Bismillahirrohmanirrohim.
Siapa sangka dirinya akan terjebak di dalam novel buatan kakaknya sendiri, selain itu, sialnya Jia harus berperan sebagai Antagonis di novel sang kakak, yang memang digambarkan untuk dirinya dengan sifat yang 100% berbanding terbalik dengan sifa Jia sebenarnya di dunia nyata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hainadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Jia
...Bismillahirrahmanirrahim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
...🍒Selamat membaca semua🍒...
Di depan sebuah kamar dalam restoran banyak sekali wartawan yang sedang berkumpul, beberapa waktu lalu mereka mendapatkan kabar jika seorang menantu keluarga kaya melakukan perselingkuhan dengan orang asing.
Para wartawan itu tampak beramai-ramai menunggu di depan pintu sebuah kamar di dalam restoran. Mereka mulai menyuruh orang yang berada di dalam kamar untuk segera keluar, tapi tidak ada tanggapan sama sekali dari dalam.
Baik kamera maupun handphone sudah siap untuk mengambil gambar dan ingin video kejadian tentang informasi yang mereka dapat. Karena jika berhasil menerbitkan berita tentang perselingkuhan menantu dari keluarga kaya tentu saja mereka akan diuntungkan.
"Kenapa tidak ada yang keluar?" komentar salah satu wartawan sudah tidak sabar.
"Kita dobrak saja! Mungkin mereka yang di dalam berusaha untuk kabur. Atau minta petugas untuk membukakan pintu kamar ini," usul yang lain.
Beberapa wartawan mengangguk setuju, lalu salah satu dari wartawan itu menghubungi bagian restoran yang bertugas. Hingga tak lama seorang pekerja muncul.
"Ada apa, ini?" tanyanya cukup heran dan terkejut karena sudah banyak wartawan di tempatnya kerja.
Pria itu terlihat bingung. "Buka saja pintu kamar ini."
"Tapi," ujarnya ragu.
Namun, karena terus di desak untuk membuka pintu kamar, mau tidak mau dia menuruti apa yang disuruh para wartawan itu. Apalagi salah satu dari mereka mengatakan sudah mendapatkan izin dari pemilik restoran untuk meliput kejadian malam ini.
Akhirnya dia membukakan pintu kunci salah satu pengunjung restoran mereka. Sedangkan orang di dalam belum sadar jika sudah banyak wartawan dan beberapa tamu yang mendengar gosip akan tentang kelakuannya, mereka sudah tidak sabar masuk ke dalam kamar tersebut.
Orang-orang itu menatap kearah kasur dengan tatapan jijik dan tidak suka. "Sungguh memalukan, menantu dari orang kaya tapi kelakuan sangat menjijikkan," ucap salah satu pelanggan yang juga ikut para wartawan untuk melihat kejadian.
Ucapan pengunjung barusan disetujui oleh orang lain. "Seorang gadis desa tetaplah gadis desa yang tidak punya malu."
Masih banyak makin yang dilontarkan yang menyakitkan keluar dari lisan orang-orang itu, mereka terus saja merendahkan Jia.
"Mungkin dia kesepian karena suaminya tidak menyukainya. Suaminya sepertinya tidak pernah menyentuh perempuan itu. Mungkin dia kesepian."
"Benar juga namanya, Jia kalau tidak salah."
"Benar."
"Aku seperti ingat sesuatu. Dia bukankah menantu keluarga Baskara yang memang terkenal sebagai wanita yang tidak baik. Bahkan sampai suaminya sangat membenci perempuan itu."
"Benar juga. Lebih baik kita tarik mereka sekarang."
"Jia, kamu sama sekali tidak malu. Perbuatanmu sangat menjijikkan. Kamu akan membuat malu keluarga Baskara."
"Dasar perempuan mur*ahan!"
"Perempuan tidak tahu malu, sangat membuat malu keluarga besar Baskara akan ulahnya yang sangat tidak terdidik."
Sampai pintu akhirnya terbuka sudah banyak berbondong-bondong orang yang ingin ikut melihat. Sampai keributan itu membuat seorang pria yang jarang sekali ingin ikut di keramaian menghampiri suara ribut-ribut itu. Dia tak sengaja mendengar nama perempuan yang sejak tadi dia cari disebut oleh para wartawan yang berkumpul.
"Jia," gumamnya mulai ikut berada di keramaian, bahkan dia berdiri di paling depan untuk memastikan.
"Ada apa, ini?" tanyanya heran, para wartawan itu cukup penasaran karena pria yang bertanya menutup wajahnya dengan masker. Tapi mereka merasa tidak asing walaupun tak bisa menebak siapa orang dibalik masker.
"Ada salah satu menantu dari keluarga kaya di kota ini melakukan hal yang menjijikkan," jelas salah seorang dari wartawan itu. Pria itu mengangkat.
"Jika saya tidak salah kalian tadi menyebut nama Jia. Apa perempuan bernama Jia itu yang kalian maksud?" tanya Raymon memastikan.
"Benar, menantu dari keluarga Baskara memang bernama Jia."
Brak!
Seorang masuk dengan langkah santai membuat beberapa orang menatap kearahnya. "Jia," ucap Raymon pelan.
"Aku sejak tadi sedang makan, tapi kenapa Kalian terus menyebut namaku sedang berada di kamar melakukan hal yang tidak baik?" perkataan Jia membuat semua orang menatap tak percaya pada Jia.
Tapi faktanya Jia ada diantara mereka sedang di dalam kamar itu masih ada orang lain. Para wartawan mulai punya asumsi sendiri-sendiri tentang kejadian ini.
"Jika kamu benar Jia lalu siapa yang melakukan hal menjijikkan itu dan menuduh Jia sebagai perempuan yang suka selingkuh?" tanya salah satu dari mereka.
Jia mengangkat bahunya acuh. "Mana saya tau, coba buka saja siapa yang berada di dalam selimut," ujar Jia entang.
Orang yang berada di kasur di dalam kamar itu seperti belum sadar juga akan kedatangan banyak orang yang sudah penasaran siapa orang dibalik selimut.
Melihat para wartawan penasaran Jia tersenyum puas. Hampir saja dia yang terkena jebakan dari para orang-orang licik itu untung saja otak yang dia miliki tidak seperti otak pemilik tubuh aslinya yang sangat dangkal.
'Mampus, ini namanya senjata makan tuan. Salah siapa kalian ingin bermain-main denganku jangan harap kalian bisa menjebak ku. Jadi apa yang aku lakukan pada kalian sekarang ini, hanya membalikkan pada kalian apa yang telah kalian lakukan padaku.' Jia tersenyum puas saat seorang wartawan bergerak membuka selimut di salah satu kasur di dalam kamar itu.
Melihat siapa yang berada di dalam selimut mereka terbelalak. "Dia bukankah salah satu model papan atas?"
"Benar, ini akan menjadi berita yang lebih hangat lagi."
Mereka terus mengambil foto dan video, sampai keributan yang terjadi memangku perempuan dan laki-laki yang sedang tidak di ranjang yang sama dengan berbalut selimut.
Gadis itu terbelalak karena para wartawan terus mengambil fotonya. "Kalian sedang apa?" tanyanya marah. "Bukankah harusnya kalian pergi ke kamar 05 untuk meliput menantu dari keluarga Baskara," ucap Riska belum sadar jika dia yang telah terkena jebakan sendiri.
Riska berusaha terus menghindar dari para wartawan yang mengambil foto dan videonya. "Riska maksud kamu apa? Bukankah aku disini dan ini kamar nomor 05, kamu kenapa bisa berada disini bersama pria pula," sebisa mungkin Jia memberikan wajah yang terlihat sedih akan sahabatnya, tapi hati Jia tertawa senang melihat muka Riska yang mulai panik serta sekaligus malu.
Dia begitu kaget mendengar perkataan Jia barusan, Riska merasa Syok. "Kenapa aku bisa ada disini?" Dia mulai menutupi tubuh sendiri tak lupa menendang pria yang berada disebelahnya.
Arghaaa.....! Kesal Riska, dia sangat malu sekarang.
'Tentu saja karena perbuatanmu sendiri, salah siapa menggangguku." Raymon yang berdiri disebelah Jia cukup lega, tapi dia juga mulai tak menyangka jika Jia memang cerdik.
"Sebentar, sepertinya di kasur sebelah ada orang lain juga."