NovelToon NovelToon
Morning Dew

Morning Dew

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Harem / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain / Kontras Takdir
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vidiana

Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.

Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.

Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?

Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Pendeta Serfa terkejut dan langsung mendongak menatap Yuki. Gerakan tangannya berhenti. Matanya bertemu langsung dengan mata Yuki yang mulai menyadari kesalahannya. Yuki memalingkan wajah, tampak panik.

“Maaf…Maafkan Aku Pendeta Serfa. Saat menemukan kantungmu Aku terpaksa mengeceknya untuk memastikan apakah itu benar milikmu atau bukan. Sungguh, Aku tidak bermaksud apa-apa dengannya” jelas Yuki sangat ketakutan ketika melihat tiga orang didepannya memandang Yuki secara bersamaan dengan ekpresi yang sukar ditebak. Rena sudah sering memperingatkan Yuki untuk menjaga mulutnya apalagi ketika bersama anggota kerajaan. Dia menyesali kecerobohannya hari ini.

Yuki sangat menyesal, telah mengatakan soal batu itu pada Pendeta Serfa. Harusnya Dia diam dan tidak mengatakan apapun.

“Aku sudah cukup sering mendengar hal yang seperti ini sebelumnya. Orang-orang yang mengaku bisa membuat batu amara bersinar, tetapi sebenarnya tidak. Meskipun Putri Yuki orang baru didunia ini, tapi Aku yakin Putri sangat paham bagaimana resiko jika berbohong pada kerajaan” kata Pangeran Riana dengan dingin.

“Aku tidak berbohong. Batu itu mengeluarkan cahaya berwarna biru es saat Aku menyentuhnya.” Yuki sangat tidak menyukai cara Pangeran Riana memandang Yuki saat ini. Tatapannya menyiratkan bahwa Yuki hanya seorang pembohong yang mencari kesempatan. “Jika Pangeran tidak percaya, Aku bisa membuktikannya”

“Buktikan sekarang juga. Serfa berikan batu Amara pada Putri Yuki” perintah Pangeran Riana langsung.

Yuki tanpa menunggu. Dia langsung mengulurkan tangannya pada Pendeta Serfa yang masih terbenggong di tempatnya. “Bolehkan Aku memegangnya ?” Tanya Yuki hati-hati. Menyadarkan Pendeta Serfa dari pikirannya.

Yuki merasa cemas dan berdoa didalam hati agar batu itu kembali bersinar ketika Dia memegangnya. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan kerajaan jika batu itu tidak bersinar seperti apa yang dikatakannya. Yuki tidak bisa membayangkannya.

Pendeta Serfa mengangkat tangannya ke atas tangan Yuki yang mengandah di bawahnya. Dia kemudian menjatuhkan batu amara di atas telapak tangan Yuki.

Tepat sedetik ketika batu Amara bersentuhan dengan kulit Yuki. Batu itu langsung mengeluarkan cahaya lembut berwarna biru keabu-abuan seperti warna es yang dingin. Warna yang sama dengan warna mata milik Pangeran Riana.

Ketiga orang didepannya terdiam menyaksikan pemandangan itu.

“Bagaimana ?. Apa sekarang Pangeran percaya. Aku tidak berbohong” Yuki menatap ketiganya puas. Dia sangat lega karena batu amara mau bekerjasama dengan baik. Saking senangnya Yuki sampai ingin menangis. Dia sangat takut tadi.

“Tentu saja, Selama ini Kita selalu menguji setiap bayi perempuan yang lahir di negeri tanpa terkecuali. Tapi Dia, Dia tidak pernah diuji karena Dia tidak lahir di dunia ini. Kenapa Aku tidak memikirkan hal ini sebelumnya” guman Pendeta Serfa pada dirinya sendiri.

Yuki menarik kembali tangan Pendeta Serfa dan langsung meletakan batu amara ke tangannya. Batu itu kembali menjadi batu kerikil biasa ketika kulit Yuki sudah tidak lagi menyentuhnya.

“Putri Yuki, Siapa saja yang mengetahui masalah Batu Amara ini ?” Tanya Raja Bardhana berhati-hati dengan wajah serius.

Yuki menggelengkan kepala, “Tidak ada Yang Mulia. Ketika mengecek isi kantung itu Hamba sedang berada sendirian didalam kamar dan Hamba yakin tidak ada seorangpun yang melihatnya”

Yuki berpikir lebih baik Dia tidak mau melibatkan orang lain di kediaman keluarga Olwrendho. Jadi jika memang hal ini akan menjadi masalah, Yuki berharap dapat menanggungnya sendiri tanpa mengorbankan orang lain yang tidak bersalah. Yuki memutuskan untjk mengatakan secara jujur dan apa adanya kepada Yang Mulia Raja. Dengan begitu, Dia berharap Raja masih mengampuninya.

“Apa Kau Yakin ?”

“Hamba sangat yakin Yang Mulia. Apakah batu itu memiliki arti yang penting ?” Tanya Yuki masih merasa binggung dan takut.

“Kau tidak tahu arti Batu Amara…”

Yuki menggelengkan kepala pelan.

Raja Bardhana menatap Pangeran Riana penuh arti. Mereka melakukan komunikasi lewat mata agar tidak disadari Yuki.

Yuki merasa ketegangan yang meliputi Pangeran Riana sesaat lalu menguap entah kemana, Pangeran Riana menjadi lebih rileks. Begitu juga dengan kedua orang yang lainnya.

“Putri Yuki, silahkan dicicipi irisan daging domba ini” Pendeta Serfa mengambilkan Yuki seiris daging yang terlihat enak keatas piring Yuki.

Yuki menatap kebingungan dengan perubahan sikap Pendeta Serfa.

“Silahkan Putri, Makanlah” Ujar Pendeta Serfa saat melihat Yuki hanya diam memandangnya.

“Apa….apa ini artinya Aku tidak akan dihukum karena telah lancang memeriksa kantungmu atau…Atau ini makanan terakhirku sebelum Aku menerima hukuman” tanya Yuki berhati-hati.

Pendeta Serfa tersenyum. Membuat Yuki malah semakin takut. Dia nyaris ingin melarikan diri. “Tidak…tidak akan ada yang menghukum Putri” katanya ringan.

...****************...

Seusai makan malam, hari sudah larut. Yuki meminta izin untuk kembali ke kediamannya.

Raja Bardhana sesuai janjinya pada Yuki sebelumnya, Dia sudah menyiapkan kereta kuda untuk mengantar Yuki pulang. Pangeran Riana berdiri didekat Yuki ketika Mereka telah sampai di halaman.

“Terimakasih untuk hari ini Putri Yuki. Kapan-kapan Aku akan mengundangmu untuk datang kembali” kata Raja Bardhana terlihat sangat senang.

Yuki menundukkan kepala untuk memberi hormat kepada Raja Bardhana dan Pangeran Riana.

“Hamba izin pulang Yang Mulia Raja, terimakasih atas kebaikan Raja kepada Hamba…”

“Ayah Aku akan mengantarnya pulang” kata Pangeran Riana tiba-tiba membuat Yuki terkejut. Dia langsung menatap Pangeran Riana tidak percaya.

“Ti…tidak perlu. Hamba bisa pulang sendiri. Dan lagi…”tolak Yuki langsung. Dia menatap Pangeran Riana dan Raja Bardhana panik.

“Masuk” perintah Pangeran Riana memotong ucapan Yuki dengan tegas. Membuat Yuki tidak berkutik. Raja mengulurkan tangan mempersilahkan Yuki untuk masuk kedalam kereta yang sudah menunggu. Pangeran Riana membuka pintu kereta. Mengulurkan lengannya agar Yuki bisa berpegangan saat naik ke dalam kereta.

Yuki kembali menunduk memberi hormat kepada Raja Bardhana dengan canggung. Setelahnya Dia masuk kedalam Kereta disusul Pangeran Riana. Pintu di tutup. Keduanya duduk berhadapan di dalam kereta. Yuki memilih duduk merapat ke jendela di seberang Pangeran Riana yang duduk dengan tenang di dekat pintu. Kereta mulai berjalan.

Di sepanjang jalan, Yuki tidak bisa tenang. Dia tampak tegang, bahkan bernafaspun Dia merasa takut. Pangeran Riana hanya diam, tidak mengatakan apapun. Tapi mampu membuat Yuki merasa tertekan dengan kehadirannya. Yuki berusaha untuk tidak membuat gerakan yang tidak perlu. Dia memutuskan untuk mengalihkan ketakutannya dengan memandang pemandangan dari jendela kereta.

Akhirnya, kereta kuda yang membawa Yuki berhenti di halaman depan keluarga Olwrendho. Rena yang memang sudah menunggu kepulangan Yuki dengan cemas, langsung berlari keluar untuk menjemput Yuki. Namun, Dia terkejut ketika Pintu Kereta terbuka dan Pangeran Riana turun dari dalam kereta. Kemudian Dia membantu Yuki keluar.

Seluruh pelayan dan pengawal yang berada di sekitar langsung memberikan penghormatan dengan sikap takzim.

“Terimakasih atas kebaikan Pangeran dan Yang Mulia Raja Bardhana” ujar Yuki berbasa-basi sembari memberi hormat. Pangeran Riana tidak mengatakan apapun. Dia masuk kembali ke dalam kereta kuda dan langsung pergi meninggalkan kediaman keluarga Olwrendho.

Ketika kereta kuda yang membawa Pangeran Riana sudah menghilang dari pandangan. Yuki langsung merasa lemas dan Dia terhuyung ke depan. Beruntung Rena dapat langsung menangkap Yuki.

“Menakutkan sekali orang itu” Kata Yuki tertahan.

“Apa Putri baik-baik saja ?” Tanya Rena merasa cemas.

“Kakiku lemas” Aku Yuki sembari menerima bantuan Rena untuk berjalan. Di sepanjang jalan kembali, Dia hanya berduaan dengan Pangeran Riana. Jantungnya nyaris berhenti. Yuki bahkan tidak ingat bagaimana Dia bisa tetap bernafas ketika itu.

“Kenapa Pangeran Riana yang mengantarkan sendiri Putri pulang, Apa yang terjadi ?”

Yuki menggelengkan kepala lagi. “Entahlah” Aku Yuki dengan jujur. “Aku juga tidak tahu”

“Jangan-jangan Pangeran tertarik kepada Putri”

Yuki mengerang. “Jangan melucu, Kenapa Kau dan Elber sangat senang menakutiku” Protes Yuki cepat.

“Kenapa harus takut Putri, bisa menjadi wanita dari Pangeran Penerus Tahtah kerjaan sebesar Garduete adalah sebuah anugerah. Putri justru harus mensyukuri hal itu. Banyak wanita yang berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi ini”

“Aku bukan salah satunya. Hentikan berpikir terlalu jauh” Ujar Yuki cepat.

“Tetapi Putri, seluruh wilayah garduete adalah milik kerajaan termasuk wanita didalamnya. Jika Yang Mulia Raja atau Pangeran menginginkan seorang wanita di wilayahnya, dan wanita tersebut menolak. Maka Dia dan seluruh keluarganya akan dianggap membangkang terhadap perintah kerajaan dan wajib dihukum”

“Hentikan. Aku tidak mau mendengar apapun lagi. Pangeran tidak mungkin menyukaiku, sebaliknya Kita segera masuk. Aku sudah tidak tahan dengan semua perhiasan ini.” Yuki masuk kedalam rumah dan langsung menuju ke kamarnya. Dia mengganti pakaiannya, melepas semua perhiasan dan menghapus makeup di wajahnya. Setelah memakai ramuan untuk merawat kulit wajah dan membersihkan giginya. Yuki berpura-pura sangat mengantuk agar rena tidak merorongnya dengan berbagai kemungkinan Pangeran Riana atau Raja Bardhana menyukainya.

Dia tidak berniat untuk menjadi salah satu wanita dalam kerajaan. Mereka terlalu tua untuk Yuki.

Yuki bersumpah untuk menghindari interaksi dengan kerajaan agar tidak lagi menimbulkan masalah ke depannya.

1
Nay Nayla
semangatt
Anggun
hadir saling support kak.. mampir juga di ceritaku ya
CaH KangKung,
👣👣
Dewi hartika
siip thoorrt di tunggu up datenya.
Zhietha Shietha
Hay kak,aq ada grup wa nie,husus para pembaca novel,novel siapa aja.kali aja kakak minat untuk gabung bisa inbox no kkak di fb/ig aku,atau balas komen di sini,mungkin aja minat 🥰 itung2 tambah teman
Rendi Rustandi
lanjut dong
Hana
lanjut
Agis
kalo lagi mimpi jiwanya pindah
Agis
di sekitarnya
Agis
sedari tadi
Agis
kok diulang narasinya?
Agis
sudah kuduga pasti mimpi
Agis
di atas. di bawah
Agis
di sekelilingnya
Agis
disummon
Agis
manusia serigala
Agis
di mana.
Agis
di sini.
Agis
ki yuki... tangi woy wes awan...
Dewi hartika
di tunggu kelanjutannya thorr.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!