NovelToon NovelToon
Sistem Spin : Kekayaan Dan Kekuatan

Sistem Spin : Kekayaan Dan Kekuatan

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Naik Kelas
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Alveandra

Bagaimana jadinya jika seorang siswa SMA yang hidup sebatang kara mendapatkan anugrah sebuah Sistem Spin Kekayaan dan Kekuatan oleh seorang pengemis yang ternyata adalah seorang Dewa?.

Rendi Murdianto, seorang anak laki-laki yang hidup sebatang kara, orang tuanya meninggalkan dirinya ketika masih kecil bersama neneknya.

Hidup Rendi sangatlah miskin, untung saja biaya sekolah di gratiskan oleh pemerintah, meskipun masih ada kebutuhan lain yang harus dia penuhi, setidaknya dia tidak perlu membayar biaya sekolah.

Seragam sekolah Rendi pemberian tetangganya, sepatu, dan perlengkapan lainnya juga di berikan oleh orang-orang yang kasihan padanya. Bahkan Rendi mau saja mengambil buku bekas yang kertas kosongnya hanya tinggal beberapa lembar.

Kehidupan Rendi jauh dari kata layak, Neneknya mencoba menghidupi dia semampunya. Namun, ketika Rendi duduk di bangku SMP, Neneknya harus di panggil sang pencipta, sehingga Rendi mulai menjalankan hidupnya seorang diri.

Hidup tanpa keluarga tentu mem

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup Baru

Tentu saja Rendi bingung dengan maksud Pak Julianto, apa maksudnya dengan menghamburkan uang?

Apa karena aku makan bakso di kantin yah? Tapi kok Pak Julianto bisa tahu aku makan bakso di kantin?

Rendi bertanya-tanya dalam hati, pasalnya di sana belum ada teman-temannya saat makan, hanya ada Bu Kantin dan Rinto saja.

"Ada petugas Showroom Motor yang mencari kamu, mereka menunggu di ruang guru." ucap Pak Julianto memberitahu Rendi dengan lembut.

"Petugas Showroom?" beo Rendi bingung.

Sesaat kemudian Rendi baru teringat, kalau dia tadi pagi mendapatkan Motor dari Sistem Spin, dia langsung manggut-manggut mengerti.

Karena aku tidak punya Rumah, jadi mereka mengirimnya langsung ke sekolah, owh... aku baru tahu cara kerja Sistem Spin ini.

Pak Julianto menegur Rendi. "malah bengong, ayo cepet! Kamu sudah di tungguin mereka."

"Eh... I-ya pak!" Rendi tersadar dari lamunannya.

Rendi dan kepala sekolahnya bergegas ke Ruang guru dengan langkah cepat, karena tidak mau membuat menunggu para petugas Showroom.

Sesampainya di sana, dua petugas Showroom langsung berdiri dan tersenyum lebar saat melihat Rendi.

"Mas Rendi sudah datang toh, maaf mengganggu waktu Mas Rendi, kami kemari di suruh mengantar Mas Rendi, silakan tanda tangan Mas, buat tanda bukti." petugas Showroom terlihat sangat ramah.

Rendi tentu saja sedikit bingung, karena tidak biasanya ada orang yang seramah itu padanya, kebanyakan orang-orang yang bersama dia itu biasanya menghela napas panjang.

Rendi mendekati mereka dan langsung tanda tangan tanpa bertanya apa-apa lagi, petugas Showroom tersenyum hangat.

"Terima Kasih mas, ini Kunci Motor, surat-surat dan Helmnya, semoga Mas Rendi suka dengan Motornya." ucap petugas Showroom itu lagi.

Setelah memberikan Kunci Motor dan surat-suratnya, petugas Showroom langsung pamit undur diri, tapi Rendi menahannya.

"Tunggu dulu Pak!" seru Rendi pada kedua petugas tersebut dengan lantang.

Dua petugas Showroom menoleh. "ada apa lagi ya Mas Rendi?"

Rendi mengeluarkan uang seratus ribu dari sakunya. "ini buat beli kopi untuk kalian berdua."

"Wah, matur nuwun Mas, kami permisi ya Mas." ucapnya sopan dan wajah sumringah.

"Iya Pak, sama-sama." jawab Rendi, tersenyum simpul.

Tentu saja hal tersebut membuat keheranan para guru dan Pak Julianto yang melihat secara langsung kejadian tersebut, karena selama ini Rendi terkenal dengan julukan Siswa termiskin di sekolahnya.

Rendi kemudian membalik badan. "mumpung saya di sini, sekalian saya mau tanya sama Pak Julianto."

Pak Julianto mengerutkan keningnya. "tanya apa Ren? Sini duduk dulu."

Walaupun miskin, tapi Rendi anak yang pekerja keras, karena itulah hampir semua guru menyukainya, hanya ada beberapa guru saja yang kadang suka marah-marah tidak jelas dengan Rendi.

Rendi duduk di kursi yang ada di tempat tersebut, dia meletakkan Helm dan surat-surat Motor di atas Meja.

"Begini Pak, selama ini kan saya belajar tanpa membayar biaya sepeserpun di sini, padahal saya tidak mendapatkan beasiswa sama sekali, kalau boleh tahu berapa yah? Biaya pertahun saya sekolah di sini?" tanya Rendi terus terang.

Pak Julianto menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "kamu ini ngomong apa toh Ren, semua biaya sekolah kami sudah kami tanggung bersama, lagi pula kamu juga pakai peralatan sekolah sendiri, kamu tidak perlu memikirkan biaya sekolah."

"Benar kata Pak Julianto, Ren, kamu hanya perlu bersekolah dengan benar, tidak usah memikirkan hal lainnya." timpal Bu Nila, guru Bahasa Indonesia.

Rendi tersenyum. "sebelumya terima kasih banyak buat kalian yang sudah mau baik sama Rendi, tapi saya sekarang sudah memiliki uang, tidak sepantasnya jika saya terus mengharapkan belas kasihan kalian, jadi saya mohon untuk memberitahu semua biayanya, sekalian saya mau beli seragam baru, Pak... Bu."

Sontak saja semua guru yang ada di ruangan tersebut terkejut dengan pernyataan Rendi yang mengatakan kalau dia memiliki uang, padahal selama ini untuk makan saja Rendi seperti kesusahan.

"Ren, kamu serius?" tanya Pak Julianto keheranan.

"Saya serius pak." jawab Rendi mantap.

"Tunggu dulu, kamu dapat uangnya dari mana?" tanya Bu Lina menyelidik.

Rendi tahu kalau Bu Lina pasti mencurigai dirinya mendapatkan uang dengan cara tidak benar, dia langsung kepikiran dengan usaha kecil-kecilan. Lagi pula tidak ada yang tahu kalau dia tinggal serumah dengan Sulis di sekolahnya.

"Selama ini saya buka usaha kecil-kecilan, Pak, Bu, Saya dapatkan uang ini legal kok." jawab Rendi masih dengan senyum polosnya.

"Semuanya 6 juta Rupiah, itu belum termasuk seragam jika kamu mau beli di sini." tiba-tiba Bu Rosi buka suara dengan ketus.

"Bu Rosi, jangan seperti itu, kita bicara baik-baik." Pak Julianto yang tahu kalau Bu Rosi membenci Rendi, dia mencoba menengahinya.

"Biarin saja Pak Julianto, enak saja dia sekolah tapi tidak bayar, kalau punya prestasi wajar, lah dia otaknya saja cuma pas-pasan." Bu Rosi menatap Sinis Rendi.

Bu Lina buka suara. "Bu Rosi, anda harusnya tidak perlu bicara seperti itu, toh Rendi juga ada niatan untuk membayar biaya sekolahnya."

"Kalian berdua sama saja, selalu membela anak seperti dia, kalau sekolah ini tercemar nama baiknya, baru tahu rasa kalian!" dengus Bu Rosi sambil meninggalkan tempat tersebut, untuk pergi mengajar.

"Maaf yah Ren." Bu Lina terlihat sedih.

Rendi mengambil kartu ATM-nya dan menyerahkan pada gurunya. "Tidak apa-apa Bu, memang nyatanya saya yang salah, ini Bu tolong, saya mau membayar semuanya, sekalian seragam sama alat tulisnya."

Sekolah tersebut memang cukup terkenal, segala keperluan sekolah juga tersedia, kebetulan Bu Lina juga salah satu pembimbing OSIS, Rendi tahu akan hal tersebut, jadi dia memberikan kartu ATM-nya tanpa ragu.

"Kamu serius Ren?" tanya Bu Lina dan Pak Julian bersamaan.

Rendi mengangguk mantap, dia memang berniat untuk menyudahi masa kelamnya, dan ingin membuka lembaran baru dengan adanya Sistem Spin.

Pak Julianto dan Bu Lina saling menatap, mereka berdua mengangguk bersamaan, menyambut niat baik Rendi.

Proses pembayaran biaya sekolah Rendi semuanya sudah rampung, dia juga membeli seragam sekolah baru dengan paket lengkap, Buku tulis, Bolpoin, baju Olahraga, semuanya Rendi beli, hanya sepatu dan tas sekolah saja di sana yang tidak ada, sehingga Rendi harus membelinya sendiri nanti di pasar.

Rendi kembali melanjutkan belajarnya, dia berencana mengambil peralatan sekolahnya saat nanti mau pulang.

Pak Julianto dan Bu Lina merasa kagum dengan Rendi, di usianya yang masih muda, dia sudah membuka sebuah usaha dan mendapatkan hasil.

Mereka tidak tahu saja kalau Rendi sebenarnya mendapatkan keberuntungan yang luar biasa, mendapatkan sebuah karunia sang Pencipta yang belum tentu orang lain bisa mendapatkannya.

SISTEM SPIN : KEKAYAAN DAN KEKUATAN

1
Haris Kuyy Brengoyy
siapa kah sera naro yang di temui Rendi di pemakaman nenek nya ??
Anunnaki
Ha ha ha . . . usia17 thn msh SMA lg,apa lg dulunya miskin,wajar dong msh bingung,,,sistemnya belum ngasih ilmu bisnis ....
Anunnaki
jangankan di dunia nyata,,di dunia pernovelanpun sama,,polisi pasti punya stempel hitam . . ./Joyful//Joyful//Joyful/
Mynamee62
Luar biasa
Anunnaki
kemaren sore aku nemu duit 1juta pas aku lg jalan kaki menuju tmpt parkiran sepeda motor. 1jt di iket karet gelang....aku kasih semua duit itu ma BPK tukang parkir. bukan Krn aku kasihan ma itu bpk tukang parkir , Krn,,,,, aku gmpng menghayal lg ....
ling
sekali bocah ya bocah
Endah Pujiatun
bagus
Riduan Situmorang
Luar biasa
Juremi Tosono
sangat menarik cerita nyaaa
Dudinsyarah
Luar biasa
Ariana
Wanpis😨😨 Haki anjirt,
Adi Rochadi
Luar biasa
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
kalau ada di dunia nyata kayak gimana tentram dunia,,,,,🤭👍👍💪💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
Giman klau mereka tau bahwa mereka saudara emang tidak sedarah tapi kan bapak sama ibu mereka sudah suami istri,,,,
gimana kecewanya Rendi tau ibu kandung masih ada,,,,,,,,🤔🤔😢😢
Yurniati
terus lanjut thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Oktafianto Gendut
Luar biasa
Oktafianto Gendut
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!