NovelToon NovelToon
Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Harem / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.

Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.

Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.

Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Sebelum Bertemu.

Di dalam kereta yang terus bergerak, aku dan pamanku, Lucian, duduk berhadapan. Senyuman yang selalu menghiasi wajahnya seakan tak pernah memudar, seperti dia adalah sosok yang tidak pernah terganggu oleh apa pun. Meskipun begitu, aku tahu bahwa di balik sikap santainya, Lucian adalah salah satu orang kepercayaan ayahku, seseorang yang tidak bisa dianggap remeh.

Keheningan yang tercipta di antara kami membuat suasana terasa aneh. Akhirnya, aku memutuskan untuk memecah kesunyian.

"Paman, orang seperti apa ibuku?" tanyaku sambil menatapnya penuh harap. Sejak aku tahu bahwa kami akan bertemu, rasa ingin tahuku tentang ibu semakin kuat. Bagiku, dia lebih dari sekadar sosok misterius—dia adalah seseorang yang telah lama hilang dari hidupku.

Lucian mengangkat alis, seolah tidak menyangka pertanyaanku. "Ibumu?" gumamnya sambil menatap jendela sesaat, sebelum beralih lagi kepadaku. "Dia wanita yang sangat cantik," jawabnya dengan singkat, senyum lembut menghiasi wajahnya.

Aku merasa sedikit kecewa dengan jawaban singkat itu. "Itu saja?" tanyaku dengan senyum masam, mencoba memancing lebih banyak cerita darinya.

Lucian tertawa kecil, senyumnya berubah menjadi lebih bercanda. "Apa yang ingin kau ketahui lebih banyak?" katanya, masih dengan nada ringan seolah pertanyaanku adalah lelucon.

"Sifatnya," jawabku singkat. Aku ingin tahu seperti apa ibuku sebenarnya, bukan hanya penampilan luar yang jelas sudah pernah kucoba bayangkan.

Lucian menarik napas dalam-dalam, mengangguk pelan. "Dia wanita yang sangat baik hati. Kau tahu, aku pernah terluka cukup parah ketika melindunginya. Bukannya panik atau takut, dia malah dengan tenang mengobati lukaku. Dia sosok yang lembut, tetapi di balik kelembutannya, ada kekuatan yang luar biasa," katanya dengan nada lebih serius. "Jujur saja, aku tidak rela dia harus hidup terisolasi seperti sekarang. Andaikan saja aku lebih kuat, mungkin aku akan melawan Kekaisaran sendirian demi dirinya," ucapnya, dan kali ini nada suaranya benar-benar terdengar berat, seakan ada luka lama yang terpendam.

Aku terdiam mendengar itu. Kata-katanya mengingatkanku pada ucapan ayah. Baik Lucian maupun ayah sama-sama menyimpan kesedihan yang mendalam tentang ibu. Ada banyak hal yang mereka rasakan tidak mampu mereka lakukan di masa lalu, dan itu menjadi beban yang tak terlihat di dalam hidup mereka.

Untuk menghindari suasana yang terlalu berat, aku memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan. "Ngomong-ngomong, berapa lama kita akan sampai di Kekaisaran?" tanyaku, mencoba membuat percakapan lebih ringan.

Senyuman kembali menghiasi wajah Lucian. "Jika tidak ada hambatan, kita bisa sampai dalam dua hari," jawabnya dengan santai. "Oh iya, Ronan, seharusnya kau sudah mendengar dari ayahmu. Bahkan kelahiranmu merupakan sebuah rahasia besar."

Aku mengangguk. "Ya, aku sudah mendengarnya," jawabku.

Lucian tampak puas dengan jawabanku. "Bagus. Peranku di Kekaisaran adalah sebagai pelayan pribadi ibumu. Dan kali ini, kau akan ikut serta sebagai pelayan magang, penerusku. Itu adalah bagian dari rencana."

Aku sedikit terkejut. "Kenapa kita harus menyamar sebagai pelayan?" tanyaku dengan alis terangkat.

Lucian mendesah panjang sebelum menjawab, wajahnya kembali serius. "Kekaisaran sangat sensitif. Bahkan meskipun putri mereka telah menikah dengan Tuan Besar Nightshade, mereka tetap mengawasi setiap gerak-gerik kita. Karena itu, aku hanya bisa masuk ke Kekaisaran sebagai pelayan yang dikirim untuk membantu ibumu," jelasnya. "Untuk mendapatkan kepercayaan Kekaisaran tidak mudah. Aku harus belajar semua etika pelayan dan mematuhi semua aturan mereka. Aku bahkan harus menahan diri saat diperlakukan dengan kejam," tambahnya, suaranya penuh dengan keluhan yang jelas tulus.

Mendengar itu, aku tersenyum simpul. "Pasti sulit," gumamku, mencoba memahami seberapa berat beban yang harus dia tanggung selama ini.

Lucian menatapku dengan senyum tipis. "Sangat sulit. Jadi, Ronan, pastikan kau berakting seperti pelayan yang rendah hati. Jika kau tidak tahu apa yang harus dilakukan, cukup diam dan anggukkan kepalamu. Itu akan menyelamatkanmu dari banyak masalah," ujarnya dengan nada tegas, meskipun tetap ada nada bercanda di baliknya.

Aku mengangguk, merasa sedikit gugup namun berusaha tetap tenang. "Baiklah, aku akan ingat," jawabku.

Percakapan kami berakhir di sana, dan keheningan kembali mengisi ruang di dalam kereta. Jalanan menuju Kekaisaran masih panjang, dan meskipun pemandangan di luar kereta terus berganti, pikiran tentang pertemuan dengan ibu dan segala rencana yang harus kami lakukan tetap berputar di dalam benakku. Aku tahu bahwa begitu aku sampai di Kekaisaran, semuanya akan berbeda. Sebuah babak baru akan dimulai, dan aku harus siap menghadapi apa pun yang menunggu di sana.

1
YT FiksiChannel
perasaan tersenyum terus, aku sampai ngeri membayangkannya
Dewi Sartika
bagus banget
Merena: Makasih/Smirk/
total 1 replies
Merena
Sepi Amat/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!