Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Box Merah
Saat Hazel membaca secarik kertas yang ditulis oleh Lucas khusus untuknya, pipinya berubah merah merona. Tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa seorang pria yang pernah membuatnya menitikkan air mata, kini justru berhasil membuat hatinya berdebar dan tersipu malu. Memang, kehidupan dan takdir seseorang kadang sulit dipahami.
Dengan hati berdebar, Hazel beranjak dari kursinya, menuju walk-in closet mewah yang ia dan Lucas miliki, di mana Lucas memberitahunya bahwa ada sebuah kotak khusus untuknya. Walk-in closet mereka dipenuhi dengan berbagai koleksi pakaian dan barang mewah, mencerminkan kehidupan istimewa yang mereka jalani.
Hazel (berbicara pelan pada dirinya sendiri): “Di lemari mana ya Pak Lucas menyimpannya?”
Hazel mulai mencari kotak tersebut di setiap pintu lemari miliknya. Satu per satu ia buka, namun tetap tidak menemukannya. Setelah lelah mengelilingi lemarinya tanpa hasil, Hazel duduk sejenak di sofa yang ada di sudut ruangan, mencoba memikirkan ulang. Mungkin, kotak itu sebenarnya berada di lemari Lucas, bukan di lemarinya.
Setelah beristirahat sekitar sepuluh menit, Hazel bangkit kembali dan kali ini membuka lemari milik Lucas. Pada pintu lemari ketiga, ia akhirnya menemukan kotak berwarna merah dengan pita yang dihias cantik. Senyum lega muncul di wajahnya, tetapi senyumnya segera memudar ketika ia melihat sesuatu yang tak terduga.
Di samping kotak merah itu, terdapat sebuah foto yang terlihat cukup jelas meskipun tersembunyi di balik tumpukan pakaian Lucas. Karena penasaran, Hazel mengambil foto itu, berpikir mungkin itu adalah foto Lucas sendiri atau foto keluarga. Namun, betapa terkejutnya Hazel ketika melihat bahwa foto tersebut adalah foto Lucas bersama Reina.
Hazel terdiam menatap foto itu, perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Tak disangka, Lucas masih menyimpan kenangan bersama Reina. Hatinya terasa perih, seolah ada bagian dari masa lalu Lucas yang tak bisa ia jangkau, seberapa pun kerasnya ia berusaha.
Namun, ia segera teringat perkataan Rara, ART nya yang mendukungnya untuk tetap semangat dan yakin bahwa cintanya akan mampu meluluhkan hati Lucas.
Mengambil napas dalam-dalam, Hazel sempat berpikir untuk membuang foto itu agar tak perlu lagi melihat kenangan masa lalu Lucas yang membuatnya tersentak.
Tetapi, Hazel menahan diri. Ia tahu bahwa Lucas adalah orang yang penuh rahasia, dan dirinya ingin tahu apakah Lucas memang masih menyimpan foto itu karena ada perasaan khusus atau hanya tidak sengaja tertinggal di sana.
Dengan hati-hati, ia menaruh kembali foto tersebut di tempat asalnya, memastikan posisinya tetap sama seperti sebelumnya, berharap suatu hari nanti Lucas akan memilih sendiri untuk melepaskan masa lalunya.
Setelah menutup pintu lemari dengan perlahan, Hazel mencoba menenangkan dirinya dan mengalihkan perhatiannya ke box merah yang telah Lucas persiapkan.
Dengan penuh rasa penasaran, ia membuka kotak itu dan melihat gaun mewah yang sangat cantik. Gaun itu begitu memikat, penuh detail yang elegan, dengan desain yang benar-benar menonjolkan lekuk tubuhnya. Hazel tak bisa menahan senyumannya. Di balik perasaannya yang sedikit tersakiti, ia merasa Lucas masih memikirkan dirinya dan menginginkan ia tampil sempurna.
Ia segera mencoba mengenakan gaun itu. Begitu dipakainya, gaun itu membungkus tubuhnya dengan pas, membuatnya merasa anggun dan percaya diri. Hazel berputar di depan cermin, melihat pantulan dirinya, dan untuk sejenak, ia merasa bahwa Lucas mungkin mulai peduli padanya.
Terselip harapan bahwa Lucas perlahan-lahan akan melihatnya bukan hanya sebagai seseorang yang datang dalam hidupnya belakangan, tetapi sebagai seseorang yang benar-benar bisa menjadi bagian dari hidupnya. Rasanya ia tak sabar sore hari nanti untuk bisa berdandan yang sangat cantik dengan gaun itu.
...****************...
Di lain tempat, Lucas duduk di kantornya yang megah, sambil melihat jam di pergelangan tangannya, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.
Ia menelepon Rara, yang baru-baru ini ia percayakan untuk mendampingi Hazel dalam kesehariannya, memastikan bahwa Hazel mendapat dukungan yang ia butuhkan, meski tanpa sepengetahuannya.
Rara, yang memang ditugaskan oleh Lucas sebagai asisten rumah tangga sekaligus pendamping rahasia Hazel, tahu betul apa yang harus ia lakukan untuk membuat Hazel merasa nyaman dan didukung.
Lucas: “Halo, Rara. Apa kau di rumah sekarang?”
Rara: “Iya, tuan Lucas. Ada yang bisa saya bantu?”
Lucas: “Apakah dia suka menerima bunganya?” Lucas menanyakan dengan nada tenang, meski sebenarnya ada ketegangan yang tak terlihat di balik pertanyaannya.
Rara: (tersenyum kecil) “Oh, iya, Pak. Nyonya Hazel sangat senang saat menerima bunga itu. Meskipun awalnya dia sempat merasa gelisah dengan perasaannya, karena dia merasa bahwa tuan tidak menyayanginya. Tetapi, setelah saya keluar pintu dan memastikannya lagi, Nyonya Hazel tampak senang kembali setelah saya mencoba untuk mendukungnya kembali, Tuan.”
Lucas tersenyum tipis, merasa puas mendengar kabar itu. Ia tahu bahwa Hazel adalah sosok yang tak mudah tersentuh, namun ia diam-diam ingin membuat Hazel merasa spesial tanpa harus menunjukkan semuanya secara langsung. Terlebih Lucas menyadari bahwa karena dirinya, Hazel juga sempat melewati masa-masa sulit. Untuk itu, kini dirinya ingin kembali membuat Hazel bersemangat kembali terutama untuk memiliki dirinya seutuhnya.
Lucas: “Bagus. Pastikan dia mendapatkan apa yang ia butuhkan, dan beri tahu aku jika ada yang bisa membuatnya lebih nyaman.”
Rara: “Tentu, Pak Lucas. Saya akan selalu ada di sisinya dan memastikan dia baik-baik saja.”
Lucas: “Oh, satu hal lagi, Rara… Jangan sampai Hazel tahu kalau kau mendapat instruksi dariku. Aku ingin dia merasa semua ini berjalan secara alami, bukan sesuatu yang sengaja kuatur.”
Rara: “Jangan khawatir, Pak. Saya mengerti. Nyonya Hazel hanya berpikir bahwa saya mendukungnya sebagai sesama wanita. Dia tidak akan tahu rencana Anda.”
Lucas: “Bagus. Terima kasih, Rara. Pastikan dia tidak pernah merasa sendirian.”
Rara menutup telepon dengan hati-hati, memastikan bahwa Lucas yakin dengan tugas yang ia emban. Di satu sisi, ia memahami bahwa Lucas sebenarnya peduli pada Hazel, meskipun sifatnya yang dingin kadang membuat Hazel sulit menebak perasaannya. Rara, sebagai orang kepercayaan Lucas, tahu betul bahwa perhatian kecil ini adalah bentuk kasih sayang Lucas yang tak mudah ia ungkapkan.
Sementara itu, Lucas meletakkan ponselnya dan kembali menatap keluar jendela kantornya, terselip rasa lega mengetahui bahwa Hazel merasa bahagia dengan perhatian-perhatian kecilnya, meski ia sendiri tak pernah mengungkapkannya secara langsung.
…
Hari beranjak sore.
Cahaya matahari yang lembut masuk melalui jendela kamar Hazel. Ia tahu bahwa saatnya telah tiba untuk mempersiapkan diri. Hazel memutuskan untuk mandi, membiarkan air hangat dan sabun favoritnya membantu meredakan kegelisahan yang sempat mengganggu hatinya. Ia ingin melupakan sejenak bayangan masa lalu Lucas dengan Reina yang tadi ia temukan, dan fokus untuk tampil sempurna malam ini.
Setelah selesai mandi, Hazel mengeringkan rambutnya, menyisir perlahan sambil membayangkan bagaimana ia ingin terlihat di mata Lucas. Ia mengambil langkah demi langkah dengan hati-hati, memoleskan riasan yang lembut namun elegan. Ia memutuskan untuk berdandan dengan riasan yang lembut dan natural, menonjolkan kecantikan alaminya tanpa terlihat berlebihan.
Dengan sentuhan makeup yang halus, ia memoles pipinya dengan blush tipis, sedikit maskara untuk mempertegas matanya, dan lipstik nude yang membuatnya terlihat segar dan elegan. Hazel menginginkan tampilan yang memukau namun tidak berlebihan, sesuai dengan dirinya yang sederhana tetapi mempesona.
Setelah selesai berdandan, Hazel membuka kotak perhiasan dan memilih set perhiasan yang pernah Lucas berikan padanya, hadiah yang diberikan pada awal pernikahan mereka. Kalung emas putih berhiaskan batu berlian itu terlihat begitu serasi dengan gaun yang kini dikenakannya, menyatu sempurna dengan kilauan lembut yang memancar di bawah lampu. Ia menyematkan anting-anting berdesain elegan yang melengkapi kalung tersebut, serta gelang berhiaskan berlian yang membalut pergelangan tangannya dengan indah.
Setelah semuanya siap, Hazel mengambil satu napas dalam-dalam, merasa puas dengan penampilannya. Ia tahu bahwa penampilan ini bukan hanya sekadar untuk menarik perhatian Lucas, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa ia mampu menjadi sosok yang mempesona dan berkelas di sisi pria seperti Lucas. Ada perasaan hangat di dalam hatinya, campuran antara rasa gugup dan harapan membayangkan bagaimana reaksi Lucas saat melihatnya nanti.
Bonus wajah Hazel🤭