Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 pulanglah
"Mah Rani kekamar ya mau bersih-bersih takut telat ke kantor,jarak dari rumah mamah ke kantor Rani kan lebih jauh kalau gak cepet-cepet Rani kesiangan dan terlambat." Ucap Rani setelah masuk ke dalam rumah.
Sarifah hanya menjawab dengan anggukan kepala,setelah melihat memantunya benar-benar masuk ke dalam kamar.Arman menarik tangan istrinya dan membawanya ke kamar.
" Katakan sama papah apa yang sudah dilakukan anak kita pada Rani?" Todong Arman dengan raut wajah yang terlihat seperti singa yang siap menerkam mangsanya.
" Sabar pah, tenangkan diri papah duduk dulu." ucap Sarifah yang sangat paham akan kehawtiran suaminya,melihat Rani sampai datang kerumahnya sudah sangat menjelaskan seberapa besar kesalahan yang diperbuat oleh putranya.
Rahang Arman mengeras bahkan urat nadinya sampai terlihat begitu jelas.Sarifah menarik nafas panjang,dia tau benar suaminya sudah dikuasai amarah.
" Kataka mah!" Sentak Arman yang tak sabar karna melihat istrinya masih bungkam.
" Sstttt diam pah,pelankan suara papah.Rani disini,apa papah mau dia mendengar papah berteriak?" Ucap Sarifah.
Suami Sarifah mengacak rambutnya dia begitu frustasi dengan keadaan.Ia ingin meluapkan amarahnya namun ia juga harus bisa menahan dan terlihat baik-baik saja didepan menantunya.
Setelah melihat suaminya jauh lebih tenang,Sarifah lantas duduk dan menunduk karna dia tak berani menatap wajah suaminya.
" Pah,hiks hiks Langit selingkuh dengan adik iparnya.Tadi malam mamah gak sengaja mendengar..." Sarifah tak kuasa melanjutkan ceritanya.Mengingat hal itu saja rasanya dia teramat jiji,suara lenguhan aura dan erangan dari langit membuat dirinya merasa malu dan sekaligus sangat menyayangkan tingkah laku putranya.
" Mendengar apa?" Sentak Arman.
" Mendengar suara Rena yang sedang..."
" Sedang apa mah, Langit bermain gila dan tidur dengan adik tirinya dirumahnya sendiri disaat ada mamah dan Rani?" Tanpa mendengar kelanjutan cerita dari istrinya,Arman bisa menyimpulkan sendiri.
Sarifah hanya bisa mengangguk lemah dengan tubuh yang bergetar.Merasa sesak didadanya,air matanya tak bisa terbendung lagi.Air mata yang sengaja ia tahan didepan menantunya agar tak tumpah nyatanya tak bisa tertahan di depan suaminya.
Griyuuut
Kedua tangan Arman mengepal dibalik punggung istrinya.
" Anak tidak tau diri, benar-benar bajingan langit.Dimana otaknya,dimana akal sehatnya!" Geram Arman.
Tak jauh berbeda dengan Rani,wanita malang itu masih berada didalam kamar mandi.Di bawah guyuran shower Rani memeluk lututnya sendri.Tangisnya pecah diiringi derasnya air yang mengalir di atas kepalanya.
" Tega sekali kamu mas,aku tak pernah menyangka kamu sebejad itu.Kamu sangat menjijikan mas.Hiks hiks." Rintih Rani.
" Aku terlalu bodoh sampai aku tak sadar akan semua penghianatan kalian selama ini.Aku bodoh aku bodoh,huaaaaaa." Rani terus memukul kepalanya sendiri dengan kedua tangannya.
" Aaaaakkkkhhhhh Rena kenapa kamu tega sekali dek.Siapa aku bagimu,tidak adakah orang lain lagi yang bisa kamu rayu selain suamiku.aaaaakkkhhhhhh aku benci kalian aku benci. Kenapa dari sekian banyaknya laki-laki didunia ini kamu pilih suami ran,kenapa harus mas langit."
Bugh
Bugh
Berkali-kali Rani menghantam kepalanya dengan kedua tangannya.Rasa sakit yang ia rasakan tak sebanding dengan rasa sakit dihatinya.
Cklek
" Ran,Rani kamu masih mandi nak?"
Panggilan Sarifah membuat Rani berhenti memukul kepalanya.
" Iya mah,sebentar lagi Rani selesai." Ucap Rani dari dalam.
Karna tak mau membuat mertuanya hawatir Rani gegas mandi dan bersiap setelah selesai ia lantas keluar dari kamar.
" Mah Rani langsung berangkat ya mah." Pamit Rani dengan wajah tertunduk.
" Sarapan dulu Ran." Perintah Arman.
" Rani masih belum lapar pah." Jawab Rani.
" Heii,suaramu serak.Kamu baru saja menangis sayang?" Tanya sarifah sembari mengangkat dagu Rani dengan tangannya.
" Ti-tidak mah." Dusta Rani,namun suaranya bergetar.
" Rani,tatap mamah." Ucap Sarifah yang masih berusaha mengangkat dagu Rani.
Greeep
" Hiks sakit sekali mah,apa salahku,apa kurangku dan apa yang tidak ada pada diriku tapi ada pada Rena.Dia adikku mah,adik kandungku,huaaaaa." Tangis Rani kembali pecah dipundak ibu mertuanya.
" Kamu tidak salah dan kamu tidak punya kekurangan apapun nak.Yang salah adalah langit dan Rena,mereka tidak punya moral dan mereka tidak punya hati.Mereka menjijikan,mereka tak ubahnya binatang." celetuk Arman.
" Papah?" Ucap Rani.
" Iya nak papah sudah tau semuanya." jelas Sarifah.
" Maafkan kami nak,maaf entah dari dosa mana yang membuat kami mendapatkan hukuman menyakitkan seperti ini.Jujur kami sangat malu nak,bahkan papah tidak berani menatap wajahmu.Papah benar-benar sudah merasa gagal menjadi seorang ayah,papah minta maaf Rani maafkan papah." Arman tertunduk didepan Rani dengan tangan yang ditangkupkan didepan dada.
Tak hanya arman bahkan Sarifah pun melakukan hal yang sama.
Sepasang suami istri itu berlutut didepan Rani.Dengan wajah yang sudah berlinang air mata.Keduanya tertunduk lemas,merasa malu dengan kelakuan putranya.
" Mah pah jangan seperti ini,aku sungguh tidak ada maksud seprti ini.Kalian tidak ada salah denganku,kalian tidak perlu seprti ini.Bangunlah mah pah aku mohon." Ucap Rani.
" Jika kamu sudah memaafkan kami." Isak Sarifah.
" Aku sudah memaafkan kalian karna kalian tidak salah mah pah bangunlah." Ucap Rani sembari meraih tangan sarifah dan Arman dengan kedua tangannya.
Suami istri itu berdiri dan keduanya memeluk Rani bersamaan.
" Terimakasih nak,jangan pernah kamu berfikir untuk pergi dari kami.Kamu tetap putri kami,kami tidak akan pernah bisa berpisah dari kamu.Biarlah anak kurang ajar itu yang pergi dari kami,kami tidak Sudi punya anak yang menjijikan seprti itu.Hari dimana dia sudah menyakiti kamu maka dihari itu kami menganggap dia sudah mati." Ucap Arman.
Tes
Tes
Tanpa mereka bertiga sadari sepasang telinga mendengar semua dan melihat semua pembicaraan mereka dari depan.
Lutut langit terasa lemas begitu mendengar kenyataan bahwa Istri dan orangtuanya sudah mengetahui apa yang dia lakukan.Namun bukan hanya itu yang membuatnya sakit,kenyataan bahwa orangtuanya lebih memilih Rani dibanding dirinya juga sangat menyakitikan.Namun sesaat Langit sadar jika semua itu tak luput dari kesalahannya.
" Rani,maafkan mas." Gumam Langit.
Bruuuk
Kpyaar
Suami Rani tersungkur dan tanpa sengaja kakinya mengenai pot bunga yang ada didekatnya.
Tiga orang yang ada didalam saling tatap dan detik berikutnya mereka keluar.
Mata Arman membulat sempurna saat melihat ternyata langit ada dirumahnya.
" Ada apa kamu kemari? Pergi dari sini dan jangan pernah kamu menginjakkan kakimu dirumah ini lagi,kamu bukan lagi putraku.Aku lebih baik tidak punya putra dari pada punya tapi bersifat seperti binatang!" Berang arman sembari mendorong putranya hingga terjatuh.
" Maafkan aku pah mah,Rani maafkan mas.Ayo kembali sayang,mas janji tidak akan pernah mengulangi lagi.Mas janji akan meninggalkan Rena,kita usir dia dari rumah.Kita bina kembali rumah tangga kita.Maafkan mas sayang maaf." langit terus memohon namun Rani tetap bergeming.
Lidahnya kelu dan tak bisa lagi mengatakan apapun.
" Tega sekali kamu mas,dengan mudahnya kamu menyakitiku dan sekarang setelah kamu bersama Rena kamu mau mencampakkannya begitu saja.Terbuat dari apa hatimu mas?" Gumam Rani.
" Mah,pah Rani berangkat dulu ya.Rani takut terlambat dan membuat pak Ardan marah." Ucap Rani.
" Oh iya papah lupa pak Ardan itu atasan papah sedang meninjau dikantor cabang,papah lupa kalau perusahaan tempat kamu juga dalam naungan perusahaan tempat papah bekerja.
Kalau begitu papah antar kamu Ran,tunggu sebentar papah ambil kunci mobil dulu.Mah masuk rumah dan kunci dari dalam,jangan biarkan orang asing masuk kerumah kita." Ucap arman begitu menyayat di hati langit.
Bersambung....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."