Lady Clarisse

Clarisse akhirnya sampai ke halaman belakang kediaman Maximilians tanpa ketahuan namun beberapa pelayan yang berpapasan dengan nya terkejut melihat penampilan Grand duchess mereka yang baru. Bagai mana tidak saat ini Clarisse menuntun kuda hitam itu ke arah kandang kuda dengan penampilan yang sangat berantakan. Clarisse dan kuda hitam itu terlihat sangat berlumpur dan bahkan lumpur yang mengenai wajah Clarisse sedikit mengering.

Clarisse tak memperdulikan tatapan para pelayan dan juga pengawal yang melihat nya penasaran. "nyonya anda baik-baik saja?" tanya penjaga kandang kuda saat pertama kali melihat penampilan nyonya baru nya dan kuda yang sering di pakai oleh tuan nya.

"abaikan saja aku. Dan aku baik-baik saja". Jawab Clarisse sambil mengelus perut kuda hitam itu dengan gemas. Clarisse sedikit bangga dan kagum dengan kuda yang saat ini dia elus. Bagaimana tidak, kuda itu benar sangat tangguh. bahkan kuda tersebut tidak meninggalkan Clarisse saat dirinya di tabrak oleh sesuatu dan terjatuh tadi.

"ah satu lagi beri kuda ini makanan dan tolong mandikan dia". Ucap Clarisse lagi setelah puas mengelus kepala dan perut kuda hitam itu.

Sebelum benar benar pergi dari kandang kuda Lula sang pelayan pribadi menghampiri Clarisse dengan tergesa-gesa.

"Nona... Apa yang terjadi.. Kenapa anda terlihat berantakan seperti ini?". Lula sangat khawatir melihat keadaan nona yang sejak 12 tahun ini menjadi majikan nya.

"tidak perlu khawatir Lula aku baik-baik saja. Aku hanya terjatuh dari kuda di halaman belakang. Jadi hentikan tatapan berlebihan mu itu Lula". Clarisse menepuk pundak Lula menenangkan pelayan paling setia yang dia miliki. Lula lah yang selalu mendukung rencana-rencana konyol nya sejak dulu untuk mendekati Alexander. Namun kali ini Clarisse tidak akan melibatkan pelayan pribadi nya ini.

ketika dia menjalankan rencana nya Clarisse akan mengirim Lula kembali ke kediaman Corleone. Lula akan lebih aman tinggal bersama keluarga nya.

"nona ada satu lagi hal penting yang ingin saya sampaikan kepada anda". Lula berkata sambil mengikuti langkah Clarisse yang sedang membawa pedang yang dia curi dari ruangan santai milik Alexander.

"katakanlah Lula".

"tuan Grand Duke akan segera pulang ke rumah".

mendengar hal itu seketika Clarisse menghentikan langkah nya. berbalik menatap wajah Lula dengan sangat terkejut dan menjatuhkan pedang yang sejak tadi dia pegang. kembali memegang pundak Lula dan mengguncang tubuh Lula "bukan nya kau mengatakan jika pria itu tidak akan kembali sampai besok? Mengapa tiba-tiba sekali!".

Lula pun pasrah dengan tingkah laku nona nya yang dari dulu memang terlalu aktif. "Saya tidak tau alasan nya nona. Kepala pelayan tadi mengumumkan bahwa tuan Grand Duke akan kembali dengan segera".

"sial! Lula pergilah ke kamar ku dan siap kan air hangat untuk ku berendam. Aku akan segera kembali ke kamar". wanita yang masih di penuhi lumpur hampir seluruh wajah nya itu segera pergi meninggalkan pelayan pribadi nya dan menuju tempat di mana dia mengambil pedang antik yang menjadi pajangan di ruang santai milik Alexander.

Clarisse tak ingin jika pria itu curiga terhadap nya. Jika pria itu curiga dan meletakan kesatria bayangan untuk memata-matai nya itu akan mempersulit rencananya. Clarisse berlari kecil menuju ruang santai tersebut dan berharap Alexander tidak menyadari jika dirinya meminjam pedang tersebut. Pasal nya pria itu sangat sering berada di ruangan tersebut.

Clarisse mengabaikan pandangan setiap pelayan dan juga pengawal yang menatap nyonya baru mereka berlari dengan gaun yang robek dan wajah penuh dengan lumpur sambil membawa sebuah pedang.

"baiklah aku akan meletakan nya kembali. Dan bergegas pergi ke kamar ku sebelum pria itu kembali". Clarisse sampai di dalam ruangan santai tersebut dan berjalan menuju perapian dengan perlahan wanita itu meletakkan kembali pedang tersebut.

nasib sial lagi-lagi menghampiri Clarisse.

"apa yang kau lakukan di sini?" suara yang sangat familiar memenuhi gendang telinga Clarisse berasal dari belakang wanita itu. Clarisse membeku tak mampu bergerak seketika saat orang tersebut memergoki nya.

"um.. Aku.. Aku sedang melihat pedang yang sangat indah ini. Ketika aku melewati ruangan ini aku tak sengaja melihat pedang yang terpajang rapi di atas perapian ini". Ucap Clarisse sedikit gugup dan perlahan berbalik menghadap pria itu. benar saja Alexander saat ini sedang menatap nya dengan wajah yang terkejut. Ternyata Alexander tidak datang sendirian, di belakang nya terlihat pula Duke Jake Anderson yang sama terkejut nya dengan Alexander saat melihat penampilan Clarisse yang berantakan dan wajah yang penuh dengan lumpur.

"apa yang terjadi pada mu? Kenapa kau terlihat seperti ini! kau terlihat seperti gelandangan yang berkubang di lumpur". Alexander melihat Clarisse dari atas hingga bawah berusaha untuk mengontrol diri untuk tidak terlihat terlalu perduli. dirinya tak habis pikir dengan penampilan sang istri yang terlihat kacau. Pria itu mendekat ke arah Clarisse. Melihat lebih dekat keadaan istrinya untuk memastikan keadaan wanita itu baik-baik saja.

Saat pertanyaan tersebut keluar dari bibir indah milik Alexander. Wanita dengan rambut hitam gelap itu tak mampu menjawab nya. Bukan karena terpesona dengan keindahan wajah Alexander, Clarisse hanya sedang memikirkan alasan apa yang tepat untuk di berikan kepada pria di hadapan nya ini yang sedang menatap nya dengan wajah curiga.

"aku sedang berkuda di halaman belakang tadi dan aku tidak sengaja jatuh dari kuda tersebut hingga wajah dan tubuh ku berlumpur".

Sementara Duke Jake menahan tawa nya saat melihat wajah cantik Clarisse di penuhi lumpur yang sudah hampir mengering. Jake memang kagum dengan wanita yang saat ini menjadi istri sepupu nya. Wanita itu lain dari para lady bangsawan lainnya. Apa lagi dalam urusan mengejar Alexander. Pasti banyak sekali tingkah di luar perkiraan yang akan di lakukan wanita itu. Clarisse yang di kenal Jake adalah wanita tangguh yang menghadang siapa pun yang berusaha mendekati Alexander.

"penampilan mu saat ini terlihat seperti kau bukan dari kalangan bangsawan saja. Tidak bisa kah kau bersikap normal seperti lady yang benar-benar berasal dari keluarga yang terpandang?". Tanpa bisa di rem ucapan Alexander yang terdengar sarkas di telinga Jake dan Clarisse.

Namun bagi Clarisse hal itu sudah biasa di lakukan Alexander. Jadi dia tidak terlalu memikirkan nada bicara dari pria itu.

"ya terserah kau saja. kau sudah tau kan aku tidak pernah peduli dengan apa yang harus dan tidak harus di lakukan oleh para bangsawan. Baiklah, seperti nya keberadaan ku di sini pasti mengganggu kalian. Aku akan pergi".

Dengan tatapan malas Clarisse melangkah kan kaki nya untuk pergi dari ruangan tersebut. Wanita itu merasa lega jika Alexander percaya dengan alasan yang dia berikan. Tinggal mengatur langkah selanjutnya.

"tunggu dulu!! kenapa gaun mu robek dan ada bercak darah di sana!".