Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya
Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.
Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.
Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kesadaran
Laju kecepatan mobil Anastasia sangat kencang. Ada seseorang yang menyabotase mobilnya hingga remnya bisa blong. Anastasia juga merasakan bahwa ia mabuk. Hingga terakhir dalam penglihatan matanya, ia menabrak pembatas jalan
Brak
Ni nu ni nu
Suara ambulan terdengar.
Tubuh Anastasia dibawa lari ke rumah sakit secepat mungkin. Panggilan rumah sakit untuk Dalton membuat pria itu khawatir. Anastasia mengalami cidera tulang belakang yang parah. Saat ini wanita itu mengalami koma.
Terlihat penuh kesedihan dalam mata pria itu. Seluruh pekerja yang ada di kediaman Dalton menjadi heboh. Belum sampai satu bulan pernikahan itu terjadi tetapi sudah mengalami hal naas seperti ini.
Dalton dengan instingnya mencari tahu apa yang terjadi. Polisi bergerak mencari tahu penyebab kecelakaan ittu. Semua menjadi riuh, kisah yang belum pernah ada di novel kini mulai tertulis. Tidak ada yang tahu pasti, tetapi Bastian mulai menyadari sesuatu. Bastian dengan bukunya, anak itu mulai menyadari sesuatu.
"Bibi Merry," panggil Bastian saat wanita tua itu sedang mengurus beberapa barang milik Anastasia.
"Ada apa Bastian?" tanya nyonya Merry menanggapi panggilan dari anak itu.
"Ada seseorang yang harus aku temui," ucap Bastian.
"Siapa?" Nyonya Merry bertanya dengan raut wajah penuh khawatir.
"Bibi tidak perlu tahu. Jika kakak bertanya kepadamu, cukup katakan bahwa aku ke tempat temanku." Bastian menjawab dengan cukup tegas.
Kerasahan timbul dari dalam hati wanita tua itu, pasalnya Merry tidak pernah melihat Bastian yang bersikap seperti orang dewasa. Kini Bastian memeluknya dengan cukup hangat seperti ada sesuatu bom waktu yang akan meledak.
"Aku pergi Bibi!" Bastian melambai ke arah nyonya Merry.
Segera Bastian masuk ke dalam mobil. Dengan tergesa-gesa mobil yang dikemudikan Abraham melesat sangat cepat. Anak itu mendatangi apartemen Leana. Bastian menunggu di depan pintu sembari membawa sebuah buku.
Untungnya nasib berpihak kepada Bastian, Leana datang dengan kondisi yang terlihat sangat baik. Keterkejutan menghampiri perempuan itu, tetapi dengan cepat Leana mampu mengembalikan kondisi wajahnya saat ini. Leana terus maju melangkah ke depan Bastian.
"Ada apa?" tanya Leana.
"Ceritanya berubah sangat jauh, aku tidak tahu mulai dari mana," jawab Bastian gugup.
"Maksudmu? Aku tidak mengerti." Leana menimpali.
"Sudah sejak kapan kamu ada di tubuh Leana?" Bastian bertanya dengan sorot mata yang penuh misterius
"Maksudmu?" Leana merasa gugup.
Mengapa Bastian yang asal bicara ini terlihat sangat dewasa? Anak di depannya tidak terlihat seperti anak-anak melainkan seorang pria yang sedang mengatasi kepanikannya. Sorot mata yang biasa Bastian beri juga amat berbeda.
"Harusnya kau paham Leana, jika kau mengubah jalan ceritanya maka semuanya akan berubah," ungkap Bastian.
"Bastian, kau---"
"Aku tahu, kau bukan dari sini kan? Aku juga. Sudah tiga tahun aku di sini. Saat kau datang aku sudah ada di sini. Tidak bisa Leana, aku pernah mengubah jalan ceritanya namun hal tersebut berdampak kerugian pada salah satu karakter di sini."
"Aku tidak mengerti," ungkap Leana yang berusaha mencerna semuanya.
"Sekarang kau mulai seperti tokoh utama Leana. Anastasia sebagai tokoh antagonisnya dan Adaline karakter pendukung yang bukan apa-apa. Ceritanya benar-benar terbalik. Lalu parahnya, kau tidak bisa lepas dari semua ini."
"Maksudmu aku menjadi tokoh utama dalam cerita ini karena ulahku?"
"Benar, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi seharusnya Anastasia tidak mengalami kecelakaan. Adaline yang harusnya mengalami kecelakaan. Tapi kali ini Anastasia dan kecelakaannya sangat parah. Kemungkinan dia akan mengalami kelumpuhan."
"Aku benar-benar bingung Bastian, beri aku waktu untuk berpikir," pinta Leana yang memegang kepalanya.
Kepala Leana saat ini seakan pecah. Ia tidak tahu harus memikirkan apa dan melakukan apa. Pandangannya sedikit buram dan berusaha melawan semuanya. Namun tetap saja semuanya terasa amat mengganjal.
"Salah satu jalannya kau harus kembali ke posisimu semula Leana. Dan anggap percakapan kita tidak terjadi. Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, namun aku hanya bisa memberimu ini." Bastian menyodorkan sebuah buku.
Buku tebal dari Bastian itu adalah buku yang biasanya Bastian bawa. Sampul buku yang terbuat dari kulit dan kayu memiliki ukiran unik di bagian pinggir. Dengan gemetar Leana memegangnya dan membuka isinya. Ada beberapa sketsa dan catatan panjang serta foto-foto yang ditempel oleh Bastian.
"Apa ini?" tanya Leana bingung melihat isinya.
"Petunjuk agar kau bisa tahu langkah yang harus kau ambil."
Setelah mengatakan itu Bastian langsung berlari. Anak itu terlihat beda dari biasanya. Sedikit keraguan Leana masuk membawa buku itu. Tangannya gemetar membuka lembaran demi lembaran.
"Tidak mungkin," gumam Leana.
Alurnya berubah Leana. Leana mulai menarik perhatian Dalton. Tetapi Dalton belum bisa menerima bahwa ia memiliki perasaan kepadamu.
Aku bukan Bastian, aku sama sepertimu Leana dari dunia lain. Kau harus masuk lagi ke dalam tempat itu. Cerita harus ada sesuai dengan perannya masing-masing.
Tubuh Leana gemetar, badannya terguncang. Banyak hal yang menjadi beban untuknya. Leana sangat tidak menyangka jika Bastian sama seperti dirinya.
Beberapa ingatan muncul menggenangi pikiran Leana. Perempuan itu menyadari jika dari awal ia telah merusak semuanya. Namun jika dirinya tidak kabur, semua nasib buruk menimpanya. Lalu apakah Leana harus diam sama dengan semua ini? Leana menjadi serba salah.
"Baiklah, aku akan kembali ke sana dan membuat ceritanya menjadi bagus. Aku akan kembali pulang dengan selamat!"
...****************...
Dari luar ruangan Dalton melihat kondisi Anastasia memburuk. Penuh rasa kesedihan melihat wanitanya berada di posisi ini. Mengingat bahwa semalam adegan panas telah terjadi, Dalton sangat tidak menyangka hal ini terjadi.
Masalah baru muncul ketika Wen datang, pria itu berlari dan mendekati Dalton. Rambut yang acak-acakan dengan wajah sangat panik itu hampir saja menabrak bangku rumah sakit. Dalton memasang wajah bingung ketika pria itu berdiri di depannya.
"Siapa kau?" tanya Dalton ketus. Jelas bahwa Wen bukan seorang dokter, dari pakaian dan tingkahnya saja Wen terlihat seperti orang yang habis mabuk.
"Teman kerja Anastasia. Saya Wen seorang fotografer," jawab Wen.
Dalton berusaha sebisa mungkin menahan kecurigaan kepada Wen mengingat kondisi Anastasia saat ini.
"Bagaimana keadaan Anastasia?" Wen bertanya dengan nada yang gemetar.
"Istriku mengalami cedera tulang punggung. Dan sekarang ia mengalami koma. Sebentar lagi istriku akan melakukan operasi. Keadaannya tidak baik-baik saja."
"Baiklah. Aku harap Anastasia akan baik-baik," ucap Wen.
Tiba-tiba sesuatu terlintas dalam pikiran Dalton, mengapa Wen bisa tahu Anastasia mengalami kecelakaan padahal tidak ada yang memberitahu pria itu.
"Tunggu," ucap Dalton membuat Wen sedikit terkejut.
"Dari mana kau tahu Anastasia mengalami kecelakaan?"