WHO'S THE NEXT

Sejak jam pulang sekolah Seanna dan Sebastian belum pulang ke rumah mereka masing-masing. Hal itu membuat orang tua nya Seanna khawatir akan putri sulung nya. Seanna sudah di hubungi sejak pulang sekolah, namun ponsel nya tak bisa di hubungi. Bahkan Ayah nya Seanna sudah menghubungi Sebastian. Entah mengapa mereka berdua sama-sama tak bisa di hubungin sama sekali. Orang tua Seanna yakin bahwa putri nya bersama dengan Sebastian. Ezra juga di suruh pulang untuk mencari kakak nya itu. Padahal hari ini Ezra ada ekstra basket di sekolah nya.

“Ish, tu anak kemana sih? Kerjaan nya bikin khawatir Bunda aja.” Gumam Ezra yang mulai menaikan kecepatan motor nya.

Sedangkan Ayah nya Seanna sudah pulang ke rumah karena khawatir pada putri nya itu. Bunda nya Seanna resah dari tadi. Padahal biasanya Seanna di antar kan pulang oleh Sebastian. Jika mereka berdua ingin pergi, pasti mereka izin terlebih dahulu ke Bunda nya Seanna.

“Mereka kemana sih? Kok ga izin kalau mau main. Ini Hp nya juga pada ga bisa di hubungi,” celoteh Bunda nya Seanna.

“Tenang ya, sayang. Kita tunggu Ezra pulang dulu. Kamu jangan khawatir kaya gini, kita doa in yang terbaik aja.” Mendengar ucapan suami nya, membuat Bunda nya Seanna bisa lega sedikit.

Ezra yang masih di jalan semakin khawatir. Ia sudah berusaha menghubungi Seanna dan Sebastian. Tapi tetap saja hasil nya sama, tidak ada satu pun yang menjawab. Biasanya Sebastian itu fast respon jika keluarga Seanna yang menghubungi nya. Ini pertama kali nya pula mereka berdua menghilang bersama. Awal nya Ezra ingin langsung pulang ke rumah. Namun ia menyempat kan untuk mampir dulu ke sekolah Seanna, siapa tahu mereka berdua masih di sana.

Saat Ezra sampai di sana, sekolah itu sudah sangat sepi. Akhirnya Ezra bertanya kepada satpam, apakah masih ada siswa yang belum pulang.

“Wah, kalau itu saya kurang tahu ya, Dek. Harus nya udah pada pulang sih, kan ini sudah menjelang malam. Guru-guru aja barusan pulang tadi,” jelas satpam itu pada Ezra.

“Yang ekstra udah pada pulang juga ya, Pak?” tanya Ezra.

“Ekstra semua nya di libur kan, Dek. Gara-gara kasus kemarin jadi nya semua pulang cepet. Juga kan besok libur, jadi ga ada kegiatan apa-apa di sekolah termasuk besok,” mendengar jawaban Satpam itu, Ezra jadi tambah khawatir pada Seanna.

“Apa Adek nya mau ikut nge cek sama saya? Tadi sih udah tak cek, cuma siapa tahu masih ada yang di sekolah. Gimana, Dek?” tawar Satpam itu yang kasihan melihat Ezra yang tampak kebingungan.

“Boleh banget, Pak. Kita cek sekarang ya pak,” balas Ezra yang langsung semangat.

“Ayok lah.” Akhirnya mereka berdua pergi untuk mengecek apakah Seanna dan Sebastian masih di sana atau tidak.

Mereka sudah mengecek setiap ruang kelas, namun tak ada satu pun anak yang terlihat. Bahkan hari sudah gelap karena mereka hampir menyusuri satu sekolahan itu. Orang tua nya Seanna pun sudah menyuruh Ezra untuk cepat-cepat pulang saja. Namun entah mengapa menurut Ezra mereka berdua belum pulang dari sana.

“Eh, ini gelang siapa ya?” sahut Satpam itu.

“Hah, ini gelang Kakak saya,” balas Ezra yang langsung cepat-cepat memfotokan gelang itu pada Bunda nya.

Ezra semakin yakin bahwa Seanna dan Sebastian masih ada di sekolah itu. Bahkan respon Bunda nya Seanna sangat terkejut saat melihat gelang itu. Bagaimana bisa gelang nya Seanna terlepas? Padahal gelang itu menggunakan pengait, tak mungkin lepas begitu saja. Satpam itu ikut memperhatikan gelang Seanna. Satpam itu juga melihat ke sekitar. Tiba-tiba saja Satpam itu pergi ke arah semak-semak setelah melihat sesuatu yang berkilau.

“Ini pengait nya kan? Kok bisa patah?” tanya Satpam itu yang kebingungan.

“Berarti gelang nya putus,” gumam Ezra yang tambah khawatir.

“Wah. Tapi kayak nya gelang nya mantul terus pengait nya jatuh ke sini,” penjelasan Satpam itu sangat masuk akal sekarang.

“Arti nya gelang nya jatuh dari atas,” timpal Ezra yang langsung melihat ke bangunan atas.

“Kemungkinan jatuh nya dari lab IPA. Tapi tempat nya di kunci karena kasus kemarin, EH.” Seketika Satpam itu sadar bahwa ada hal yang menjanggal sekarang.

Satpam itu langsung mengajak Ezra untuk mengecek ke atas. Mereka tak ada niatan mengecek ke sana, karena memang sebenarnya belum boleh di datangi siapa-siapa. Tetapi sekarang semua nya seperti berhubungan. Bagaimana bisa gelang itu jatuh di bawah lab IPA? Padahal masih ada garis polisi di sana. Satpam itu langsung menghubungi rekan nya yang lain untuk segera menyusul ke lab IPA. Takut nya ada hal yang membahayakan mereka di sana. Saat tiba di atas, ternyata garis polisi nya sudah putus. Terlihat jelas ada seseorang yang merobek paksa garis polisi itu. Ezra dan Satpam itu memperlambat langkah nya ketika melihat ada tetesan darah di depan pintu. Ezra semakin khawatir dengan Kakak nya. Bagaimana jika itu adalah darah dari Seanna? Untung saja beberapa rekan si Satpam telah menyusul mereka. Lab itu tertutup gorden, sehingga mereka tidak bisa mengintip dalam nya. Pintu nya sudah terbuka sedikit, mereka semua langsung ber siaga akan bahaya. Saat masuk Ezra langsung menghidup kan lampu. Terlihat Seanna dan Sebastian yang di ikat di kursi paling belakang dalam keadaan tak sadar kan diri. Ezra sangat terkejut melihat mereka berdua yang ternyata di sekap di dalam sana.

“Kakak!” Teriak Ezra yang langsung menghampiri Seanna.

Mereka berdua pingsan di sana. Satpam dan rekan-rekan nya langsung membantu melepas kan ikatan di tangan dan kaki mereka.

Ternyata darah yang mereka liat di luar tadi, itu adalah darah nya Sebastian. Karena tangan nya penuh darah seperti habis memukuli seseorang. Ezra mengabari orang tua nya. Ayah dan Bunda nya Seanna sangat terkejut mendengar kabar itu. Mereka ingin langsung menyusul ke sana. Tapi kata Satpam itu lebih baik Senna dan Sebastian langsung di bawa ke rumah sakit terdekat saja. Biar kan mereka yang mengantar menggunakan mobil sekolah. Jika menelepon ambulans, yang ada memancing penasaran warga sekitar.

Ezra bersyukur bisa bertemu dengan Satpam dan rekan-rekan nya itu. Mereka sangat baik dan cekatan dalam membantu orang lain. Seanna langsung di gendong Ezra menuju ke pos satpam. Sedangkan Sebastian di angkat oleh para satpam itu. Mereka langsung berangkat menuju rumah sakit. Ezra mencoba menyadarkan Seanna, namun hasil nya nihil. Mereka berdua sangat pucat, seperti sudah di sekap sangat lama di sana. Pasti mereka di berikan obat agar mereka bisa pingsan seperti itu. Hp Seanna berbunyi dari tadi. Ternyata itu adalah Shavinna yang sudah berkali-kali menelpon Seanna.