Ardian Pramana seorang pria tampan yang arogan sombong yang hobinya balapan liar dan suka mempermainkan wanita hingga membuat kakeknya resah karena dia adalah cucu tunggalnya hingga ia ingin mencari jodoh untuk sang cucunya,
karena pringai sang cucu seperti itu maka ia meminta tolong sahabatnya yg kebetulan memiliki pondok pesantren An Nur dan berharap agar salah satu santriwati berkenan agar menjadi istri sang cucu.
Apakah ada dari mereka yang bersedia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bolehkah
"kamu ingin kemana lagi Anisah?" Tanya Ardiyan
"Nisah tidak ingin kemana-mana lagi bang" bales Anisah.
"Hm ya udah kita pulang saja ya?" Ucapnya lagi dan di anggukkan Anisah.
Ardiyan pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah mereka. Hanya membutuhkan waktu tigapuluh menit mereka pun sampai. Ardiyan membuka pintu mobil untuk Anisah. Anisah yang tidak terbiasa dengan perlakuan seperti itu membuat ia tersipu.
"Terimakasih bang Diyan" ucapnya yang masih tersipu malu.
"Sama-sama istriku" balesnya membuat Anisah semakin malu.
"Ya sudah kita masuk yuk" Ajaknya penuh kelembutan sambil menggandeng tangan Anisah,
Anisah hanya mengikuti saja sampai di dalam mereka di sambut bi Asih.
"Assalamu'alaikum Bu Asih" salam Anisah membuat bi Asih heran.
"Wa'alaikumus salam neng Nisah,, Eh kok?" Jawabnya dengan mata seperti memberi isyarat.
"Nggak papa kok bi.. bang Diyan sudah tahu" jawabnya sambil membuka cadarnya yang membuat Ardiyan juga heran.
"Haa berarti hanya aku saja yang tak tahu?" Tanyanya. Dan di Anggukkan Anisah dan bi Asih.
" Kan Abang sendiri yang mengatakan kalau Nisah bisu.. ya Nisah hanya ngikutin aja keinginan Abang" jawabnya polos.
"Oh ternyata istriku nakal ya " ucapnya sambil mencubit hidung Anisah.
"Tapi kok kamu membuka cadarnya di sini" tanya Ardiyan lagi.
"Inikan di dalam rumah tak ada laki-laki bang"
"Tapi kemarin-kemarin kamu menutup jugakan? Dan lagian akukan laki-laki Nisah"
"Iya Abang laki-laki tapikan mahram Nisah sekarang dan kemarin kenapa di tutupi itu permintaan Abang sendirikan. " jawab Anisah membuat Ardiyan senang namun juga menyesali perbuatannya.
"Ya sudah Anisah ke kamar ya mau mandi" ucapnya dan meninggalkan Ardiyan di ruang tamu.
Setelah Anisah pergi Ardiyan hanya memandangi Anisah hingga ia hilang dibalik kamarnya
" Gimana caranya agar aku bisa sekamar dengannya"_batin Ardiyan.
"ya sudah sebaiknya aku mandi dulu nanti setelahnya aku akan bicarakan padanya"_Ardiyan*
Akhirnya Ardiyan pun memasuki kamarnya dan membersihkan dirinya setelah selesai Ia pun memberanikan diri ke kamar Anisah dan ia mengetuk pintu.
Tok...tok..tok..
"Masuk!" Ucap seseorang di balik kamar,
Ardiyan pun membuka pintu kamar Anisah betapa terkejutnya ia melihat Anisah duduk di meja rias mengeringkan rambutnya yang sangat panjang dan perlahan dia mendekati Anisah.
"Bolehkah aku membantu mu?" Tanyanya.
di Anggukkan Anisah, Ardiyan pun mengambil
hair dryer yang ada di tangan Anisah ia membantu mengeringkan rambutnya.
"Anisah rambut mu sangat indah" ucapnya lagi
"Makasih bang" Balesnya dengan tersenyum manis.
"Sejak kapan kamu memanjang rambut mu ini aku tak pernah melihat wanita memiliki rambut panjang seperti ini?" Tanyanya lagi
"Sejak ustadzah di tempat Anisah belajar mengatakan bahwa rambut ini bisa menutupi Aurat kita di akhirat kelak" jelasnya.
"Oh begitu aku suka sekali melihatnya" ucapnya sambil mencium rambut panjang Anisah,
"Anisah?"
"Iyaa ?"
"Bolehkah?.." ucap Ardiyan ragu
"Apa?" tanya Anisah
"Aku ingin sekamar dengan mu.. Bolehkah,?" tanyanya penuh harap.dan di anggukkan Anisah. betapa senangnya Ardiyan pun langsung memeluk Anisah.
"Bang Diyan?"
"Hmmm?"
"Kita sholat Maghrib dulu yuk?" Ajak Anisa
"Anisah mungkin aku sudah banyak lupa bisakah kamu mengajarkan ku"
"pasti bang.. yuk kita wudhu dulu" Ajaknya sambil menggandeng tangan Ardiyan. Setelah selesai mereka pun mulai melaksanakan kewajibannya terhadap Rabb nya.
--
--
Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata. Akal dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan cinta.
– Ali bin Abi Thalib --
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa 😊🙏