Cerita Dewasa!!!
***
Elkan, duduk bersilang kaki sambil bersedekap tangan. Matanya yang tajam menyoroti tubuh Alsa dari atas sampai ke bawah.
"Aku sangat puas dengan pelayanan yang kau berikan, maka dari itu, tinggallah di sini dan menjadi simpanan ku. Jangan risau, aku akan membayarmu berapa pun yang kau mau." Ujar Elkan penuh keangkuhan.
"Jangan harap! Aku tak sudi lagi berurusan dengan b*jing*n sepertimu. Cukup bayar saja yang semalam, setelah itu jangan lagi berhubungan denganku, anggap saja kita tak pernah saling mengenal."
"Hahaha!."
Elkan, suara tawa Elkan terdengar menggelegar. "Tak sudi berhubungan dengan orang sepertiku?." Tanyanya memastikan.
"Ingat, di kandungan-mu ada benihku, anakku! Mana mungkin kau tak akan berurusan lagi denganku?."
***
Jangan lupa ikuti akun:
Instragram:OH HA LU
Tiktok:OH HA LU
FB: OH HA LU
♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MY. OH HA LU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Lebih Dulu
Beberapa hari kemudian...
Terik mentari pagi yang mengintip dari jendela, mengganggu tidur nyenyak Elkan. Lelaki itu pun akhirnya bangun lebih dulu, sedangkan Risma masih tertidur nyenyak di sebelahnya.
Matanya yang tajam mengerjap-ngerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kornea matanya. Begitu matanya telah terbuka sempurna, pertama kali yang ia lihat adalah wajah Risma.
Untuk beberapa saat, Elkan hanya memandangi wajah Risma dalam diam. Entah kenapa, wajah Risma tidak secantik dan semanis dulu, apakah itu karena cintanya sudah mulai memudar?.
Tanpa sadar, tangan Elkan menyingkap anak rambut yang menutupi kening sang kekasih, namun ternyata apa yang di lakukannya itu malah menganggu tidur Risma.
"Embbb.. Kau sudah lama terbangun, El?." Tanya Risma dengan suara khas bangun tidur.
"Hm. Lumayan."
Risma tersenyum manis, lalu memeluk erat tubuh Elkan yang masih bertel*nj*ng dada. Risma pun sama telanjangnya, hanya saja, tubuhnya telah terbalut selimut.
"Terimakasih sudah membuatku melayang ke angkasa, El. Aku sangat kagum padamu."
Mendengar pernyataan Risma, membuat Elkan tersenyum smirk.
"Bagaimana kalo dengan Dito?."
Seketika wajah Risma langsung berubah cemberut. "Dia tidak ada apa-apanya di banding kamu." Jawabnya kemudian.
"Benarkah?."
"Tentu saja. Sudahlah, jangan membahas dia lagi. Aku hanya ingin menikmati moment kebersamaan kita berdua saja."
Cup!
Risma mencium bibir Elkan, lalu kemudian memandangnya dengan tatapan penuh cinta. Setelah memberitahukan semua rahasianya kepada Elkan, perasaan wanita menjadi lebih tenang tanpa di hantui perasaan bersalah lagi.
"Aku ingin melakukannya lagi, El." Ujar Risma dengan wajah menggoda.
"Kita bisa melakukanya lagi nanti malam. Bukan kah hari ini kau ingin pergi ke suatu tempat?." Tolaknya secara halus.
"Tapi..
"Sudahlah.. Aku ingin mandi dulu."
Tanpa memperdulikan rengekan dari Risma, Elkan bergegas bangkit dari atas ranjang, lalu kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara itu, Risma hanya bisa memandangi kepergian Elkan dengan tatapan sendu. Ternyata dugaan wanita itu salah. Ia mengira, setelah memberikan Elkan kepuasan batin akan membuat Elkan berubah seperti dulu lagi, tapi ternyata tidak! Sikap lelaki itu masih cuek dan dingin sekali padanya, berubah lembut hanya kalo ada maunya saja.
"Semoga suatu saat nanti sikapmu bisa kembali seperti dulu lagi, El." Gumamnya.
Risma ikut bangkit dari ranjang. Wanita itu merapikan kembali gelungan selimutnya yang hampir melorot. Bagian intimnya terasa perih sekali karena permainan Elkan tadi malam yang sangat kasar. Tapi meskipun begitu, ia sangat menikmatinya.
Langkah kecilnya membawanya ke arah jendela, pemandangan di luar negeri begitu sangat indah, sehingga membuat kesedihan dan kegundahannya sedikit terobati.
Ceklek!
Suara pintu kamar mandi yang terbuka, membuyarkan fokus Risma yang sedang menikmati pemandangan di pagi yang cerah ini.
"Sekarang giliran mu yang mandi." Ujar Laki-laki itu sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan sebuah handuk kecil.
Bukannya langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi, Risma malah memandangi tubuh Elkan yang sexy. Lelaki itu masih belum memakai busana sama sekali, hanya ada handuk putih yang melingkar di pinggangnya.
Mengerti maksud dari tatapan mata Risma, Elkan pun tersenyum tipis, lalu mendekati wanita itu yang masih setia berdiri di samping jendela.
"Ada apa, hm?." Tanyanya seraya mengelus kedua pipi Risma.
"Aku enggak jadi pergi, aku ingin di sini saja! Ayo kita melakukannya lagi, El." Rengek wanita itu dengan nada manja.
"Kau tenang saja! Waktu kita di sini masih panjang. Nanti malam aku akan memberikan apa yang kau mau, tapi untuk sekarang, bersihkanlah dulu dirimu, setelah itu kita cari makan di luar."
"Baiklah."
Pada akhirnya, Risma hanya bisa pasrah. Apa yang Elkan katakan ada benarnya juga. Lagian, organ intimnya juga masih terasa nyeri.
"Ya sudah, kalo begitu aku mandi dulu, ya?."
"Hm."
Mereka bedua saling mengulas senyum, sebelum kemudian Risma masuk ke dalam kamar mandi.
*****
Sembari menunggu Risma mandi dan bersiap-siap, Elkan memanfaat situasi itu untuk mencoba menghubungi Alsa.
"B*jing*n!."
Elkan mendesah kesal, ketika Alsa tak kunjung mengangkat telpon darinya. Sudah 2 hari ini wanita itu tak mau membalas pesan ataupun telponnya.
"Si*lan! Berani-beraninya dia mengabaikan ku." Desisnya geram.
Elkan, menaruh ponselnya ke dalam sakunya kembali, lalu mencengkram pembatas balkon. Matanya yang tajam, melihat pemandangan yang cerah ini.
Dia bersumpah, setelah pulang nanti, dia akan memberi pelajaran kepada Alsa.
Set!
Tak lama kemudian, tiba-tiba perut Elkan di peluk Risma dari belakang. "Aku sudah siap, Sayang."
Elkan menarik nafas panjang untuk menetralkan emosinya karena Alsa yang selalu mengabaikan pesan dan telponnya.
"Lagi mikirin masalah pekerjaan lagi, ya?." Tanya Risma saat melihat wajah Elkan yang tak enak di pandang.
"Tidak!."
"Lalu?."
"Entahlah." Jawabnya cuek sambil menghentakkan pundaknya.
Risma langsung melepaskan pelukannya di perut Sixpack kekasihnya itu. Kemudian, ia berdiri di hadapannya sambil menangkup kedua pipi Elkan.
"Sayang.."
"Hm?."
"Setelah melakukan kegiatan ranjang, kenapa kamu malah semakin cuek padaku? Ada apa?." Tanyanya sedih.
"Tidak apa-apa. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."
"Tidak! Kamu memang sudah berubah, El. Mana, Elkan yang perhatian dan selalu memprioritaskan ku? Mana, Elkan yang selalu sabar dan selalu membujuk ketika aku sedang marah? Asal kamu tahu, aku sedih dengan perubahan sikapmu itu, El." Ucap wanita itu mengeluarkan semua unek-unek isi hatinya.
"Jangan berlebihan. Aku tidak berubah, hanya saja akhir-akhir ini aku di pusingkan dengan pekerjaan yang semakin menumpuk."
Risma menggeleng pelan, seakan mengatakan kalo dirinya tak percaya dengan alesan yang laki-laki itu berikan.
"Dulu kamu juga sibuk sekali, tapi kamu masih tetep memprioritaskan ku."
Elkan langsung terbungkam tak lagi melontarkan sebuah alesan. Percuma.. perasaan wanita memang tidak bisa di bohongi.
"Apakah kamu sudah mencintai wanita lain? Aku tak masalah jika kau selalu kencan dengan wanita lain, tapi tidak untuk berbagi hati. Katakan kalo cinta mu itu hanya untukku, El." Tanya Risma meminta penjelasan.
Wanita itu tak sanggup jika nantinya Elkan memang sudah mempunyai wanita lain. Bagaimana pun, mereka berdua sudah lama bersama menjalin hubungan. Risma mengaku salah karena telah mengkhianati cinta tulus Elkan, tapi kalo untuk cintanya, tetap Elkan-lah sang pemilik hatinya.
"Apakah kurang pembuktianku selama ini menunggumu?." Tanya Elkan balik.
Kini gantian Risma-lah yang berdiam. Kalo di pikir-pikir, Elkan memang setia, bahkan laki-laki itu dulu rela membatalkan pertemuan bisnis hanya karena menemui dirinya yang sedang berulang tahun.
"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kenapa kau seakan berat sekali saat melakukan s*ks denganku? Kita ini tidur satu kamar dan satu ranjang, tapi kenapa kau tak pernah memintanya lebih dulu, kenapa selalu aku yang yang meminta dan membujuk mu? Apa kau kecewa karena kamu bukan yang pertama untukku? Begitu kah?."
"Jangan berfikiran yang berlebihan. Lebih baik kita istirahat saja." Ujar Elkan, mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Tidak mau! Buktikan dulu kalau kau benar-benar mencintaiku. Ayo kita ulangi lagi!." Rengek Risma.
"Baiklah. Tapi kita cari sarapan dulu. Perutku sudah lapar." Jawabnya pasrah. Semoga saja nanti dia bisa langsung on dan b*rg*ir*h.
"Janji, ya?."
"Hm, janji."
Senyum manis Risma kembali terbit di bibir ranumnya, lalu kemudian ia memeluk erat tubuh Elkan.
"Aku mencintaimu, El.."
"Hm. Aku juga mencintaimu."
Cup!
Elkan melabuhkan sebuah kecupan ringan di puncak kepala Risma.
"Maafkan aku, sepertinya hatiku bukan lagi untuk mu." Batin Elkan.
BTW.. ceritanya di lanjut lagi kalo sudah ramai 🤧