Little Queen

Setelah selesai kuliah, Ara langsung menuju parkiran dan tiba-tiba dia melihat ban motor nya kempis, dan saat Ara melihat di sekitar parkiran di sana Tina tertawa meremehkan.

"Pasti dia pelaku nya " ucap Ara, dan Ara langsung menjalankan motor nya dengan pelan.

Untuk kali ini dia akan membiarkan wanita badut membuat masalah dengan nya, tapi tidak untuk lain kali.

Dia memutuskan untuk kembali ke mansion utama milik Jeni karna dia mendapat kabar jika dominic sadarkan diri.

Untuk kali ini dia absen datang ke markas, karna keluarga nya lebih penting dari segalanya, Dan saat di perjalanan lagi dan lagi ada sebuah motor yang mengikutinya .

"Ternyata mereka sudah bergerak " ucap Ara tersenyum miring.

Dan, saat Ara melihat sebuah supermarket di depan sana dia langsung menghentikan motornya dan masuk ke dalam supermarket.

Sedangkan orang yang mengikutinya juga menghentikan motor nya dan ikut masuk ke dalam, dan saat mereka di dalam mereka tidak menemukan Ara.

"Di mana dia " ucap pria tersebut.

Saat mereka memasuki supermarket dan tidak menemukan Ara di dalam, dan saat mereka keluar menuju parkiran motor Ara sudah tidak ada lagi.

"Bagaimana bisa dia pergi secepat itu " ucap nya.

"Cepat sekali dia pergi " ucap pria tersebut.

Sedangkan Ara yang sudah di perjalanan menuju mansion utama Jeni tersenyum kecil saat dengan mudah dia mengelabui dua orang pria yang entah siapa dia.

"Tidak sebuah itu kalian bisa mendapatkan kan ku " ucap Ara.

Semangkin hari semangkin bertambah saja penguntit Ara, dan setelah memakan waktu 10 menit akhirnya Ara Sampai di mansion Jeni.

Saat Ara masuk, suasana mansion sepi dan dia langsung menuju ruangan bawah tanah di mana Dominic di rawat, dan benar saja di sana semua anggota keluarga BENATA berkumpul.

"Kakak, Daddy sudah sadar " ucap Vanya bahagia.

Ara langsung mendekati kasur tempat Dominic yang masih terbaring lemah, saat melihat Ara sampai Dominic tersenyum kecil.

"Dad " ucap Ara.

"Sa,,,,yang " ucap Dominic terbata.

"Dad Jangan banyak bergerak " ucap Ara.

Sedangkan Dinda, saat melihat suaminya sudah membuka mata, wajah yang semulanya sangat lemah dan tak semangat sekarang sudah kembali seperti Dinda yang dulu selalu ceria walau seberat apapun yang dia alami.

"Ara benar mas, mas harus banyak istirahat biar kita kembali ke mansion utama " ucap Dinda.

Dominic hanya mengedipkan mata merespon ucapan istrinya, istri yang selalu menemani nya walau dia tidak sadarkan diri tapi dia mendengar suara pilu istrinya.

Saat mereka semua fokus dengan ke sasaran Dominic, Ara mengingat seseorang yang juga berjasa bagi keluarga mereka.

"Dad, Ara keluar sebentar " pamit Ara.

"Kau ingin kemana sayang " ucap Dinda.

"Ara ingin menemui ayah sebentar " ucap Ara.

Ya, ayah yang Ara maksud adalah Willy yang juga sudah sadarkan diri sebelum dominic.

"Baiklah " ucap mereka.

"Kakak Domani ikut " ucap Domani.

"Vanya juga ikut " ucap Vanya tak mau kalah.

"Demian juga " ucap Demian lagi.

Saat semua ikut, tinggal mereka yang menemani Dominic sedangkan Sasa sedang melakukan operasi mendadak itu sebabnya Sasa tidak ada di sana.

Dan jika Sasa mengetahui kesadaran Dominic dia pasti sangat senang, tapi lagi dia seorang dokter maka nyawa pasien yang paling utama baginya, walau Daddy nya sakit, tapi mereka menyerahkan pada Jeni yang sudah bertanggung jawab pada Dominic dan Willy.

Sedangkan mereka yang berada di ruangan Willy, di sana Willy sedang baring menonton televisi .

"Ayah " Ucap mereka.

Willy yang tadinya fokus pada televisi langsung mengalihkan pandangan pada asal suara.

"Kalian datang " ucap Willy lemah.

"Maaf kami baru menjenguk ayah " ucap Ara.

"Tidak masalah bagaimana Daddy, ayah dengar dia sudah sadar " ucap Willy

"Iya ayah, Daddy sudah sadarkan diri" ucap Ara

Sedangkan treple D hanya diam menyimak, walau mereka dekat dengan Willy tapi tetap Ara dan Sasa yang paling dekat dengan Willy.

"Kalian tidak sekolah " ucap Willy .

"Kami sudah pulang ayah " ucap Demian

"Ayah, Apa kepala ayah masih sakit, seperti Daddy " ucap Vanya polos .

"Kenapa dia seperti anak kecil " ucap Demian pelan.

Willy tersenyum mendengar ucapan Vanya yang seperti anak kecil, melihat tingkah laku Vanya membuat Willy teringat Seseorang.

Sedangkan Ara yang di tatap Willy saat sedang meminum air langsung menyimpan kembali gelas bekas dia minum di atas meja.

"Kenapa menatap Ara begitu ayah " ucap Ara santai.

"Ayah seperti melihat mu waktu kecil " ucap Willy.

"Memangnya kakak seperti apa waktu kecil ayah " ucap Demian penasaran.

"Iya ayah, kami sangat penasaran dengan kakak di waktu kecil " ucap Vanya

Sedangkan Domani hanya menyimak, walau dia juga sangat penasaran tapi dia tetap pada muka datar Nya.

Ya ampun, ternyata mereka juga punya kulkas 7 pintu, seperti sepupunya Marvel .

"Ayah ingin sesuatu " ucap Ara.

"Kakak jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan " ucap Vanya kesal.

"Kakak hanya bertanya Vanya " ucap Ara .

"Ayah " rengek Vanya .

"Ya ampun kalian sudah seperti anak kecil, jika kalian jika kau ingin tau bagaimana kakak saat masih kecil maka kau harus mengingat masa kau masih kecil, karna aku tebak kakak tidk jauh berbeda dengan kau yang suka membuat ulah di pagi hari " ucap Domani panjang lebar.

"Ternyata kau bisa bicara panjang kali lebar ternyata saudara ku " ucap Demian kagum.

Karena yang dia tau, hanya mereka yang paling banyak bicara, sedangkan yang lain hanya bicara yang penting saja tidak seperti mereka yang sudah seperti kucing dan tikus.

"Seperti aku "

Jangan lupa untuk mampir di karya author yang lain dan mohon masukan kan nya kk🙏🏻 mohon maaf karna beberapa hari tidak update 🙏🏻

Promo novel saudara author, jangan lupa untuk mampir ya KK 🙏