Benih Sang CEO Arogan

Benih Sang CEO Arogan

Memanfaatkan Keadaan

Bijaklah dalam memilih bacaan! Cerita ini mengandung unsur dewasa.

***Happy reading***

Suara alunan musik terdengar sangat keras memekakkan telinga. Namun anehnya orang-orang yang ada di dalam Bar itu sangat menikmatinya.

"Sudah, jangan minum lagi, Sa."

Meldi (teman Alsa) ingin mengambil gelas yang ada di genggaman Alsa, namun tangannya langsung di tepis begitu saja.

"Jangan coba menghentikan aku. Biarkan aku minum sampai puas, bahkan kalo perlu sampai mati."

Meldi menghela napas pasrah. Sesakit itu kah yang Alsa rasakan? Sehingga membuat wanita itu sampai hilang kendali.

Alsa yang sedang sakit hati memilih bersenang-senang di Bar bersama temannya. Walaupun tidak bisa menghilangkan rasa sakit hatinya, tapi setidaknya bisa menghilangkan rasa kesedihannya sejenak.

"Drepa si*l*n! Drepa br*ngs*k! Sukanya cuma mempermainkan hatiku saja. Aaaahhrrgggg!!!." Teriaknya frustasi.

Untung saja suara musik di Bar ini cukup keras sehingga Alsa bisa berteriak sepuas mungkin untuk membuang rasa sesak di dadanya.

"Kurang apa aku padamu, Dre? Aku sudah berusaha menjadi apa yang engkau mau, tapi kenapa balasan mu seperti ini? Hiks."

Alsa menangis sesegukan meratapi nasibnya yang selalu saja sial. Dari dulu sampai sekarang nasib percintaannya tidak pernah berjalan dengan mulus.

"Katanya ingin menemuiku? Tapi mana? Ternyata kamu sudah pergi dulu. Kamu lebih mementingkan Hani ketimbang aku!."

"Hikksss... Kau anggap aku ini apa, Dre? Sebagai wanita pelarian-mu saja?."

Alsa terus menangis sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri. Rasa sakit ini begitu menyiksanya.

"Sudahlah, Sa. Lupakan saja Lelaki brengsek seperti Drepa itu. Cari lelaki lain yang bisa mencintaimu dengan tulus." Ucap Meldi seraya memegangi tangan Alsa, supaya tidak terus menyakiti diri sendiri.

"Aku sudah cepek dengan perasaan ini, Mel, namun aku juga tidak bisa melupakannya begitu saja. Dari dulu sampai sekarang aku masih sangat mencintainya." Lirih Alsa.

"Untuk apa mencintai orang yang tidak bisa membalas perasaanmu, Sa? yang ada malah makan hati setiap hari. Aku lihat sikap Drepa kepadamu terlalu dingin dan cuek, tidak ada tatapan cinta sedikitpun untukmu."

"Dia seperti itu karena aku dulu pernah membuatnya kecewa, Mel. Setelah sekian lamanya tahun tiba-tiba dia mengajakku balikan bukankah itu membuktikan bawah sebenarnya dia masih mempunyai perasaan padaku? Aku yakin..

"Huekkkkkk!!!."

Alsa menjeda kalimatnya karena tiba-tiba perutnya merasakan mual.

"Aku yakin lambat laun pasti dia bisa mencintaiku seperti dulu lagi. Aku hanya butuh bersabar saja." Sambungnya.

"Tapi mau sampai kapan kamu akan bertahan, Sa?." Tanya Meldi mulai gregetan.

"Entahlah, Mel. Entah itu esok, tahun depan ataupun puluhan tahun ke depan, aku akan tetap menunggunya meskipun itu sangat menyiksaku. Hiks."

Meldi menghela nafas panjang. Memang susah kalo menasehati orang yang sedang cinta buta.

"Eizzttt..."

Meldi jadi kelabakan ketika tiba-tiba tubuh Alsa oleng ke samping. Untung saja dia sigap menahan tubuh Alsa, kalo tidak, Alsa pasti sudah jatuh tersungkur di lantai.

"Jangan teler dulu dong, Sa. Aku tidak kuat jika harus mengangkat tubuhmu." Keluh Meldi kebingungan.

"Sadar, woy!!."

Meldi menepuk pelan pipi Alsa untuk menyadarkannya kembali, namun gadis itu masih tetap memejamkan mata.

"Duh, harus bagaimana aku, Sa? Mana aku kebelet pipis lagi!."

Melda menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari bantuan, dan seketika ia mengulas senyum tipis kala melihat seorang pria yang kebetulan melintas ke hadapannya.

"Mas! Mas!.. boleh minta tolong untuk bawa temanku ke parkiran?."

Pria tersebut mengamati wajah Alsa, sebelum kemudian mengangguk.

"Tolong bawa temanku ke parkiran dulu, ya? Aku mau ke toilet sebentar."

Lagi-lagi, Pria itu hanya mengangguk tanpa berbicara sepatah katapun.

Lantas, Meldi memberikan tubuh tak berdaya Alsa kepada Pria tersebut, dan dengan senang hati, pria itu langsung membopong tubuh Alsa dalam gendongannya.

"Maaf jika saya ngerepotin. Tolong bawa dia ke mobil warna putih yang plat mobilnya *****, ya?.

Tanpa menunggu jawaban dari Pria tersebut, Meldi bergegas berlari ke toilet untuk menuntaskan hajatnya.

Pria itu tersenyum menyeringai sembari mengamati wajah Alsa yang terpejam erat.

"Cukup menarik." Desisnya pelan.

***

Di sebuah kamar hotel yang mewah, tubuh Alsa di baringkan di atas ranjang. Kemudian, seorang pria bertubuh kekar mengungkung tubuh mungilnya itu.

Ada ketertarikan tersendiri saat pertama kali melihat wajah Alsa, sehingga membuat pria tersebut ingin menikmati tubuh Alsa yang molek.

Bibir pria itu tersenyum menyeringai. Dia akan memanfaatkan ketidak sadaran Alsa untuk menciptakan malam yang panjang.

"You are beautiful. So allow me to enjoy the beauty and splendor of your body, Honey."

(Kau cantik. Maka izinkan aku untuk menikmati kecantikan dan keindahan tubuhmu, Sayang.)

Tangan kekar pria itu mengelus wajah Alsa penuh kelembutan. "Siapa pun kamu, Let's enjoy this evening with passion." Bisiknya sambil terus mengamati wajah Alsa yang masih terpejam erat.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi pria itu langsung melabuhkan ciuman di bibir ranum Alsa.

"Embbb.."

Alsa mendesah di bawah alam sadarnya, dan itu malah semakin membuat pria itu semakin bersemangat dan semakin bergairah.

Walaupun mereka berdua sebelumnya tak saling mengenal, tetapi pria itu sangat menikmati ciumannya.

Kedua mata pria itu sampai terpejam erat. Bibir Alsa yang manis sungguh membuatnya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

"Oh, Good.. Baby."

Tanpa melepaskan tautan bibir mereka, tangan pria itu mulai melepaskan satu demi satu kancing kemeja yang mereka kenakan. Rasanya ia sudah tak sabar untuk segera menggagahi tubuh Alsa.

"I hope you won't regret it after having one night of love with me. Kamu tenang saja, aku akan membayarmu mahal." Ujar pria itu sebelum melakukan ke tahap yang berikutnya.

Alsa bisa merasakan kenikmatan yang pria itu berikan. Bagaikan mimpi basah, tapi rasa nikmat ini terlalu nyata untuk dirinya rasakan.

"Embbbb.."

Lagi lagi, Alsa mengeluarkan suara desahnya. Suara itu keluar dengan sendirinya dari bibir ranumnya.

"Oh, shit!."

Semakin Alsa mendesah maka semakin bergelora gairah pria itu. Tangan kekarnya sudah mulai merayap kemana-mana menjelajahi semua permukaan kulit Alsa yang putih bersih.

"Ah, l've had enough!."

Karena sudah tak tahan lagi pria itu segera melucuti pakaiannya dan juga pakaian Alsa.

"Akhhh..."

Alsa menjerit di alam bawah sadarnya, bahkan wajah cantiknya juga menampilkan ekspresi kesakitan. Tapi meskipun begitu mata wanita itu masih saja terpejam erat.

"I will make you soar to heaven of pleasure. Dan akan ku pastikan juga kalo ini akan menjadi kenangan terindah mu." Bisik pria itu di telinga Alsa.

Mata sang pria itu terpejam erat. Meskipun Alsa dalam keadaan tak sadar, tapi Alsa mampu memberikan rasa yang luar biasa.

"Oh Shit.. Ini nikmat.."

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Akhirnya BS ketm otor kayangan di sini 😭

smua crita mu di pf sbelah SDH tak BCA smua tor

2024-09-23

0

Mapia nopel

Mapia nopel

Awal yang bagus semoga sampai akhir tetap bagus👍

2024-09-05

0

OH HA LU

OH HA LU

Selamat membaca, semoga kalian suka dengan cerita saya. Maaf jika ada typo atau kesalahan kata 🙏
Btw.. tolong bantu like dan komen, ya Kakak.. biar aku lebih semangat menulisnya ☺️

2024-09-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!