Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. Batu merah
Usai mengambil foto nya Amara, Sela segera berjalan lagi untuk melihat keadaan sekitar mencari jejak apa bila memang ada sesuatu di dalam semak belukar ini. sebab dia pun juga punya rasa penasaran yang besar, kalau sudah terbukti tidak ada maka nya rasa nya jauh lebih aman dan tentram apa bila tinggal sendirian tidak punya teman.
Amara masih sibuk dengan foto foto yang sudah ia dapat sehingga lupa akan rasa takut nya, malah dengan anteng duduk di bawah pohon dan tertawa senang karena sedang chating dengan teman nya atau bisa juga di sebut pria yang sudah lama ia taksir di kantor tempat mereka kerja.
Sela berjalan sendiri mencari jejak apa yang sudah Amara lihat tadi malam, yang membuat ia makin penasaran itu karena ada bekas rumput yang seperti sesuatu bergulung gulung di sini. padahal tempat lain tampak bagus, cuma bagian sini memang rusak dan sebagian rumput ada yang tercabut keluar dari tanah.
"Atau babi hutan ya tadi malam di sini." gumam Sela memperhatikan dengan seksama.
Tapi bila memang babi hutan tapi tidak ada bekas jejak kaki nya, entah kenapa dia makin penasaran dan ingin tau lebih lanjut. di tinggal kan saja Amara yang sibuk sendiri, rumput yang lecek itu saja ia ikuti sampai masuk kedalam semak yang bukan daerah milik nya lagi.
"Sampai sini batas nya, eh apa lagi ini?" Sela kaget karena menemukan benda merah bentuk segi tiga.
Batu merah menyala seperti warna darah dan itu bentuk nya juga sangat bagus, Sela yakin ini akan sangat mahal apa bila di jual. maka segera di ambil dan di masukan kedalam kantong celana, agak cepat gerakan nya karena ada suara lagi di ujung semak.
"Siapa itu?!" Sela berteriak agak keras agar di jawab.
"Apa, Sel?!" malah Amara yang kaget dan segera mendekat.
"Enggak, cuma kayak nya ada suara di sana." Sela juga tidak tau itu apa.
"Agak seram kan memang, aku yakin memang ada yang tidak beres kok." Amara mengusap lengan nya.
"Kau itu selalu saja agak seram yang jadi andalan, giliran dapat tempat bagus langsung foto!" sewot Sela.
"Ih kan lumayan kalau buat koleksi." Amara menjawab sambil tertawa pelan agar Sela tidak makin sewot.
Sela tidak mendengarkan nya lagi, maju satu langkah malah mendapati darah yang sangat kental. Amara juga datang mendekat dan menutup mulut nya, di perhatikan keadaan sekitar yang terasa mencekam, berarti memang ada sesuatu tadi malam di dalam semak ini. sebab sekarang saja ada darah, sudah jelas sosok itu pasti terluka.
"Babi ini palingan, ayo lah kita pulang saja." Sela mengajak Amara pulang.
"Benar cuma babi? apa ada babi di sini, kan babi juga bahaya ya!" celoteh Amara.
"Nama nya juga semak, pasti ada lah binatang yang agak seram." jawab Sela sekena nya saja dan terus berjalan keluar semak.
"Pantas saja mata nya merah, karena babi kan mata nya merah kalau malam." Amara percaya bahwa itu babi.
Tidak tau saja bahwa sebenar nya sskarang Sela mendadak merinding, perasaan takut seperti saat dia masih gadis berusia belasan tahun kembali muncul. lebih tepat nya saat ia sedang berusaha menghindari iblis pujaan Rosana, sama persis rasa nya sehingga Sela langsung memilih keluar ini.
"Ibuuu!" Sela yang kaget karena Rosana dan Reza sudah datang pula.
"Jangan lari lari begitu, kalian dari mana kok masuk semak sana?" Rosana mencium anak nya.
"Cuma cari cari sambil lihat keadaan sekitar, biar lebih merasa aman." jawab Sela.
"Adem memang di sini, Ayah juga betah rasa nya." Reza nyaman dengan rumah Sela.
"Serem lah, Om! aku tidak berani lagi tidur sini, Sela saja yang sangat pemberani." ujar Amara setelah bersalaman.
"Kamu yang penakut, ayo masuk kedalam semua nya." ajak Sela menggandeng Ibu nya agar masuk kedalam rumah.
Mereka pun masuk kedalam rumah, Reza yang menggendong Rea. mereka ngobrol bareng sehingga tidak sadar sama sekali bahwa dari semak yang barusan Sela datangi ada sesosok mahluk tinggi sedang terluka dan menatap Sela, ia tidak terima karena Sela mengambil batu milik nya yang terjatuh.
...****************...
Bastian menarik nafas berat karena lagi lagi ia harus menghadapi perjodohan yang sudah Mama nya buat, tentu dengan anak gadis teman Mama nya juga. padahal sudah berulang kali Bastian menolak, tapi tetap saja dia di ajak ketemu dan ujung ujung nya Bastian harus bad mood karena tidak cocok dengan gadis pilihan Mama nya.
"Sudah lah, Ma! aku bisa cari sendiri nanti kalau memang sudah mau." kesal Bastian.
"Mau cari yang bagai mana? seperti gadis yang Ibu nya punya pesugihan itu!" geram Mama Linda.
"Jangan bawa bawa Sela lagi lah, Ma." Bastian kesal sekali kadang dengan Mama nya.
"Kamu itu sudah mau jadi dosen loh, Bas! tamatan S dua tapi masih saja jomblo." rutuk Mama Linda.
"Usia aku saja baru dua puluh tiga jalan dua empat, wajar lah masih jomblo karena memang belum mau pacaran." Bastian membela diri.
"Kamu nikah sama anak pesugihan itu saja saat usia mu baru enam belas tahun, masa sekarang sudah dua puluh tiga masih tidak punya pasangan." sindir Mama Linda.
"Sela! nama nya dia Sela, tidak perlu Mama menyebut nya begitu." tukas Bastian tidak senang.
"Lah memang dia anak pesugihan, lihat noh Ibu nya yang sekarang bahagia sama suami baru nya dan punya anak! kemana coba sekarang si Sela itu, ku rasa sudah di jadikan tumbal." ketus Mma Linda.
Bastian mengusap wajah nya kasar karena dia sungguh tak habis pikir dengan sikap Mama nya, Sela sama sekali tidak salah dan mereka memang pisah saat baru enam belas tahun. sekitar delapan tahun sudah mereka pisah, namun masih saja di ungkit oleh Mama Linda.
"Pokok nya kamu harus pacaran sama Inara, dia gadis baik dan Mama yakin keluarga nya juga baik." Mama Linda yakin sekali.
"Puji saja lah dia, pusing aku sama Mama." Bastian menyambar kunci mobil nya dan segera pergi.
"Awas saja kalau sampai dapat pacar tidak benar, gila ya kamu punya masa lalu yang bisa membuat Mama selalu ketar ketir." rutuk Mama Linda.
Sudah tidak di dengar lagi oleh Bastian karena mobil nya saja sudah menjauh pergi, tinggal Mama Linda yang mengoceh sendiri akibat rasa kesal nya. punya anak satu tapi begitu susah menuruti mau nya, tapi kadang orang tua juga tidak memikirkan perasaan anak.
Emak mau belanja dulu ya kepasar, buat cari perlengkapan puasa.