NovelToon NovelToon
Penjagaku Kalong Wewe

Penjagaku Kalong Wewe

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Beberapa belas tahun yang lalu, di kota bilangan depok telah hilang seorang anak kecil, disebuah hutan bambu.

Semua orang tampak sibuk membawa barang_barang yang bisa di pukul, untuk menimbulkan suara_suara yang nyaring.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Imam Menemui Ki Sabdo

  Imam menganggukkan kepalanya menyetujui usulan Rio, Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke parkiran motor. Di sana imam dan Rio sudah bisa melihat Vini yang sedang duduk di atas motor matic nya, yang berwarna hitam sambil memainkan hp-nya Rio melirik kearah iman dan mengeluarkan motornya.

 Vini yang melihat kehadiran kami langsung turun dari motor, yang semula ia duduki dan berjalan ke arah kami.

    "Gua tunggu di depan gerbang Man" Ucap rio lalu menyalakan motor sport miliknya, imam memberinya jempol pertanda oke. Imam masih memandang punggung sepupunya Rio yang sudah mulai menjauh.

  Vini melemparkan sebuah senyuman manis ke arah Imam, kemudian menggandeng lengan Imam. Imam sempat kaget dengan tingkahnya barusan, dengan lembut Imam berusaha melepaskan genggaman tangan Vini di lengannya.

    "Kita ngobrolnya di bawah pohon mangga lagi yuk Mam" ajak Vini sambil menunjuk sebuah pohon mangga.

 Pohon mangga itu kan ada kuntilanaknya gimana kalau dia muncul lagi.

    "Kok bengong kalau nggak mau ya kita ngobrol di sini aja" ia memberikan pilihan kedua.

   "Ya udah di sana aja" kata Imam sambil mengarahkan pandangannya ke arah pohon mangga, nah suara yang keluar dari imam terdengar seperti angin.

 Mereka pun berjalan ke arah pohon mangga tersebut, lalu mereka duduk dengan jarak cukup jauh. Tapi Gadis itu malah menggeser duduknya, hingga merapat imam mulai risih dengan sikapnya kemudian berdiri.

   "Kamu Dingin sekali ke aku sekarang Mam" Vini ngucapin itu dengan nada sedih.

    "Katanya mau ngomong Ya udah ngomong aja Vin" kata Imam yang malah mengalihkan pembicaraan.

   "Remon itu sebenarnya sepupu aku, bukan pacar aku Mam" Kata Vini dengan wajah tertunduk.

  Imam terkejut mendengar kalimatnya barusan memandangnya dengan penuh tanda tanya, aku yang nyuruhnya datang menjemput waktu itu. Dan berpura-pura menjadi pacar aku di depan kamu" Kata Vini yang semakin membuat Imam tak mengerti.

"Kamu pasti kaget dan tak mengerti mengapa aku lakukan hal itu, alasannya adalah karena aku takut Mam" Ucapan Vini terputus, lalu mendengar isak tangisnya.

Imam sempet bingung waktu mendengar Vini bilang Jika ia takut, tapi imam tetap terdiam memberinya kesempatan untuk menjelaskan semua.

"Aku takut kalau nanti kita pacaran, dan seandainya sampai ke pernikahan. Nantinya anak kita akan ngalamin nasib seperti aku" kata Vini lagi setelah mengusap air matanya.

"Kita masih SMA Vin masih jauh dari yang namanya rumah tangga" Ucap Imam, dengan memukulkan telapak tangannya ke batang pohon mangga yang besar.

"Aku nggak mau kalau nantinya anak kita akan menjadi anak indigo, sepertiku dan kamu yang selalu merasa tersiksa. Merasa terasingkan dan merasa sendiri meski dalam keramaian mam, aku nggak mau" Jawabnya lagi kali ini sambil berdiri, mendekat ke arah Imam.

Imam menoleh ke arah Vini yang memegang bahunya dari belakang.

"Oleh karena itulah aku membuat sandiwara dengan remon, semata-mata untuk menjauhkan kamu. Bahkan untuk menghilangkan rasa cintamu buat aku mam" Tambah Vini lagi imam yang sudah cukup mendengarkan penuturannya. Kemudian melepaskan pegangan tangannya dari bahu Imam, lalu bersandar ke atas ke pohon mangga. Sambil membelakangi Vini, pandangan mata Imam menatap ke arah area parkir yang nampak mulai lengan.

"Lu tahu Vin, lu udah berhasil menghilangkan rasa yang mungkin namanya cinta di hati gua buat lo" Kata Imam perlahan, tiba-tiba Vini memeluk Imam erat dari belakang.

"Aku minta maaf Mam aku sudah menyadari keegoisanku, aku mohon jangan Hilangkan rasa untukku di hati kamu" Ucap Vini sambil memeluk Imam, Imam menarik nafas panjang membiarkannya untuk tetap memeluknya.

Mendadak ia melihat seorang gadis berjilbab sedang berdiri, menatap mereka dari arah parkiran.

"Itu kan Tasya" Ucap Imam

"Sya Tasya tunggu sya" Teriak Imam Seraya melepaskan pelukan Vini, dan berusaha mengejar gadis yang sudah berlari Imam yakin itu Tasya.

"Imam" Teriak Vini dari belakang sama sekali tidak iya hiraukan, dia terus berusaha untuk mengejar Tasya. Beberapa kali Imam menabrak siswa lain, jangankan minta maaf untuk berhenti berlari aja sudah tidak terlintas di benaknya saat itu. Yang harus dia lakukan adalah menghentikan Tasya, dan menjelaskan tentang kejadian tadi antara dirinya dan Vini.

Matanya menjelajahi tiap sudut jalan depan sekolah, nafasnya terdengar tidak beraturan namun sosok Tasya tetap tidak terlihat.

"Ah sialan" teriak imam sedikit kencang seraya menendang kaleng bekas, minuman ringan hingga terlempar jauh.

______

Sudah 3 hari terlewati sejak tasya melihat dirinya bersama Vini, sejak itu pula Imam gagal menghubunginya setiap pesan yang dikirimkan tidak ada satupun yang dibalasnya. Imam mencoba menelponnya tapi hanya operator yang menjawabnya, sepertinya Tasya udah benar-benar tidak mau lagi mendengar penjelasan Imam.

Sementara Vini gadis itu masih saja mencoba mendekati Imam, barulah sikapnya berubah dingin begitu Imam bilang;

"Maaf Vini saya sudah punya cewek, yang namanya Tasya" dan Imam pun memutuskan untuk menemuinya langsung, keesokan harinya di sekolahnya.

Hari ini Imam sudah terlanjur bersama Sekar untuk menemui penjaga gerbang Utara, Ki Sabdo setelah pulang sekolah. Imam beralasan untuk menemui salah satu guru kepada teman-temannya, seperti biasa Rio menjadi salah satu yang paling kepo nanya ini itu kepada Imam.

Tapi Imam menjawab dengan Bohong, kalau dia bilang ingin bertemu dengan penguasa gerbang utara. Pastilah dia akan ngakak ngetawain, makanya hal-hal yang di luar nalar itu akan tetap disimpan pada diri sendiri. Sampai tiba saatnya ia akan menceritakan pada seseorang, suatu saat nanti.

Setelah yakin semua teman-teman sudah tidak ada di sekolah, imam dan Sekar yang dari tadi sudah ada di samping. Mulai berjalan menuju ke arah ruang kosong, bekas perpustakaan yang sudah lama tidak digunakan.

"Ada seseorang mengikuti kita kan Mas, seseorang yang juga bisa melihatku" Seru Sekar sambil menoleh ke belakang.

"Siapa? tanya imam singkat.

"Sudahlah Biarkan aja nanti juga dia akan kena batunya sendiri" Ucap Sekar.

Lalu mereka pun melanjutkan perjalanan, Imam sempat melihat beberapa penampakan. Seperti pocong yang berdiri di samping pohon pisang, yang ditanam sebagai bahan praktek anak biologi.

Lalu ada juga makhluk yang bertubuh tinggi yang ditutupi bulu-bulu cukup panjang, sesosok kuntilanak yang pernah diintimidasi oleh Sekar Seberapa waktu lalu.

Terlihat tertawa melihat kami suaranya seperti dari jauh, kontras sekali dengan sosoknya yang cukup dekat. Imam beberapa kali terkejut saat melihat penampakan yang datangnya cukup tiba-tiba, tapi hatinya sedikit tenang ketika ada Sekar berjalan bersamanya.

"Di sana di ruang kosong itu Ki Sabdo menunggumu Kang Mas" Tunjuk Sekar ke arah depan

"Kamu ngga ikut? tanya imam ragu_ragu.

"Pesan Ki Sabdo aku tidak boleh bersamamu saat kau menemuinya Kang Mas" Ucap Sekar lagi.

"Nanti kalau aku dibuat celaka gimana Sekar? Tanya Imam dengan nada memelas, berusaha membujuknya untuk menemaninya.

Sekar sekilas tertawa kecil selalu menatap iman dengan tatapan penuh arti.

"Tidak ada seorangpun yang berani menyakitimu Kang Mas, Selama masih ada aku yang menjagamu. Insya Allah kau akan aman lagi pula Ki Sabdo tentu tidak bodoh, untuk berani mencelakakan salah satu keturunan Ki Suta" Jawab Sekar dengan yakin.

Imam hanya mengangguk perlahan, dalam hati ada keraguan akan bertemu dengan Ki Sabdo. Sudah memenuhi rongga dadanya, dengan mengucap Bissmillah Imam lalu berjalan menuju ke arah ruang gudang kosong.

Yang dari arah luar aja sudah menakutkan, sebelum membuka pintu ruangan itu yang terlihat kuncinya sudah meleleh. Seperti terkena api imam menoleh kearah Sekar, Jin wanita itu memberi senyuman sambil menganggukan kepala.

Seolah menyuruh ia untuk segera masuk, suara decit pintu yang dibuka terdengar cukup kencang.

Gelap sekali didalamnya, seperti sinar matahari tak mampu menembus pekatnya ruangan itu.

Saat Imam sudah mulai memasukinya, bau aroma di debu untuk menusuk hidungnya.

"Assalamualaikum" Ucap Imam.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Terdengar suara berat dari kegelapan, keberanian saya yang awalnya sudah terkumpul tiba-tiba meleleh. Setelah mendengar suara tersebut, tiba-tiba Seberkas cahaya muncul dan menyilaukan mata pemuda itu.

Bersambung....

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
like
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!