windu pamungkas adalah seorang pria yang menanggung kutukan akibat kesalahan leluhur nya.
dalam perjalanannya dia ditemani kekasih nya ayu Kinasih, mengarungi dunia persilatan sekaligus menyempurnakan kekuatan empat unsur dalam tubuh nya...
mampukah windu pamungkas menghadapi tekanan, musuh yg belum diketahuinya ditambah sebuah organisasi misterius yang selalu membuat kekacauan di dunia persilatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopugho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kitab serat pedang naga
“bagaimana windu, apakah kamu bisa mendeteksi keberadaan kitab tersebut?” tanya bibi purwati.
“baris pertama dari kalimat di gua tadi sudah kita lalui bi, baris kedua ketujuh dan kedelapan adalah semacam segel, mungkin itu yang harus kita ketahui terlebih dahulu” jawab windu.
“hmm, biarkan kucoba dengan kala tetra bi” lanjut windu.
“silahkan windu” ujar bibi purwati sambil mundur beberapa langkah ke belakang.
Tak lama kemudian windu pun sudah larut dalam pengerahan tenaga dalam yang berpusat ke mata nya, ilmu kala tetra ini sangat berguna untuk melihat kecepatan gerak lawan, dan juga bisa digunakan untuk melihat hal – hal yang tidak bisa silihat dengan mata telanjang.
Setelah membuka mata, windu langsung mengedarkan pandangan ke sekitar nya,setelah beberapa saat, windu melihat ada pancaran energi pada bagian bawah tebing bekas air terjun, sekilas seperti bekas tempat air terjun tersebut jatuh, tapi jika di teliti lebih jauh, ada sebuah dinding batu pada sudut cekukan tersebut.
Windu dan purwati langsung melompat kearah cekukan tersebut, dengan mata kala tetra nya, windu melihat sebuah segel yang tidak dimengerti oleh windu, segel tersebut berbentuk persegi delapan sebesar tiga kali telapak tangan. Pada setiap sudut segel tersebut ada gambar kepala naga,di sekitar badan segel ada tulisan yang tidak dimengerti oleh windu.
Windu dan purwati kebingungan, karena mereka berdua memang tidak tahu sedikitpun mengenai segel, atas saran dari purwati, windu langsung berbicara dengan ki gundala yang sudah berada di kerajaan ayah nya di alam gaib, melalui ilmu pengirim suara ki gundala menyampaikan ada beberapa cara untuk membuka sebuah segel ilusi, pertama dengan mantra yang hanya dimiliki oleh pemilik ilmu ilusi, kedua dengan pola rumit seperti teka – teki atau strategi ilusi, yang ketiga melalui sarana pewarisan, karena yang membuat segel adalah leluhur trah arya, maka oleh ki gundala windu disarankan untuk mencoba meneteskan darah pada permukaan segel.
Setelah mendengar saran tersebut, windu menggoreskan tangan nya menggunakan pedang dari bibi purwati, windu meneteskan darah pada permukaan segel yang sebesar tiga kali telapak tangan itu.
Setelah beberapa saat menunggu, pada permukaan segel terlihat cahaya putih mengelilingi dan langsung masuk ke kepala naga yang ada di tiap sudut segel, kepala naga tersebut berputar, pada saat putaran nya berhenti terasa getaran yang cukup kuat pada dinding di samping cekukan tersebut, tinggi dinding batu tersebut Cuma seukuran windu berdiri tegak lurus.
Maka setelah getaran berhenti, sebuah lubang terbuka setelah sebelum nya dinding tersebut bergeser ke samping kanan. Lubang tersebut cukup terang dan ini mengagetkan windu dari mana lubang yang tertutup ribuan tahun mendapatkan penerangan nya.
Windu dan purwati bergegas masuk pelan – pelan, setelah berjalan cukup lama dan tidak ditemukan nya jebakan, windu dan purwati sampai ke sebuah ruangan yang mirip sebuah kamar lengkap dengan gundukan tanah mirip tempat tidur. Pada gundukan tnaha mirip tempat tidur itu, terletak sebuah peti dari besi.
Ruangan aneh yang bisa mendapatkan cahaya selama ribuan tahun itu pada dinding nya terdapat tulisan panjang yang cukup menyita perhatian purwati, sayang nya purwati tidak memiliki kemampuan untuk membaca nya, karena tulisan tersebut adalah tulisan dari trah arya yang pada masa nya Cuma di pakai para keturunan trah arya untuk berkomunikasi.
“aku sudah melakukan kesalahan, karena ambisi ku untuk menguasai tubuh empat unsur secara sempurna, membuat ku mengelilingi delapan dimensi, setelah memasuki dimensi air, api, angin dan tanah, kegilaanku tidak berkurang, tubuh empat unsur masih belum ku kuasai.
Pada saat itulah aku berkeinginan untuk masuk ke dimensi kegelapan, nyata nya itu semua menjadi malapetaka bagi ku, aku ditangkap oleh dewa yamadwipa, penguasa dimensi kegelapan, aku tak pernah mengetahui beberapa lama diriku di sekap dan direcoki berbagai macam ilmu kesaktian, salah satu yang paling mudah dikenal adalah mereka measukkan iblis naga kedalam mataku, tapi sayang nya dengan tubuh empat unsur ku yang tidak sempurna iblis api tersebut tidak memiliki kekuatan penuh dengan mataku, aku tak pernah tau tujuan sebenar nya dari dewa yamadwipa. Perang di dimensi swarga loka adalah salah satu dari rencana kejam nya. Ada sesuatu yang lebih besar yang ingin dikejar oleh nya. Sampai hari terakhir ku menulis tak pernah juga kutahu apa yang ingin dicapai oleh dewa yama”
“hingga pada suatu saat, aku diselamatkan oleh jayapati, dari jaya pati ku dapatkan beberapa kitab kanuragan dari dimensi tak bertuan, salah satu nya kitab serat pedang naga, untuk keturunan ku yang mendapatkan kitab ini, pelajarilah isi kitab ini, pergunakan dengan pedang naga langit”
“pada saat kau harus ke dimensi api carilah sebuah lembah dengan warna yang terang”
Setelah membaca kalimat panjang yang ada pada dinding, windu dan bibi purwati menuju gundukan tanah yang mirip tempat tidur itu, mereka membuka peti besi yang rupan nya berisi dua kitab, satu kitab serat pedang naga dan satu nya lagi kitab inti es.
Setelah mendapatkan kedua kitab itu, windu menyerahkan kepada purwati, purwati langsung menyerahkan kitab serat pedang naga untuk windu, dan berencana akan memberikan kitab inti es pada murid kesayangan nya ayu kinasih. Windu langsung menyimpan kitab serat pedang naga di dimensi mata naga nya.
---
Sementara itu di suatu tempat, seorang pria berjubah hitam lengkap dengan topeng emas serta mahkota yang berada diatas kepala nya, sedang duduk di sebuah kursi besar, di hadapan nya duduk bersimpuh sembilan belas orang berjubah hitam. Pandangan pria berjubah bertopeng emas menatap tajam ke arah sembilan belas orang pengawal pribadi nya itu.
“ampun ketua, genasesa saat ini sudah mulai menebar ancaman di dunia persilatan, nanti juga akan muncul daksamurka dari perguruan petir yang juga membuat kericuhan, dengan ini semua rencana kita sudah mulai berjalan ketua” ujar salah satu pengawal pria bertopeng emas tadi.
“bagus, saat ini tantra mendi belum melaporkan perkembangan di daerah tengah jawa dwipa, dan aku juga kuatir terjadi sesuatu pada nya.”
“hmm, menurut hemat hamba, itu tidak mungkin ketua, orang terkuat di jawa dwipa saja, pedang malaikat bukan tandingan dari tentra mendi, mungkin ada sesuatu yang menghalangi tentra untuk melapor ketua” jawab si jubah hitam.
“mudah – mudahan seperti itu”
“baik lah, aku pimpinan baju hitam memberi perintah pada kalian untuk lebih menekankan pada perguruan di bawah kendali kita untuk membuat kekacauan, karena pemilik tubuh empat unsur di yakini pimpinan tertinggi sudah muncul, kita harus rebut tubuh tersebut, kalian pergilah ke tempat tugas kalian, pantau situasi, ketika pemilik tubuh itu kalian ketahui jangan maju sendirian, laporkan segera” titah pria bertopeng emas itu.
“baik ketua” jawab orang – orang berjubah hitam serentak.
---