Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dukungan Chayna, sang putri.
"bunda" panggil Chayna.
Citra menoleh dan tersenyum pada putrinya mereka sudah selesai makan malam.
"kalo om yang nolongin Chayna ngelamar bunda, apa jawaban bunda"tanya Chayna.
" bunda tidak mau menikah nak, bunda cuman mau fokus sama kamu" Citra mengelus rambut anaknya.
"kalo Chayna bilang pengen rasain punya ayah gimana bun? " .
Citra menatap mata anaknya, dia tau betuk Chayna perlu sosok ayah "apa bunda tak cukup sayang? bunda hanya ingin ayah Chayna satu satunya yang menjadi suami Bunda" ungkapnya.
"tapi tidak dengan hati bunda" balas Chayna sambil. menunjuk letak hati mamanya itu.
Citra langsung menatap kelain arah dan terdiam, dari kecil dia mengajarkan anaknya agar bisa menilai sesuai dengan parenting dia memilih yang dia inginkan, apa yang dia suka dan lain sebagainya, disaat 6 tahun Citra mulai mengenalkan cara pandang luas agar Chayna jadi sosok yang bisa percaya diri, namun menjadi boomerang untuknya, anaknya terlampau cerdas dan menangkap sesuatu dengan jelas, anaknya bahkan tau apa yang tengah dia rasa, Citra bahkan mengingat saat anaknya berumur 21 bukan dia tengah diterpa masalah dia menangis didepan Batita itu dan dengan tangan mungil Chayna anaknya mengelus kepala dan mengecup pipinya lalu berkata "angan nangis bunda".
" Chayna memang masih kecil tapi Chayna tau bunda tengah berbohong, bunda selalu ngajarin Chayan tatap mata lawan bicara! kalo orang itu menatap kearah lain dia tengah berbohong mencari alasan untuk jawabannya".
"Chayna kamu masih kecil nak, kamu bakal tau nanti kalau sudah dewasa" lirih Citra kembali menatap anaknya.
"bunda tau gak? Chayna gak perduli gak ada sosok ayah yang penting ada bunda, sama bunda dan terus bareng bunda tapi dari hati Chayna yang jauh disana pengen tau gimana sosok ayah? gimana disayang ayah! karna Chayna gak inget itu" Chayna menangis.
Citra menutup matanya meluruhkan airmata untuk semakin menetes deras lalu memegang kedua tangan putrinya, iya kecup tangan putrinya laku meminta maaf "maaf sayang, bunda tau! bunda tau itu! bukannya bunda egois sayang, tapi bunta tak bisa menjelaskan secara gamblang kenapa bunda gak mau menikah nak, bunda pengen kasih tau Chayna tapi kan Chayna masih kecil, " suarnya yang lirih semakin lirih di penghujung kata.
"bunda boleh bahagia, Chayna tau saat di kampung bunda sering nangis! walo Chayna gak paham betul tapi Chayna nangkep satu hal, bunda tak pernah bahagia dengan tulus" Chayna.
Citra memeluk anaknya dan menangis sejadi jadinya, anaknya benar benar teman pendengar yang tau apa yang ia rasakan, anaknya seperti lebih dewasa darinya, dia tak mau anaknya tumbuh dewasa sebelum waktunya seperti dia nyatanya malah anaknya lebih dewasa darinya, ditinggal sosok Ayah, ditinggal ibu kerja, mengalami penculikan dan dipaksa mengerti keadaan disaat yang lain merengek minta mainan dan jalan jalan.
Citra berusaha melakukan upaya terbaik untuk anaknya namun ternyata tetap kurang, dia sadar seiring berjalannya waktu anaknya tumbuh dia akan menghadapi ini.
"Bunda tau gak? tadi pas jalan jalan di rumah sakit oma Cana nyampein sesuatu ke Chayna" ucapnya sambil menangis juga.
Citra segera menghapus air matanya lalu menghapus juga air mata putrinya.
"sudah, jangan dibahas! ayo kita murah sambil nunggu Isya" Citra laku berdiri dia melangkah 3 langkah namun terhenti ketika Chayna berkata,
"kata oma Cana, Om Warren sama bunda punya kisah yang belum selesai!" ucapnya sambil sesegukan "kisah apa ya? Chayna jadi inget kisah nabi yang diceritakan guru ngaji, Chayna jadi mikir kisah bunda sama Om Warren pasti soal perasaan ya? kaya kartun kartun yang Chayna tonton mereka sering bahas perasaan mereka entah senang apa sedih" Chayna menundukkan wajahnya dia sudah paham kisah apa itu, tapi dia memilih seperti anak anak seusianya yang tak tahu apapun.
"jangan didengarkan sayang, bunda dan om itu tak pernah ada kisah yang belum selesai".
" ada bun, Cinta kalian"ucapnya lirih namun masih didengar Citra.
Citra kembali ke arah Putrinya, dia berjongkok untuk menyamakan dirinya dan Chayna yang duduk dengan menunduk.
"kisah cinta apa yang kamu maksud sayang? " dengan mata merah menahan tangis.
"kisah cinta , seperti yang bunda bilang kalo sayang dan cinta sama Chayna karna allah".
" kamu jangan berpikir macam macam, apa saja yang dikatakan oma Cana? " Citra.
Chayna mendongak dan menatap netra ibunya yang memerah dia lalu bercerita semua membuat Citra terdiam membisu.
......................
Siang Tadi di taman rumah sakit.
Chayna dan Cana bergandengan kayaknya nenek dan cucu mereka berbincang bincang ringan sampai dimana mereka melihat seorang pria memeluk anak laki laki dan pasien wanita disana bahakan mereka mendengar perkataan dimana sang pria minta maaf karna baru menemukan mereka selama 8 tahun lamanya.
"Chayna, " panggil cana.
"dalem oma, eh maksudnya iya." Ucap chayna yang kebiasaan di panggil jawab Dalem khas orang Jawa.
"oma gak tau gimana mulainya karna Chayna masih kecil, tapi oma bakal bilang sesuatu" Cana.
"apa soal bundaku oma? " .
Cana mengangguk lalu mengelus kepala Chayna penuh kasih sayang "dulu om Warren sama bunda kamu pernah bertemu".
" mereka berteman? ".
" ya, semacam itu, kamu tau dari mana? apa bunda kamu cerita sayang?".
"bunda gak cerita oma, tapi Chayna liat dari tatapan Rindu om Warren natap bundaku".
" mereka punya kisah yang belum selesai, kamu tau nanti pas kamu remaja bakal ada masa masa tertarik sama orang tetapi lawan jenis" Cana mencoba bercerita menyesuaikan umur Chayna, dia tak akan berbicara kalo Chayna anak yang biasa aja, masalahnya Chayna menunjukan kepintaran diatas rata rata dan memahami seseorang padahal usianya masih kecil bangat.
"iya, Chayna paham dan itu dosa! " Chayna menatap mata wanita paruh baya didepannya itu , walau dibalik Cadar Chayna merasa tak terhalang memandang Cana karna dia sudah melihat wajah Cana kala di kamar pasien.
" kamu pintar bangat nak, benar itu dosa!"lirihnya.
"Chayna paham sampai sini oma, Chayna paham apa yang oma maksud, karna Chayna juga paham apa yang dirasakan bunda" gadis kecil itu dengan tatapan mata sulit diartikan.
...----------------...
Citra masih biasa sampai Citra mengatakan menemukan buku yang terbakar dan menyisakan tulisan aku dijodohkan dengan pria baik bernama Fino Ronggo dani.
"maaf Bunda, chayna tak sengaja membaca itu sebelum kita berangkat ke Jakarta, bunda membakar semua buku bunda tapi ada yang tak terbakar saat Chayna menyapu dapur tungku kita, itu nama ayah kan! ".
" Iya nak itu nama ayah, walau dijodohkan bunda berani menjamin bunda bahagia sama ayah kamu, apa lagi hadirnya kamu membuat warna baru sayang" Citra.
Chayna tersenyum tipis "Chay udah tau apa itu dijodohkan mah, apa lagi ada temen Cana yang seumuran Cana udah dijodohin sama putra sorang ustadz, dia cerita dia gak paham tapi dia paham akan satu hal perjodohan itu pemaksaan".
" perjodohan sama dengan Ta'aruf nak, bukan paksaan" elak Citra lagi.
"kata temanku satu lagi dia gak bahagia karna mama papanya berantem, dan selalu bahas mereka nyesel dijodohkan, Chayna cukup mengerti" Chayna menangkup pipi bundanya dan mencium pipi sang bunda.
"Chayna percaya sama perkataan Bunda tapi Chayna juga paham gimana sakitnya bunda membesarkan Chayna sendiri".
" husttt, jangan ngomong gitu nak! kamu dengar kata kata itu dari mana? ".
" dari kakek dan nenek pas mereka ngobrol kalo mereka kasian sama bunda yang masih muda jadi janda dan mengurus anak sendiri, mereka memang membantu tapi tetap saja bunda yang susah".
Citra hanya bisa menghela nafas, ternyata anaknya banyak mendengar hal tak seharusnya anak seusianya dengar, walau sekalipun berbicara pelan tapi ketauan anak tampa diketahui orang tua anak akan mengingatnya.
pada dasarnya tak mungkin manusia menutup telinga orang lain jika mereka saja tak tau pembicaraan mereka terdengar orang lain, Tapi setidaknya jika tau dia akan memberi pengertian pada Chayna agar putrinya tak ke iklan hati dan semacamnya.
"Chayna pengen ayah, Chayna pengen bunda bahagia," tatapan polos Chayna membuat hati Citra seolah menusuk uku hatinya, baru kaki ini Chayna mint sesuatu bahkan mainan saja tidak pernah ia minta ya karna sudah jelas Citra melengkapi semuanya walau tak mahal.
"Chay, bunda belum siap menikah nanti pasti kamu bakal ngerti kalo sudah agak besaran ya, perasaan tidak bisa bohong" Citra.
"tapi om Warren menyukai bunda, dari banyaknya pria yang melamar Bunda om Warren tatapannya berbeda gak aneh".
Citra hanya Bungkam anaknya belum tau artinya apa tapi dia sudah paham orang yg melamar kebanyakan memang punya tatapan penuh nafsu, makanya dia bilang tatapan mata aneh.
"sayang, mama akan pertimbangkan kalo ada yang buat Chayna nyaman ya, namanya ayah sambung harus buat Chayna nyaman".
" sekalipun Chayna gak nyaman, bunda bahagia Chayna seneng bun"ceplos Chayna.
"husss, astaghfirullah Chay jangan kaya gitu, tidak ada orang tua yang mau anaknya menderita" Citra.
"tapi kata Sisil teman Citra yang di kampung ayah sambung gak seburuk itu, kata Doni juga ibu sambung gak sejahat dongeng Cinderella"
Citra makin bungkam dia lupa, kalau di kampung teman Chayna banyak yang ada ayah sambung dan ibu sambung bahkan ada yang cuman saman nenek kakeknya karna orang tuanya meninggal dan ada yang sama bibi nya karna kakaknya gila.
"bunda Chayna gak nuntut bunda kok, cuman utarain perasaan Chayna, yang bisa milih cuman bunda karna Chayna gak tau permasalah orang dewasa Jadi, kaya yang bunda bikang harus selalu ikutin kata hati kita" ucap Chayna sambil memejamkan mata karna Citra mencium pipinya penuh kasih sayang.
Citra? dia hanya tersenyum mengangguk sebagai jawaban atas penuturan anaknya, ada banyak pikiran yang bersliweran di otaknya.