NovelToon NovelToon
Kisah Kimeera

Kisah Kimeera

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gibran Atharrazka

Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.

Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.

ikuti kisah Kimeera disini yah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Sementara Juan,entah pergi kemana pria itu.Mungkin juga sibuk dengan segala urusan dan aktifitasnya.Tidak ada yang peduli,hanya Celia yang masih tetap mencari tahu tentang Juan seorang.

Suara riuh rendah terdengar di gedung aula kampus.Para mahasiswa yang di wisuda tampak begitu antusias.

Penampilan cantik dari Kim mencuri perhatian banyak mata.Tentu saja membuat Vihaan mendengus tertahan.Dilain tempat yang masih satu ruangan tampak Celia yang menatap iri pada Kim.

Kim telah mencuri hati Juan tanpa Kim inginkan,lantas gadis itu juga punya Vihaan di sisinya dan terlahir sebagai putri orang kaya.Membuat Celia merasa bahwa takdir Kim terlalu bagus untuk gadis itu.Celia berpikir jika hidup Kim terlalu mulus dan indah,padahal Celia tidak tahu semenderita apa Kim dulunya,seasing apa hatinya dengan sosok sang papa yang bahkan baru ia lihat wajahnya lewat foto yang di berikan Vihaan.Celia hanya melihat dari satu sisi indahnya saja.

"Cih!kenapa selalu dia yang jadi peran utama.Semua dia miliki dengan mudah,kalau sudah begitu kenapa dia tidak bisa berbagi keberuntungan dengan orang lain.Dia sudah punya Vihaan,kenapa juga Juan harus jatuh cinta padanya?"batin Celia kesal.Melirik kearah Kim yang tampak cantik dengan riasan flawless-nya.

"Cantik banget ya Kim,beda dari biasanya"puji Mery yang kebetulan duduk di belakang kursi Celia.

"Berisik banget,memang hanya dia yang cantik"umpat Celia dengan nada kesal.

"Astaga mulutmu Celia,apa kamu akan sakit jika tidak mengumpat barang sehari saja?"tanya Mery membuat Celia memutar bola matanya kesal.

"Diam,ini hari kelulusan kita kenapa kalian sibuk berdebat"tegur seseorang membuat kedua gadis itu bungkam.

Acara berlanjut,dan ketika nama Kim disebut sebagai lulusan terbaik tahun itu,wajah Celia semakin terlihat masam.Seolah Kim sedang memperlihatkan pada semua orang bahwa dialah pemeran utama dalam cerita hidup mereka di sana.

"Menjengkelkan sekali"gerutu Celia tak suka.

Usai acara inti dan di lanjutkan dengan para mahasiswa yang mengabadikan moment berharga itu dengan berfoto bersama.Hal yang juga sedang di lakukan oleh Kim serta orang-orang terdekatnya.

"Jadi,setelah ini apa yang akan kamu lakukan Meera?"tanya Kania yang memang datang ikut mendampingi Kim bersama suami dan putranya.

Karena bagi mereka Kim layaknya putri mereka sendiri,dan karena itu mereka tidak mau melewatkan momen penting di hari itu.

"Kami sudah merencanakan liburan berdua"jawab Vihaan membuat mata Kania dan Khumaira melotot tajam.

"Hanya berdua?"tanya Kania mewakili Khumaira yang juga berniat menanyakan hal itu.

"Ya,di tambah Ben"jawab Vihaan santai.

"Terus kami bagaimana?"tanya Kania bingung.

"Kalian ya dirumah.Kenapa kalian seperti itu?kami hanya pergi berlibur bukan kabur.Jangan bertingkah berlebihan"gerutu Vihaan dengan wajah masam.

Bisa gagal rencana dia dan Kim hendak menemui Karim Mahesta jika ketiga orang tua itu ikut.

"Maksud ibu adalah,kenapa kami tidak ikut bersama kalian?"ujar Kania sedikit memaksa.

"Ibu,rencana liburan ini sudah sejak jauh-jauh hari kami rencanakan.Aku hanya menemani Meera mendinginkan otaknya setelah berbulan-bulan berkutat dengan skripsi"kata Vihaan dengan nada jengkel.

"Memangnya kalian mau berlibur kemana?"tanya Kania lagi yang terlihat lebih nyolot di bandingkan Khumaira yang punya anak perempuan.

"Mendaki gunung,silakan saja kalau mau ikut"jawab Kim membuat Kania dan Khumaira saling berpandangan.

Kania takut pada serangga sementara Khumaira takut pada daerah bersemak karena pernah di gigit ular ketika masih tinggal di pinggiran kota.

"Oh,silakan saja kalian pergi yang jelas mama tidak mau ikut,mama percaya jika Vihaan pasti menjagamu dengan baik"kata Khumaira.

Soal phobia mereka,tentu Kim tahu tanpa sengaja ketika kedua perempuan itu sedang duduk bernostalgia mengenang masa lalu.

"OK baiklah,kali ini kalian pergi saja berdua eh maksudku bertiga.Tapi lain kali kita akan pergi berlibur bersama"kata Kania sambil bergidik membayangkan ia berada di hutan dengan segala jenis serangga yang ada disana.

Kim tersenyum senang,syukurlah kedua wanita itu tidak memaksa.

Sementara Vihaan memasang wajah bingung.Pasalnya mereka tidak akan pergi mendaki,namun ketika melihat kode dari Kim,Vihaan mengerti itu cuma pengalihan saja daripada kedua orangtua mereka ngotot ikut pergi.Bisa berantakan rencana yang sudah mereka susun jauh-jauh hari.

Sementara Ibrahim,jelas saja tidak akan berkomentar banyak.Dia cukup sibuk dengan urusan di kantornya karena memang Vihaan sudah mengatakan hal itu padanya.

"Kenapa memilih untuk mendaki Meera,lebih baik kamu minta Vihaan membawamu keliling Paris saja,dan kamu bisa berbelanja barang-barang bagus di sana"kata Kania.

"Bu,Meera tidak terlalu suka pada barang branded"kata Vihaan.

"Memang putrimu itu Mai,ekonomi elit tapi selera dikit"seloroh Kania sambil tertawa.

"Ayo ma kita foto lagi"ajak Kim membuat mereka segera berpose dan si photographer siap mengabadikan momen tersebut lewat kameranya.

***

Vihaan dan Kim sedang dalam perjalan ke kota lain.Di dalam mobil berjenis Rubicon itu keduanya sedang duduk menikmati pemandangan sepanjang jalan,dan Ben sebagai sopir mereka.

"Jadi pak bos,kita ke hotel dulu atau langsung ke alamat itu?"tanya Ben pelan.

"Ke hotel dulu"kata Vihaan.

"Tidak,ke alamat itu langsung"ucap Kim terlihat tidak sabar.

"Kamu perlu istirahat sebenar Meera,dia tidak akan kemana-mana walaupun kita akan datang kapan saja"kata Vihaan lembut menoleh pada Kim yang duduk di bangku belakang.

"Aku tidak sabar Vihaan"desah Kim pelan.

"Tenanglah Meera,ada orang-orangku yang sedang memantaunya"kata Vihaan lagi.

Kim membuang pandangan keluar jendela,ada rasa bersalah pada sang mama karena sudah membohongi wanita yang teramat ia sayangi itu.

Tapi dia juga butuh jawaban.Dan jelas saja Kim butuh laki-laki itu sebagai wali nikah jika nanti ia akan menikah.Hal itu yang menjadi salah satu alasan kenapa Kim mencari sang papa.

"Vihaan apa dia sangat membenciku sampai dia tidak pernah menemuiku?"tanya Kim pelan.

"Jangan berpikir seperti itu,kamu akan baik-baik saja tanpa dia.Kamu ingatkan sejauh ini kamu selalu baik-baik saja walaupun tanpa kehadiran dia"kata Vihaan lembut.

"Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa nanti di hadapannya"kata Kim lagi terlihat gelisah.

"Tenang lah Meera,aku akan selalu mendampingimu"hibur Vihaan lagi membuat Kim tersenyum tipis.

Jujur saja ia merasa takut jika nanti Karim Mahesta menatapnya dengan benci atau berkata kasar membuatnya akan semakin terluka.

Kim tidak pernah merasakan pelukan hangat papanya,bahkan mungkin ia tidak pernah ada di gendongan laki-laki itu.

Menyedihkan sekali hidupnya,dikenal sebagai anak dari wanita hebat,namun nyatanya ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dalam hidupnya.

"Meera,berpikir positif saja.Jangan membuat kamu merasa terbebani karena hal-hal yang belum terjadi.Itu akan memperburuk kondisi hatimu,OK tenanglah semua akan baik-baik saja"kata Vihaan dengan nada lembut.

"Akan aku coba Vihaan"kata Kim lirih.

Mereka sama-sama terdiam hingga akhirnya Ben membawa kendaraan itu masuk kedalam area parkir hotel yang akan mereka tinggali beberapa hari kedepan.

"Masuk ke kamarmu dan istirahat.Sore baru kita akan menemuinya"kata Vihaan sembari membuka pintu kamar yang akan di tempati Kim.

"Kunci dari dalam"kata Vihaan lagi sebelum Kim masuk dan menutup pintu kembali.

Vihaan sendiri segera masuk kedalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Kim,sebentara Ben mendapat kamar yang berhadapan dengan kamar Vihaan.

Didalam kamar Kim segera merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Semoga,semua akan baik-baik saja"gumam Kim pelan sebelum memejamkan mata untuk beristirahat sebelum nanti ia akan pergi menemui sosok sang papa.

1
Gibran Atharrazka
Thanks to Rowan👍
Rowan
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
Mắm tôm
Cerita ini begitu menghanyutkan!
Donny Chandra
Ingin membaca lagi dan lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!