Legacy Of Primordial

Aku meninggalkan Elisa Pane secara diam-diam, sama seperti sebelumnya, menyusuri jalan yang selalu aku lalui ketika pulang.

Saat itu, aku melihat salah satu preman, Thelo Gill, bersembunyi di balik pohon, memata-matai orang yang lewat.

Pendeta tidak tahu kapan harus berhenti...

Aku bergumam pada diriku sendiri.

Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang hal ini.

Kemampuan pribadiku terbatas, dan aku tidak bisa mengambil risiko menarik perhatian Gereja God of Eternal Light di wilayah Restcliff. Inkuisisi akan mengincarku dalam sekejap jika aku melakukannya. Dan hal ini akan menyebabkan malapetaka bagi Millie.

Kecuali jika aku terdesak ke tepi jurang dan tidak punya pilihan lain selain meninggalkan kota, satu-satunya pilihannya adalah mengungkap aktivitas buruk sang Pendeta dan memaksanya untuk pensiun ke biara.

Tapi itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Aku harus berhati-hati dan licik, sama seperti ketika Rin membiarkan orang asing mengetahui perselingkuhan Pendeta dengan Madam Veve.

Aku tidak mau memperbesar masalah ini.

Aku tahu bahwa administrator dan hakim teritorial, sangat menjaga reputasinya. Jika aku mengungkap masalah Madam Veve, aku tidak akan mendapatkan bantuan apa pun sebagai balasan. Tidak, kemungkinan besar administrator malah akan berbalik memusuhiku.

Hal ini tentu akan membuatku tidak punya pilihan lain selain melarikan diri dari Reum jika Pendeta dan administrator mengejarku.

Aku berjalan dengan hati-hati, mengambil jalan memutar melalui gang sempit yang berkelok-kelok di antara beberapa rumah.

Sepanjang jalan, aku mengandalkan akalku bersama lingkungan sekitar untuk menyembunyikan diri. Aku merunduk di balik tembok, menyelinap melalui pintu, dan berlindung di balik pohon kapan pun diperlukan.

Saat aku mendekati ujung gang, aku mendengar suara.

“Bernard, kenapa kita buang-buang waktu mengejar gadis itu sepanjang hari? Ayo pergi ke rumah Millie malam ini dan tangkap dia. Kita punya keunggulan jumlah, dan keterampilan bertarung Millie tidak cukup untuk menghentikan kita. Kita bahkan bisa mendapatkan bala bantuan dari kota jika diperlukan.”

Bernard... Pendeta juga ada di sana?

Aku berhenti, mundur ke sudut untuk menguping pembicaraan mereka dan melihat rencana apa yang mereka miliki.

Suara Bernard Gill terdengar.

“Tentunya, kau tidak berpikir bahwa kemampuan Millie hanya sebatas itu, kan? Aku tidak akan terkejut jika dia memiliki kemampuan supernatural melebihi kemampuanku.”

“Ah...” Thelo jelas terkejut.

“Seorang Penyihir, katamu? Bernard, mungkin sudah waktunya bagimu untuk berkelana ke Restcliff dan mencari Inkuisisi. Jika kau bisa menangkap Penyihir sejati, Gereja pasti akan memberimu hadiah yang besar. Dengan hal ini, kau juga akan bisa mencapai kekuatan luar biasa yang telah kau dambakan selama bertahun-tahun.”

“Bodoh!” Bernard Gill memarahi saudaranya.

“Apakah kau tidak tahu apa yang terjadi di desa ini? Inkuisisi memiliki hidung seperti anjing. Mereka tidak akan mengabaikan anomali apa pun. Jika saatnya tiba, kita akan berada dalam masalah.”

“Bahkan jika Millie ingin berurusan dengan kita, aku punya solusi lain,” katanya. “Kita tidak boleh membangkitkan perhatian Inkuisisi.”

Jadi, apa sebenarnya yang terjadi di desa sekarang?

Aku menanggapi hal ini dengan serius sekaligus penasaran.

Menggabungkan pengamatanku terhadap kelainan, aku merasakan sesuatu yang buruk sedang terjadi dan berkembang di desa ini, seperti arus bawah laut yang bergejolak di bawah laut yang tenang.

Yang membuatku kecewa, Thelo tidak menjelaskan lebih lanjut topik tersebut. Sebaliknya, dia fokus pada hal lain.

“Apakah kau punya cara untuk menghadapi Penyihir?”

“Kau tidak perlu tahu,” jawab Pendeta, Bernard Gill, dengan nada berbisik.

“Selanjutnya, kita bisa mengesampingkan urusan dengan Rin dan Seina, tapi kita tetap harus menjaga penampilan. Kita tidak bisa membiarkan siapa pun mencurigai keinginanku untuk membalas dendam. Itu akan memberikan koneksi yang dibutuhkan orang asing dan berdampak negatif.”

“Apa yang perlu kau lakukan sekarang adalah untuk mengingatkan setiap orang yang relevan dan menakut-nakuti orang-orang yang mungkin menyadarinya. Jangan biarkan mereka membocorkan rahasia di depan orang asing itu."

"Bernard, maksudmu ada orang asing yang ingin menyelidiki masalah ini?" Thelo tampak ketakutan dan khawatir.

Lihatlah dirimu. Hanya berotot, tidak punya otak. Kau tidak seperti saudaramu, seorang pemimpin yang terlahir secara alami... aku mengejek Thelo dalam hati.

Meskipun aku meremehkan Pendeta, yang aku lihat sebagai kuda jantan yang kasar dan serakah daripada pria berpakaian rapi, aku tidak dapat menyangkal bahwa dia memiliki pesona yang kuat.

Gayanya yang lugas, mendominasi, dan pikirannya yang jernih memenangkan hati banyak orang di pedesaan, sehingga memudahkan mereka untuk mengidolakan dan mengandalkannya.

Bernard Gill mencibir.

"Tidak perlu khawatir. Selama orang asing itu tidak menemukan bukti nyata, aku akan tetap menjadi Pendeta di Reum.”

"Thelo, kau perlu memahami bahwa memerintah dengan rasa takut dan intimidasi tidak akan menghasilkan perdamaian atau kemakmuran. Gereja tidak ingin kota hancur yang tidak mampu membayar pajak. Kita membutuhkan teman dan pengikut untuk mempertahankan kendali. Dengan menawarkan mereka perlindungan, kita bisa mendapatkan dukungan mereka.”

“Gereja mempercayai kami sebagai penduduk setempat dengan kerabat, teman, dan pengikut kami untuk menangani masalah di sini dan tidak mendatangkan orang luar yang dapat membuat kekacauan. Selama tidak ada bukti kuat, para petinggi akan terus percaya padaku.”

“Baiklah, aku akan pergi ke katedral.”

Kedengarannya logis dan persuasif, tapi kebijaksanaan dan wawasanmu hanya terbatas pada Restcliff...

Millie memberitahuku bahwa ketika Gereja menghadapi desa-desa yang dikuasai dewa jahat, mereka akan melenyapkan seluruh desa dan meratakan tanahnya. Mereka tidak hanya membunuh orang dewasa, tapi bahkan anak-anak...

Aku mendapati diriku hampir terpengaruh oleh kata-kata Bernard Gill. Untungnya, Millie telah memperingatkanku tentang reputasi menakutkan dari Gereja God of Eternal Light dan Gereja God of Craftsmanship.

Setelah Pendeta pergi, aku mengambil jalan berbeda dan kembali ke rumah tanpa cedera.

*

Millie, yang mengenakan celemek bersih, sibuk di sekitar oven.

“Lagi sibuk apa?”

Aku bertanya dengan rasa ingin tahu.

Masih dua jam lagi menuju jam makan siang.

Millie menyelipkan sehelai rambut pirangnya ke belakang telinganya dan berseri-seri, “Mencoba resep roti panggang baru. Roti beras.”

“Kamu tidak harus melalui semua kesulitan ini...” aku terharu.

Aku yakin Millie berusaha keras untuk membuatkan sesuatu yang istimewa hanya untukku.

Millie terkikik dan membalas, “Apa yang kamu pikirkan? Bisakah kamu lebih mementingkan diri sendiri? Bagiku, membuat kue adalah salah satu bentuk hiburan. Ini cara yang bagus untuk menghabiskan waktu. Kamu paham?”

“Lalu kenapa kamu tidak suka keluar? Ada banyak kesenangan di luar sana,” aku menyelidik.

Aku selalu merasa Millie adalah orang rumahan karena dia terlalu khawatir dengan risiko yang ditimbulkan oleh status Penyihirnya.

Millie memutar kepalanya dan memberiku tatapan tajam.

“Maksudmu minum dan berjudi? Ingat, aku adalah diriku sendiri, tidak bergantung atau terikat pada orang lain.”

Aku memahami bagian pertama dari pernyataannya tetapi bingung dengan bagian kedua.

“Ah? Bisakah kamu menjelaskannya?”

Millie memberiku tatapan mematikan.

“Singkatnya, kakakmu adalah seorang introvert untuk sebagian besar waktu!”

“Apa yang kamu maksud dengan sebagian besar waktu?” aku bertanya dengan bingung.

“Manusia adalah kontradiksi berjalan.”

Millie merenung, kembali ke berkeliaran di sekitar oven.

“Tidakkah kamu ingat? Kadang-kadang, aku suka mengobrol, ingin sekali keluar dan mendengarkan gosip nenek-nenek. Di lain waktu, aku akan bermain dengan anak-anak dan menghibur mereka dengan dongeng. Sering kali, aku akan melepaskan diri dan menunggangi kuda Madam Veve mengelilingi pegunungan sambil berteriak sekuat tenaga.”

Pada saat itu, kau bersinar seperti mawar yang dicium embun, memikat orang hanya untuk menusuk mereka... aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menggerutu dalam hati.

Sejak Madam Veve disebutkan, aku memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan.

“Ah, Millie, aku mendengar rumor tentang Madam Veve.”

“Apa itu?”

Millie tidak menyembunyikan rasa penasarannya.

“Dia seorang Penyihir yang bisa berbicara dengan orang mati...”

Aku menceritakan kepada Millie apa yang diungkapkan Aya. Aku juga mengemukakan anomali yang aku amati dan komentar Bernard Gill.

Millie menghentikan pekerjaannya dan mendengarkan ceritaku dengan saksama.

Mimik wajahnya menjadi semakin suram.

Setelah aku selesai, Millie memberiku senyuman dan meredakan ketakutanku.

“Jangan terlalu khawatir. Ketiga orang asing itu pasti ada di sini untuk sesuatu yang dilakukan oleh Pendeta dan antek-anteknya secara rahasia. Mungkin ada hubungannya dengan Madam Veve.”

“Jangan main-main dengan Madam Veve untuk saat ini. Aku akan mengawasi mereka. Jelajahi desa lebih banyak dan cobalah mencari tahu apa yang terjadi. Heh heh, dibandingkan dengan itu, wanita yang memberimu kartu The Universe jauh lebih menarik.”

“Jika keadaan memburuk, kami harus mempertimbangkan untuk meninggalkan Reum. Kami dapat mulai membuat pengaturan sekarang.”

“Oke.” aku mengangguk setuju.

Setelah hening sejenak, aku bertanya dengan rasa ingin tahu, “Millie, jika kita harus meninggalkan Reum, kemana kamu ingin pindah?”

“Sidness!”

Millie menyatakan tanpa ragu-ragu.

Sidness adalah ibu kota Kerajaan Minos, puncak kebudayaan dan seni di seluruh benua.

“Mengapa?”

Meski aku juga mempertimbangkan tempat yang sama, aku mengajukan pertanyaan dengan santai.

Setiap Minosian mendambakan kesempatan mengunjungi Sidness.

Di mata para Sidnessian, hanya ada dua tipe individu di Minos: Sidness asli dan orang luar.

Millie menjawab dengan acuh tak acuh, “Seorang utusan pernah berkata, ‘Selama Sidness bertahan, kegembiraan dan keriangan tidak akan pernah goyah’.”