Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter muda
"Tolong yang lain minggir". Seru Kennat pada beberapa pelayan yang sedang khawatir dengan keadaan Nyonya mereka.
Ternyata anak dokter Karibaldi yang di maksud adalah Kennat, Laki-laki yang pernah berhubungan cukup dekat dengan Rania, semasa kuliah. Kini ia sudah menamatkan Pendidikan kedokteran nya dengan tepat waktu. Bahkan saat ini Kennat kembali melanjutkan program kedokteran spesialis Penyakit Dalam di salah satu Perguruan tinggi.
Kennat sangat bersyukur bisa bertemu lagi dengan Rania. Semasa kuliah Rania yang menghilang begitu saja, bagaikan di telan bumi. Hal itu Sempat membuat Kennat sangat frustasi, karna ia sama sekali tidak mengenal dengan baik Rania itu siapa? dan dimana Rania tinggal, bahkan informasi tentangnya sangatlah minim.
Orang yang pernah dia rindukan kini tepat berasa di hadapannya, itu benar-benar membuat laki-laki berkacamata itu bahagia tapi sekaligus sedih lantaran saat ini setatus Rania yang sudah menikah dan menjadi istri orang lain.
Kennat dengan segera mengeluarkan alat-alat medis miliknya. Ia memeriksanya dengan sangat hati-hati dan teliti mulai dari menempelkan Stetoskop pada dadanya untuk mengetahui apakah ada masalah dengan pernafasan nya, Kemudian berpindah ke atas perut Rania yang terlihat sangat rata bak model kecantikan di dunia.
Untuk memastikan diagnosis nya tidak salah, Kennat kembali menanyakan Apa saja keluhannya pada wanita yang masih terbaring lemah, setelah memuntahkan semua isi perutnya itu.
"Nyonya, Apa ada rasa sakit di bagian yang lainnya selain di perut? "
"Entah lah," Jawab Rania dengan mata yang tetap terpejam sejak tadi. Karena saat ia mencoba untuk membuka matanya rasa pusing dan mual yang di rasakan nya akan semakin parah.
"Apa Anda merasa sangat kesakitan di bagian perut? "
"Emmm_ Tidak terlalu, Aku merasa sangat lemas dan juga pusing.
"Ya rasa pusing dan mual itu sering datang bersamaan, saat kita sering melewatkan waktu makan kita. Itu akan segera membaik jika anda menjaga kesehatan dan makan dengan teratur.
" Aku mengerti,
"Sepertinya ini bukan yang pertama kali anda sakit seperti ini? Saya akan membuatkan resep obatnya, Dan juga coba untuk mengkonsumsi makanan dengan tekstur yang lebih lembut beberapa hari ini, itu akan membantu anda merasa lebih baik.
" Baiklah Dok_ _ter Terimakasih.
Rania sangat syok saat ia membuka matanya untuk mengucapkan rasa terimakasih nya pada dokter yang sudah memeriksanya. Tapi siapa sangka orang yang telah memeriksanya adalah Kennat, laki-laki yang sempat mendebarkan hatinya beberapa tahun yang lalu.
"Kenn,_ " Ucap Rania lirih yang di balas dengan seutas senyum menis khas miliknya.
"Semoga lekas sembuh" Kennat menjawab dengan ramah, Kemudian ia pamit untuk pergi karena tugasnya sudah selesai. Dan membiarkan Rania yang tengah kacau dengan pikirannya sendiri.
Sarah segera membawakan sebuah gelas berisi air hangat yang di campur dengan beberapa sendok madu. untuk di berikan pada Rania.
Kennat keluar dari dalam kamar Rania, ia berhenti sejenak di sebuah lorong untuk menyeka air matanya yang sempat keluar di balik kacamata miliknya. Sudah pasti perasaan pemuda itu sangat kaca saat ini. kenyataan bahwa wanita yang sampai saat ini masih menempati hatinya ternyata kini sudah menikah dengan orang lain, yang berarti dia sudah tidak lagi memiliki kesempatan untuk mengejarnya. Berulang kali ia berandai-andai kalo saja dua tahun lalu ia dengan berani mengungkapkan perasaannya, apa mungkin hasilnya akan berbeda saat ini? Atau setidaknya pada saat Rania menghilang dia tahun lalu ia berusaha lebih keras lagi untuk menemukannya mungkin ia masih ada kesempatan.
"Haaah,,, sudah_lah, kenapa sih aku terus memikirkan sesuatu yang sudah terjadi seperti ini" ia berkata pada dirinya sendiri, sebelum akhirnya Alex berhasil menemukan dokter muda itu dan membawanya menemui Althaf.
"Silahkan duduk dulu dokter," Althaf mempersilahkan tamunya untuk duduk dengan nyaman di ruangan kerjanya
"Terimakasih tuan, Althaf. " Sahut Kennat sebelum akhirnya ia duduk di salah satu sisi sofa yang ada di sana, tak jauh dari posisi Althaf duduk.
"Dokter, bagimana keadaan istri saya? Apa semuanya baik-baik saja dengan perutnya? Tanya Althaf penuh antusias, yang di tangkap oleh Kennat,
Benar, mereka sudah menikah. mungkin saja suaminya mengira bahwa mual-mual yang Rania rasakan adalah sebuah gejala kehamilan'. Kennat berpikir dengan spekulasi nya sendiri.
"Nyonya hanya sakit perut karena beliau sering melewatkan waktu makannya tuan, Maaf sudah saya pastikan sepertinya itu bukanlah sebuah kehamilan". seru Kennat, sontak ucapannya justru membuat Althaf mengernyitkan dahinya.
" Uhh ternyata bukan hamil ya".
Bagaimana bisa dia mengatakan kehamilan, sedangkan kami tidak pernah melakukannya, pemikiran Althaf di penuhi dengan begitu banyak pertanyaan. Tapi ia tidak ingin memperlihatkan itu pada tamunya, sehingga ia meminta Alex untuk segera mengantarkannya pulang.
"Baiklah dok, terimakasih anda sudah bekerja keras hari ini" ucap Althaf dengan wajah dingin.
"Tidak masalah itu sudah menjadi kewajiban untuk saya. saya ijin pamit dulu tuan, jika ada yang ingin di tanyakan nanti bisa segera hubungi saya di nomor pribadi saya." Kennat mengulurkan sebuah kartu nama miliknya pada Althaf. sebelum dia keluar dari ruangan itu.
Althaf kembali menjatuhkan dirinya ke atas sofa untuk kembali duduk, Tak lupa ia menyalakan sebatang rokok miliknya.
"Huhhh_ Apa yang dokter itu katakan, apa ada kemungkinan Rania hamil? Tapi itu mustahil, Atau Rania berkencan dengan pria lainnya tanpa sepengetahuan ku. Jika itu benar setidaknya aku harus memastikan laki-laki seperti apa yang akan bersamanya itu?
Althaf terlihat frustasi dan kebingungan, aktibat salah fahamnya itu.
Ia segera meminta Alex untuk datang ke ruangannya. "Tuan, apa ada tugas baru? "
"Berhentilah bersikap sopan saat kita sedang berdua saja," Alex adalah salah seorang pimpinan gangster yang sempat di tolong oleh Althaf, saat sedang di hajar oleh orang-orang yang tidak ia kenali. Karena lukanya cukup parah Althaf sampai harus membawanya ke rumah sakit dan mengurusnya beberapa hari. Setelah sembuh Alex menemui Althaf dan mengatakan akan membalas kebaikannya. Alex yang merupakan salah seorang anak jendral sangat bisa ia andalan untuk mencari berbagai informasi yang di butuhkan Althaf.
"Baiklah,, Aku belum berhasil mendapatkan informasi terbaru, yang terakhir kali kita datangi, perempuan bernama Rara Shakila itu, ternyata bukan orang yang anda cari. Karena dia ternyata baru tinggal di sana beberapa tahun belakangan, bukan sejak kecil." Alex terus melaporkan hasil pencarian perempuan bernama Rara yang berambut pirang, sempat tinggal di pinggiran ibukota.
"Tetap lakukan pencarian dengan orang-orang mu, Tapi ada pekerjaan lain yang harus kau urus! "
"Apa itu? " Tanya Alex dengan santai sambil ia menarik satu batang rokok milik Althaf.
"Diamlah di rumah dan kau awasi Rania, ikuti kemanapun dia pergi dengan jadi pengawalnya. Sepertinya Tania kecolongan sesuatu, biarkan Tania yang melakukan pekerjaan mu di kantor"
"Waahh ini benar-benar berita baik, Akhirnya aku akan terbebas dari pekerjaan merepotkan itu huhh_" kebulan asap putih keluar dari mulut Alex
"Ha, _ ternyata selama ini kau selalu mengeluh dengan tumpukan berkas, karena begitu menginginkan waktu bermain-main ya?
" Hahaa. kau tau aku sangat tidak patuh pada Ayahku, karena malas mengurusi berkas-berkas dan diam di ruangan seharian " keluh Alex, yang berhasil membuat Althaf tertawa kecil.
Di dalam perjalanan pulang, Kennat masih tidak bisa melupakan Wajah pucat Rania yang menahan sakit, seakan dirinya juga ikut merasakan rasa sakitnya, "Bagaimana tubuhnya sekarang menjadi begitu kurus, apa suamimu yang kaya itu tidak memperlakukanmu dengan baik Rania? Apa kau bahagia bersama dia? karena dia terlihat tidak terlalu menghawatirkan dirimu saat aku memberitahu kondisimu yang tidak baik-baik saja.
"Jika kau tidak cukup bahagia bersama dia, Setidaknya aku akan berusaha lebih keras untuk membuatmu bahagia, karena aku seorang dokter, akan aku pastikan kau akan selalu sehat"
Terlihat kacamata bening itu kembali buram karena airmatanya yg jatuh.
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak