Kanaya tidak pernah ada perasaan pada Bian saat pemuda itu menyatakan cinta nya tapi lambat laun rasa itu tumbuh untuk Bian, saat perasaan itu mulai tumbuh subur sebuah kenyataan harus dia terima tentang alasan selama ini sang kekasih mendekatinya. Aya sapaan Kanaya sakit hati mendengar sendiri kenyataan itu dari mulut kekasihnya. Apa yang akan dilakukan oleh Aya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E.Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagaskara
"Udah selesai ngobrol masalah futsal?" Aya meletakkan minuman dan camilan untuk Bian yang kini sudah duduk di ruang tamu rumahnya
"Udah,, jadwal turnamen udah keluar weekend minggu depan tanding sama Universitas Kencana" (othor ngarang ya, takut mau ambil nama universitas yang ada di indo)
"Kata abang mau KKN juga, emang masih sempet?" Aya memakan keripik kentang yang ada di depannya
"Cuma ikut yang minggu depan aja, lagian KKN kita juga di desa deket-deket sini aja, jadi bisa disempetin kalo emang dibutuhkan" ucap Bian sembari menuang teh dingin yang ada di dalam teko, dan meminumnya
"Ohh, 1 kelompok berapa orang?" tanya Aya
"Belum tau, besok baru keluar pengumuman dari jurusan trus prepare sama pembekalan PKL dan KKN minggu depan" jelas Bian, lalu pemuda itu mulai menyomot keripik kentang yang ada di depannya mengikuti sang kekasih
"Berarti waktu tenggangnya seminggu ke depan aja?"
"Iyaa,, makanya besok aku mau ajak kamu keluar" Bian memandang Aya yang sedang meminum air putihnya
"kemana?"
"Malam mingguan dong Ay,," gemas Bian
"kalo gak mager ya,, aku males keluar malem-malem dan emang ga pernah kalo gak sama abang atau papa mama" Aya berbicara apa adanya
"Kok mager sih,, anggap aja ini kencan pertama kita" bujuk Bian pada Aya
"Iya liat besok dulu, takutnya Papa mau ajak kita keluar,, biasanya kita makan malam di luar kalo weekend" Aya mencoba memberi pengertian pada Bian
"Ya udah kalo gitu nanti kamu kabarin aku aja ya" putus Bian akhirnya mengalah
"Iya nanti aku tanya mama dulu besok mau ada acara atau nggak" Aya menanggapi
"Besok pagi kamu cuma di rumah aja?"
"Belum tau sih, cuma tadi Tika temen aku ngajak keluar nemenin dia beli kado buat saudaranya" jawaban Aya membuat Bian menganggukkan kepalanya
"berdua aja?" tanya Bian lagi
"Iyaa,,"
"gak sama Sella juga?, dia temen kamu kan?"
Mendengar nama Sella disebut, membuat hati Aya sedikit terusik dan kurang nyaman tapi dia tidak mau dianggap cewek posesif yang gak bisa lihat pacarnya berteman dengan cewek lain (itu namanya cemburu neng,,)
"Nggak, besok cuma sama Tika aja,, Sella juga jarang sih kumpul sama kita, dia lebih sering sama Angga pacarnya" jelas Aya
"Ohh,, ya udah besok kabarin aku ya jadi keluar atau nggak" Bian mengelus pelan rambut Aya
"Iyaa,," Aya tersenyum
"Aku pulang dulu kalo gitu" Bian berdiri dan memakai tas nya di punggung
"Iya hati-hati" Aya mengantarkan Bian hingga ke depan rumahnya. Gadis itu melambaikan tangannya saat Bian memutar balik motornya dan menyalakan klaksonnya satu kali, lalu keluar dari pagar rumah Aya
...*********...
Seorang pemuda terlihat bercucuran keringat sembari memukul dan menendang sebuah samsak hingga dia berteriak keras untuk mengakhiri sesi latihannya malam itu. Pemuda itu melepas Glove tinjunya, lalu berjalan ke menuju tembok dan menyandarkan tubuhnya di sana
Bagas, pemuda itu memejamkan sejenak matanya sembari mengatur nafas untuk menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang akibat aktivitas tadi. Membuka botol air mineral dan menenggaknya dengan rakus hingga tersisa seperempat botol. Bagas menerawang dan mencoba mengingat memori beberapa tahun lalu saat dia masih kelas 2 sekolah menengah atas
Flashback On
"Anterin gue pulang dulu mau ya?" tanya seorang gadis bernama Tasya yang saat itu sedang berjalan bersama dengan Bagas
"Nggak" Bagas terus berjalan tanpa menghiraukan gadis yang terus mengikutinya dari samping
"Gue gak bawa mobil, boleh bareng ya?"bujuk gadis itu lagi
"Minggir" Bagas berucap dingin ketika Tasya masih keukeh bertahan di depan motornya
Akhirnya gadis itu mengalah untuk menyingkir dari hadapan Bagas dan memandang sendu kepergian pemuda yang selama ini dicintainya namun tidak pernah ditanggapi oleh pemuda itu. Tasya sering memberikan Bagas bekal, namun tidak pernah di terima olehnya. Bukan karena apa, Bagas hanya tidak mau memberikan harapan untuk Tasya karena sedari kecil saat dia duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, hatinya sudah tertambat pada seorang gadis yang selam ini diam-diam dia perhatikan dari jauh.
Flashback Off
Bagas tersenyum kecut menertawakan dirinya sendiri yang terlalu pengecut untuk menampakkan diri di depan Aya, gadis penolongnya. Hingga saat ini gadis ini sudah dimiliki oleh orang lain yang saat ini masih menaruh dendam padanya
Bagas masih belum tahu tujuan Bian yang menjadikan Aya kekasihnya. Namun dia akan selalu berharap kebahagiaan untuk orang yang dikasihinya itu. Dia memutuskan tetap akan menjaga gadis pujaannya itu walaupun dari jauh
...*********...
Bagas keluar dari kamar mandi sambil mengusak rambutnya dengan handuk saat sang mama masuk ke kamarnya dan mendekat ke arahnya
"Sudah selesai sayang?" Mama duduk di pinggiran hemat tidur Bagas
"Hemm udah,, Papa kemana?" tanya Bagas dan menyusul sang mama untuk duduk di sampingnya
"Papa ada dinner sama rekan bisnisnya" jelas sang mama
Benar yang dipikirkan oleh Aya dan teman-temannya jika Bagas ini adalah anak orang kaya. Bagas merupakan anak tunggal Dari Anggara Wijaya dan Rosaline Handayani pemilik dari jaringan retail Supersemar di seluruh Indonesia. Jadi bayangkan sendiri gimana kaya nya seorang Bagas
"jadi,, gimana kabar Kanaya hari ini?" Mama Rosa menggoda Bagas
"Baik,, dan selalu cantik" Bagas tersenyum membayangkan bagaimana sempurnanya seorang Kanaya Putri Shaquille di matanya
Mama Rosa hanya tersenyum melihat putera satu-satunya yang kini sudah beranjak dewasa. Bagas selalu menceritakan semua hal tentang Kanaya sejak dia pertama kali bertemu dengan gadis itu, Kanaya yang baik, Kanaya yang cantik, Kanaya yang terkadang jutek semua dia ceritakan pada sang Mama, terkecuali masalah Kanaya yang saat ini tengah menjalin hubungan dengan Bian
...********...
Pagi itu Bagas berlari mengelilingi kompleks perumahannya dan sengaja lewat di depan rumah sang pujaan hati. Dia beristirahat sejenak dan duduk di bawah pohon palem besar yang melindunginya dari sinar matahari pagi yang mulai beranjak naik
Menatap rumah yang bertahun-tahun dia amati, hanya berharap bisa melihat wajah gadisnya hari. Dia tidak perduli jika dikatakan sebagai seorang penguntit, nyatanya dia tidak melakukan hal itu untuk tujuan yang buruk namun untuk melindungi gadis itu dari jauh
Terlihat sang gadis keluar dari kamar dan menuju balkon depan kamarnya. Aya terlihat sedang berbincang di telepon dengan wajah yang terlihat segar sehabis mencuci mukanya. Terlihat gadis itu sesekali melotot dan tersenyum, mungkin karena topik obrolan yang seru dengan seseorang di seberang sana
Bagas mengeluarkan ponselnya, memotret pemandangan indah di depannya. Mungkin jika semua dicetak, Bagas perlu membangun studio untuk menyimpan foto-foto Aya yang ada di ponselnya
Bagas tersenyum melihat hasil foto gadisnya dengan berbagai ekspresi, Eh gadisnya ya,, Bagas tersenyum lagi memikirkan pernyataan konyol itu. Bagas tidak pernah mencoba dekat dengan Aya, dan mungkin itu menjadi salah satu penyesalan terbesarnya, kenapa dia tidak hadir lebih dulu untuk mencoba mendekat dan berteman dengan Kanaya nya
...*******...