggap saja kamu mempertahankan anakku untuk berjuang bebas!"

"Kamu gak lagi bohong, 'kan?"

Adrian mencoba memeluknya sekali lagi, ia tak menyangka jika rengkuhan itu dapat diterima oleh Melissa. Dalam dekapannya ia berbicara, "Aku berjanji, sangat berjanji. Aku menginginkan anak ini Melissa, jangan bunuh dia, aku mohon!"

Sasa dan Yani terenyuh melihat betapa memohonnya seorang Adrian kepada perempuan.

"Benar adanya, ini yang terjadi, aku yakin bapak memang bukan orang jahat yang tega menggugurkan benihnya sendiri!"gumam Yani.

"Tapi kemarin Mbak sempat merayu Melissa dengan cara yang berbeda, bahkan sebaliknya dari yang terjadi sekarang," bisik Sasa.

"Bodoh, sampai sekarang belum paham apa yang aku lakukan kemarin. Itu caraku untuk mempertahankan janin yang ingin digugurkan!" balas Yani.

Tak lama kemudian mereka melihat Melissa sudah dibohong menuju ranjang. Itu berarti kondisi sudah kondusif kembali.

"Ambilkan kotak obat!" titah Adrian.

Keduanya langsung bergegas melakukan apa yang diperintahkan oleh majikannya. Namun saat mengantarkan benda yang dibutuhkan oleh Adrian, hanya Sasa yang mengantar.

"Ini Pak. Jika ada yang dibutuhkan lagi segera panggil kami!" ucap Sasa.

"Hmm...."

Kala itu atensi Adrian benar-benar hanya fokus untuk perempuan yang sedang hamil anaknya. Sebelumnya ia heran bagaimana pergelangan tangan yang hampir koyak itu, Melissa masih santai seakan tidak merasa sakitnya.

"Akhh, sakit!" Ah, akhirnya Adrian mendengar keluhan dari mulut perempuan itu juga saat ia mengobati.

"Mati hanya karena sebuah kaca itu sangat konyol, Melissa!" Kenapa dia sampai berbicara seperti itu? Ya, sebab urat nadi Melissa hampir putus hanya karena sebuah kaca yang digunakan untuk menyakiti tangannya sendiri.

"Tapi memang itu, niat aku biar mati!" cetus Melissa.

Selesai mengobati, tangan putih nan mulus itu ditiup-tiup oleh Adrian. Kemudian pria tersebut memandangi wajah wanita yang berhasil ia hamili. "Maafkan aku!"

Melissa hanya menatapnya. Ia seperti bukan melihat seorang Adrian yang ia kenal sebagai pria keji. Di sini ia justru melihat begitu banyak ketulusan di matanya. Perlakuan dan sikap pria itu berbanding terbalik dari sebelumnya.

"Selama 9 bulan ini aku akan merawatmu!" sambungnya.

Adrian menatap lekat-lekat wajah Melissa. "Sekali lagi aku tekankan Melissa, jangan ada niat sedikit pun di pikiranmu untuk membunuh anakku. Aku selalu mencintai siapapun yang berhubungan denganku termasuk anak itu, terlebih ini adalah ulahku !"

Melissa tidak menjawab ia sibuk mencerna ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Adrian. Mencari letak kebohongan dari perkataannya. Namun, yang ia temukan hanya ketulusan.

Sampai akhirnya Melissa hanyut dalam mimpi. Berangsur-angsur matanya memejam, ia juga menikmati usapan lembut di kepalanya. Mungkin karena lelah dengan kejadian tadi, perempuan tersebut tertidur tanpa sadar siapa yang menemaninya sekarang.

***

Saat ini adalah masa-masa di mana ketegangan para pekerja di rumah terjadi. Jika kejadian tadi begitu menegangkan, maka kali ini jauh lebih mengerikan. Satu pria gagah nan perkasa, menyidang begitu banyak para pelayan di rumahnya.

"Mungkin kalau gunting saya wajarkan karena memang dia dapat dari laci. Kaca pun dia dapat dari kamar mandi, tapi!" Adrian menekan kata terakhirnya. Saat itulah wajah mereka semakin ketakutan. "Bagaimana bisa ada pisau ada di kamar saya? Kalian hampir saja membunuh anak saya, calon penerus saya!"

"Maaf Pak, ini kelalaian saya karena lupa membenahi alat makan itu. Jangan salahkan mereka, Pak!" Sasa angkat bicara karena ia merasa itu sebuah kesalahannya.

"Ah, berarti kamu yang angkat kaki dari rumah ini Sasa!" Putus Adrian. "Tapi sebelum itu saya juga heran. Apa pekerjaan ketua kalian? Tidak bisa menghandle semua peraturan di rumah. Pengecekan setiap saat juga sepertinya tidak dilakukan!"

Kini Yani yang merasa bersalah. Niat Adrian mengumpulkan semua para pekerjanya memang untuk memperlihatkan kesalahan kedua pengasuh wanitanya itu.

"Maaf Pak, ini semua salah saya. Saya siap menanggung semua dari perbuatan saya!" ujar Yani.Adrian hanya melengos. "

Jangan anggap Melissa sama seperti kalian lagi. Dia juga majikan di sini, dia wanita saya, perempuan saya. Perlakukan dia sebagaimana kalian memperlakukan saya! Paham?"

"Paham, Pak!"

"Baiklah, sambutan kepulangan saya dari kalian kali ini, sangatlah buruk!"

Dia pergi dengan perasaan kecewa, tetapi saat itulah akhirnya muncul ketenangan di hati para pekerja. Terkecuali, Yani dan Sasa. Sebagai orang yang disebutkan, mereka merasa malam ini adalah yang terakhir.

"Mbak, apa kita bakal angkat kaki dari sini?" tanya Sasa.

"Sepertinya!"

***

Keesokan pagi. Melissa terbangun dengan kondisi mata bengkak, dan tangannya itu ternyata mulai terasa nyeri. Ia melihat lemari yang di mana tempatnya saat ingin mengakhiri hidup, ternyata di sana sudah bersih.

"Huh, padahal sedikit lagi mati, bisa-bisanya ada yang datang. Mau mati aja susah!" gerutunya.

Tiba-tiba ia melihat kenop pintu bergerak. Cukup terkejut karena biasanya Sasa atau Yani yang mengantarkan makanan, kini justru mantan majikannya.

"Pagi!" Lesung pipi itu terbentuk saat ia tersenyum sambil menyapa.

Melissa melihat roti, dan susu pregnant yang sudah siap di nampan, dan itu dibawakan langsung oleh tangan Adrian." Minumlah, anakku butuh asupan!"

"Aku gak suka susu!"

"Biasakan!"

"Gak mau!"

Adrian menghela napas dengan sabar. "Aku akan turuti semua apa yang kamu mau, tapi bantu aku merawat dia!"

Saat perutnya diusap, Melissa terperangah. Adrian sekali lagi membujuk. "Minumlah, setelah ini aku akan menuruti semua apa yang kamu mau!"

"Kamu gak tau rasanya gimana jadi wanita hamil, taunya cuma bisa bikin hamil, gak tau apa aja yang dirasain perempuan bunting. Setiap pagi harus muntah, mual, pusing. Belum lagi nangani mood yang gak jelas!" omel Melissa. Wanita itu masih menyimpan amarah pada pria yang menyiksa dengan hubungan seks, waktu silam.

"Baiklah ...." Adrian mengangkat kembali nampan yang ia bawa, kemudian pria itu bersiap untuk melangkah.

Terlihat dari wajahnya menyiratkan kekecewaan.

Lagi-lagi Melissa seperti bukan melihat sesosok Adrian Sutil. Pria yang ia lihat itu sangat lemah.

"Hmm... pak Adrian!"

Ragu-ragu ia memanggil, tetapi berhasil membuatnya berbalik badan.

"Bantu aku ke kamar mandi!"

Seketika senyuman dengan lesung pipi itu melebar.

Bersambung~

1
Sarita
sabar Adrian nanti juga lama" bucin tuh si melisa
S.gultom
karya yang bagus🙏
codefive_
Teruskaaaan👍🏻
codefive_
Semangat ya kak utk novelnya, lanjutkaan👍🏻
codefive_
Saran ya kak, untuk koma jangan ditengah. Bisa spt ini “tenang melissa, ngangkang dikit abis itu kabur!”
codefive_: Samasama, yuk gantian support karya terbaru ku🥰
S.gultom: makasih sarannya kak 🙏
total 2 replies
Little Sister
ceritanya seruuu, semangat yaaa/Determined/
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir di sini dan simpan di favorite nnti baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!