NovelToon NovelToon
Di Atas Ranjang Dokter Dingin

Di Atas Ranjang Dokter Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Terlarang
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Virginia menjual keperawanan yang berharga pada Vincent demi menyelamatkan nyawa adiknya yang saat ini sedang koma. Namun, Vincent yang sedang mengalami prahara dalam hubungannya dengan sang mantan istri, menggunakan Virginia untuk membalas dendam pada sang mantan istri.
Vincent dengan licik terus menambah hutang Virginia padanya sehingga anak itu patuh padanya. Namun Vincent punya alasan lain kenapa dia tetap mengungkung Virginia dalam pelukannya. Kehidupan keras Virginia dan rasa iba Vincent membuatnya melakukan itu.
Bahkan tanpa Vincent sadari, dia begitu terobsesi dengan Virginia padahal dia bertekat akan melepaskan Virginia begitu kehidupan Virgi membaik.
Melihat bagaimana Vincent bersikap begitu baik pada Virgi, Lana si mantan istri meradang, membuatnya melakukan apa saja agar keduanya berpisah. Vincent hanya milik Lana seorang. Dia bahkan rela melakukan apa saja demi Vincent.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Vincent's Obsession

Usai menjalani beberapa pemeriksaan untuk dirinya sendiri, Egi berniat melihat El. Meski masih lemas rasanya, tetapi usai operasi dirinya belum melihat keadaan El sama sekali.

"Tidak perlu kesana! Saya akan menjelaskan keadaan Elvano kepadamu di sini!"

Perawat yang akan membantu Egi berdiri terkejut bukan main mendengar suara Vincent yang menyeramkan. Segera setelah menemukan ekspresi tegas Vincent, ia undur diri.

"Kak—tapi!" Egi hanya bisa meraih udara yang hampa sebab perawat itu melesat secepat kilat dari sebelahnya, dan Vincent mengunci ruangan itu sebelum mendorong bahu Egi hingga jatuh terduduk di ranjang.

Sejenak meluruskan kertas, Vincent menatap Egi yang ketakutan. "Hasil operasi Elvano sesuai dengan apa yang kamu harapkan! Dia bisa bertahan tetapi jika dia ingin tetap hidup maka bukan lagi uang 500 juta yang akan kamu butuhkan! Selain jika nanti dia bisa mempertahankan hidupnya, dia juga akan kembali belajar dari tahap 0 hidupnya. Berjalan, berbicara, bahkan makan. Jangan tanyakan bagaimana dia menjalani hidup dan jangan berharap keajaiban!"

"Saya akan bekerja lebih keras lagi, Dokter!" Sesusah apa itu memangnya? Ada yang lebih susah daripada hidup seorang diri bersama bayi baru lahir kemudian membesarkannya hingga 14 tahun usianya?

"Ketika belajar dari tahap 0 kehidupannya, fisiknya tidak kembali ke tahap 0, artinya dia tidak menjadi bayi lagi, melainkan fisik dewasa, tapi dengan keadaan bayi. Sanggup membayangkan?"

Syok mengetahui bahwa Vincent seperti sedang membaca pikirannya, Egi mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

Vincent duduk, masih menatap Egi dengan tatapan yang sama. "Dia butuh beberapa alat bantu seperti kursi roda, terapis, dan perawatan yang tidak akan murah!"

Egi menunduk, kepalanya pusing.

"Dia bertahan hidup Virginia! Untuk biaya ke depannya, kau apa sudah mempertimbangkannya lagi?" Vincent menekan lebih keras agar Egi tidak lepas darinya. Mendadak dia menginginkan anak ini tetap di bawah kendalinya. Kasihan? Atau butuh?

Helaan napas Vincent terdengar oleh telinga Egi seperti merasa kalau Vincent kesal, lelah, dan jengkel. Mendadak hatinya dipenuhi benang yang kusut, lalu suara lebah yang berdengung seperti bersarang di telinganya.

Dadanya sesak memikirkan segalanya. El bisa saja ia biarkan meninggal dunia dengan keterbatasan dirinya, tapi Egi tidak tega. Teringat bagaimana dia membawa El kemana-mana saat masih bayi. Teringat bagaimana paniknya Egi saat El sakit. Teringat pula senyum anak itu saat menerima sebungkus nasi usai menahan lapar seharian.

Tapi sambungan biaya itu ... dia dapat dari mana lagi? Benarkan semahal itu biayanya?

"Aku bisa memberimu uang sebanyak apapun yang kamu mau asal—"

"Dokter!" potong Egi seraya mendongak, memperlihatkan air mata yang memenuhi wajah. "Anda memiliki keluarga! Saya ...."

Egi menunduk, terisak. "Saya tidak mau merusak keluarga orang lain. Saya akan mencari tahu siapa yang menabrak El—"

"Tanpa dukungan kekuatan yang besar, kamu pikir mereka akan datang cepat-cepat ke sini? Membiayai adikmu, lalu berlutut mohon ampun?!" sarkas Vincent.

Ia menghela napas. "Jika kamu berpikir semudah itu, bukankah seharusnya pelaku berada disini, sedang berlutut di kakimu ... memohon untuk tetap berdamai?"

Tak ada sahutan dari Egi, sehingga Vincent melanjutkan. "Pikirkan saja nasib adikmu ke depan! Jika aku menawarkan, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun termasuk keluargaku!"

Ya Tuhan! Benarkan dia harus menjual diri seperti yang dia takutkan selama ini? Sesuatu yang sama sekali tidak Egi pikirkan untuk bertahan hidup.

Vincent seperti sudah membaca pikiran Egi ketika semua yang Egi rencanakan dijegal dengan mudah oleh Vincent.

"Dokter, saya ingin menghentikan pengobatan Elvano!" Cukup sampai disini saja dia berdosa!

...

Vincent kembali bekerja di meja operasi selama berjam-jam sesuai jadwal yang direncanakan. Pria itu masih sama dingin dan menyeramkan mukanya seperti biasa, sehingga tidak ada satupun yang berani bermain-main dengannya. Jefri pun tidak.

Konsultasi yang sangat panjang dan melelahkan juga masih ia hadapi setelah operasi. Dia bukan robot jadi tetap merasakan lelah. Terkadang Vincent tidak meninggalkan rumah sakit hingga 2 atau 3 hari jika sesuatu yang mendadak terjadi.

Itu sebabnya dia membiarkan Lana tetap bersamanya. Brie membutuhkan pengasuh. Meski bercerai, bukankah lebih baik Brie diasuh ibunya sendiri? Dia hanya perlu memberi makan dan uang belanja sebagai gaji.

Tidak ada namanya cinta seperti yang dikatakan Jefri, tetapi tidak pernah disangkalnya secara frontal. Itu tidak penting. Penilaian siapapun tidak penting untuk Vincent.

Namun seperti yang dia pikirkan ketika melihat Lana di ruangan Egi. Lana pasti melakukan sesuatu sampai Egi ingin lepas darinya. Padahal Vincent sudah merasa pas dengan anak itu. Dia menyukai sensasi saat bersama Egi.

Vincent sudah mengatakannya bukan?

Langkah Vincent terhenti saat berniat membawa Egi ke ruangan Elvano. Hari sudah sangat larut ketika pintu ruangan Egi terbuka dan menampakkan sosok Lana di sana.

Wanita itu tidak terkejut sama sekali melihat Vincent justru dia tersenyum.

"Kau juga sudah selesai?" Lana berjalan anggun ke depan Vincent. "Kita pulang bersama kalau begitu!"

Seakan menutup mata akan betapa datar dan dinginnya sikap Vincent, Lana mengamit lengan Vincent. Menarik pelan agar mereka bisa berjalan bersama.

"Pulanglah!" Vincent melepas tangan Lana darinya. "Jaga Brie baik-baik! Aku tidak pulang hari ini!"

Vincent melangkah ke ruangan Egi usai mengatakan itu, membiarkan Lana termenung seorang diri.

Dari wajahnya terlihat seperti sedang menyimpulkan sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Setelahnya dia tidak perlu mengejar atau mengintip.

"Aku tidak akan menyerah, Vin!"

...

Vincent mengatur sendiri kursi roda untuk Egi saat ingin ke ruang perawatan Elvano. Melihat dari kaca luar, bisa dilihat jelas bagaimana keadaan Elvano yang penuh dengan alat medis yang terhubung dengan layar monitor dimana semua itu mengeluarkan bunyi bib begitu menyayat hati.

"Saya sudah mengatur surat persetujuan pelepasan seluruh alat yang menempel di tubuh adikmu! Tanda tangani lalu kamu boleh membawa adikmu pergi!"

Egi mengusap air matanya. Hatinya seperti tersayat.

"Kamu bisa masuk untuk melihat napasnya terakhir kali! Tadi dia sudah merespon dengan menggerakkan bola mata dan jari! Meski masih jauh, itu adalah respons yang kami harapkan! Dengan beberapa kali operasi lagi, aku rasa, adikmu bisa kembali membuka matanya untuk melihatmu!"

Vincent memegang pundak Egi. "Turut berduka untuk Elvano Virginia!"

Menepuknya pelan beberapa kali, Vincent berniat pergi dari sana, tetapi Egi dengan suara seraknya berkata;

"Saya bersedia—" Egi terisak.

"Untuk?!" Vincent di belakangnya mengeluarkan senyum aneh.

"Saya mau melakukan apa yang Dokter mau!" isak Egi hingga membuat suaranya semakin hilang.

"Mari kita buat perjanjian yang jelas, Virginia! Aku tidak ingin kita salah paham lagi!"

"Saya bersedia untuk anda sampai adik saya sembuh! Saya berjanji!"

Setan di hati Vincent bersorak riuh seiring senyum licik pria itu terukir.

"Aku memegang janjimu, Virginia!" Vincent memegang bahu Egi penuh kuasa. "Seluruh konsekuensi akan kamu tanggung jika ingkar!" tekannya kemudian.

Hati Egi benar-benar hancur saat ini! Tuhan, ampuni aku, teriaknya dalam hati.

1
Lilih Malihatun
no komen lanjut aja hehee
Apriyanti
lanjut thor
Lilih Malihatun
wkwkwkwkkw omg dibalut beneran
Apriyanti
🤣🤣🤣🤣🤣
El rahma
🤣🤣🤣🤣🤣 lucu bgt.
YPermana
wkwkwk serius si jefri mau bungkus lana
Lilih Malihatun
vincent sepertinya seperti kucing garong hahhahaa
Apriyanti
lanjut thor
Lembayung Senja
lanjut
yellya
wkwkwkw singa🤭🤭🤭🤭
hasimnely
next
Lilih Malihatun
thanks kak misshel gercep up nya
ɯıssɥǝן: sama2 kak😇
total 1 replies
Lilih Malihatun
yg ular mah kamu kali Lana ? egi mah istrinya hahhaa...dasar lana ular /Tongue//Tongue/
ɯıssɥǝן: itu ulet kali kak, gatel bener🤣
total 1 replies
yellya
ck si lana ni ganggu aja 😡
ɯıssɥǝן: eh ya ampun, lana izin nongol dan ganggu bentar🤣🤣🤣
total 1 replies
YPermana
sakiiit neh lana
ɯıssɥǝן: lupa beli obat🤣
total 1 replies
Zeni Supriyadi
eh main jambak aja ayo Egi balas tuh si Lana. jgn takut kamu kan Istrinya Vincent skrg hempaskan ulat bulu yg siap menggatal
ɯıssɥǝן: Lana tuh waktunya digaruk, pake garpu jerami🤣
total 1 replies
hasimnely
cari mati kamu Lana.,....,,
hasimnely: /Cry/😭😭😭😭😭😭
ɯıssɥǝן: enggak, katanya cari mantan suami 🤣
total 2 replies
Lilih Malihatun
ngga komen deh...lanjut aja
hasimnely
next
yellya
lana pasti bohong ini🤔🤔🤔🤔😏😏
ɯıssɥǝן: keknya🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!