Legacy Of Primordial

Legacy Of Primordial

Arc 1 : Prolog

13 Januari 1993, aku mulai menulis buku harian ini.

Hmm... dari mana aku harus menulisnya? Oh benar, pertama-tama aku harus memulai dari perkenalan.

Setelah merenung sejenak, aku mulai menggerakkan jariku untuk menulis pengenalan yang harus aku masukkan dalam buku harian.

Namaku adalah Seina, lebih lengkapnya adalah Seina Heatcliff. Tapi aku lebih suka jika seseorang tidak mengetahui nama belakangku.

Mm… kurasa ini sudah benar.

Adapun alasannya... Yah, itu karena aku tidak terlalu menyukai nama belakangku.

Biarkan aku menjelaskan mulai dari itu. Mewarisi nama belakang 'Heatcliff', aku terlahir sebagai putri sulung seorang Count. Namun, tidak seperti harapan banyak orang, aku terlahir dengan tubuh yang lemah.

Ini membuatku tidak dapat melakukan banyak hal, dan orang-orang di sekelilingku mulai memandangku dengan rendah. Bagaimana tidak? Ayahku, Count Bornova Heatcliff adalah seorang pria terhormat yang memiliki kemampuan hebat dalam ilmu pedang.

Di sisi lain, ibuku ‘Alyssa Heatcliff’ juga memiliki penampilan yang luar biasa dan bakat yang tidak lebih rendah dari ayah.

Sejak muda, keduanya memiliki banyak pencapaian dan nama mereka terkenal di seluruh kerajaan Minos. Ini juga sama untuk istri kedua. Itu adalah Countess Emer Heatcliff.

Meskipun sosoknya tidak sebanyak ibu, dia masih tetap luar biasa. Ayah telah mengenalnya sejak mereka berada di tentara dan keduanya sama-sama seorang pendekar pedang.

Namun, saat itu ayah telah bertunangan, jadi dia tidak bisa bebas untuk dekat dengan gadis lainnya. Tapi itu berbeda untuk Countess Emer. Dia tidak mengetahui situasi di pihak ayah dan diam-diam mulai tertarik kepadanya.

Yah, bagaimanapun, ayah memang memiliki wajah yang tampan dan juga banyak bakat. Bahkan tanpa mengenal dia terlalu lama, seorang gadis dapat dengan mudah jatuh hati padanya.

Dan hal inilah yang terjadi pada Countess Emer. Setelah dia menumbuhkan perasaan terhadap ayah, dia mulai mendekatinya. Akhirnya, keduanya mulai saling mengenal.

Namun, karena ayah juga seorang manusia, semakin lama dia dekat dengan seseorang, suatu saat pasti akan terjalin sebuah hubungan.

Dan begitulah... Ayah akhirnya mendapati dirinya mulai mengembangkan perasaan untuk Countess Emer. Namun, itu segera diikuti oleh rasa bimbang dan rasa bersalah. Sebelum Countess Emer, perasaannya terhadap ibu jauh lebih dalam.

Huh, ironisnya, dia tidak bisa mengabaikan sisi lainnya.

Saat itu, dia akhirnya membuat sebuah pilihan, itu adalah pilihan untuk jujur pada keduanya. Tidak tegas bukan? Tentu, berita tersebut mengguncang kedua pihak wanita, ini terutama pada Countess Emer. Bahkan, dia dikatakan telah mengalami depresi yang cukup parah saat itu.

Di sisi lain, ibu dapat mengendalikan emosinya dengan mudah. Tidak hanya itu, setelah ibu mendengar tentang kondisi Countess Emer, ibu bahkan memilih untuk mengalah. Keputusannya ini menciptakan ketegangan dari berbagai pihak.

Ayah, yang menjadi pusat masalah juga sangat tertekan. Pada saat itu, pihak keluarga Countess Emer akhirnya mengajukan sebuah tawaran untuk semua pihak. Tawaran ini juga ditujukan untuk tanda damai sekaligus permintaan maaf.

Bagaimanapun, karena ketidaktahuan Countess Emer, masalah ini akhirnya tercipta. Keluarga mereka tidak ingin menambah perselisihan.

Jadi, mereka mengusulkan untuk menjadikan Countess Emer sebagai istri kedua. Meski ayah merasa bahwa hal ini kurang tepat, ia tetap mendiskusikannya dengan pihak ibu. Ibu tidak terlalu mengkhawatirkannya, asalkan pihak lain tidak keberatan, dia dengan mudah menerima usul tersebut.

Dengan demikian, ayah akhirnya menikahi keduanya.

Yah, itu dulu.

Dari sinilah aku masuk.

Sebagai keluarga besar, Countess Emer dan Ibu tanpa diduga sangatlah rukun. Bahkan, ia sangat mengagumi ibu. Itu sama baik di depan maupun di belakang. Hanya saja, itu semua menjadi rapuh setelah keduanya melahirkan.

Aku, yang terlahir dengan fisik lemah tidak memiliki bakat dan kekuatan untuk menjadi seorang pendekar pedang. Selain penampilan yang aku warisi dari ibuku, aku tidak memiliki hal lain untuk di banggakan.

Di sisi lain, adik perempuanku "Ava", yang merupakan putri dari Countess Emer, diberkati dengan bakat dan penampilan yang sama baiknya dengan ibunya. Hal ini mendorong beberapa pihak untuk membuat perbandingan pada kami berdua.

Tidak hanya para bangsawan, bahkan para pelayan seringkali membanding-bandingkan kelayakan kami dalam keluarga. Hal ini tentu saja tidak lepas dari pengetahuan ayah.

Hasilnya, kasih sayang yang dia berikan mulai condong kepada Ava. Bagaimanapun, tidak ada yang bisa diharapkan dari orang sepertiku. Ditambah, ayah tidak memiliki seorang putra. Ini hampir seperti situasi yang tak terhindarkan.

Pada awalnya, aku tidak terlalu memperhatikannya. Mungkin karena aku masih kecil pada saat itu, jadi aku tidak menyadarinya berkat bujukan ibu. Dan hal ini terus berlanjut hingga aku berusia empat belas tahun.

Pada saat itu, aku merasakannya ... Garis tipis yang ada berkat keberadaan ibuku, garis itu, garis yang menjaga kehidupanku benar-benar terhapus setelah kematiannya. Dan ini semua terjadi karena sebuah kecelakaan.

Atau itulah yang mereka katakan ...

Namun, aku hanya membutuhkan beberapa bulan untuk mengetahui kebenarannya. Dikatakan bahwa mereka diserang saat sedang dalam perjalanan. Alasannya tidak diketahui, dan aku juga tidak bisa memastikannya.

Tapi satu hal yang aku yakini, sesuatu yang penting telah diambil dari ibuku.

Aku masih mengingatnya dengan jelas. Hari itu, saat aku melihat mayat ibuku, sebuah perasaan yang tidak bisa dijelaskan memenuhi diriku. Tubuhku panas, namun juga kedinginan. Nafasku berat, dan otakku kesulitan untuk berjalan.

Apakah aku harus menyesal karena membiarkan dia pergi bersama rombongan? Mungkin tidak.

Bagaimanapun, masa depan bukanlah sesuatu yang bisa diketahui oleh seseorang. Jadi, siapa yang seharusnya disalahkan adalah orang-orang yang melakukan penyerangan.

Apa pun itu, dari sanalah garis hidupku berakhir. Sejak saat itu, aku merasa benar-benar telah ditinggalkan. Ayah selalu menatapku dengan matanya yang dingin, sedangkan Countess Emer memiliki tatapan kasihan.

Aku membenci hal ini. Siapa dia? Kenapa dia harus mengasihaniku?

Namun bukan itu yang membuatku sangat tidak senang. Ini adalah sisi lain, di pihak Ava dan para pelayan, bahkan juga para bangsawan. Sulit bagiku untuk menjelaskannya ... Bagaimanapun, tatapan mereka padaku sungguh tidak menyenangkan.

Itu bahkan terasa seperti penghinaan dan penghinaan. Ditambah lagi, tidak ada seorang pun yang mengambil tindakan, apakah itu ayah maupun Countess Emer. Jadi, aku hanya bisa menahannya.

Lambat laun, tatapan mulai berkembang menjadi bisikan, itu bahkan terus tumbuh menjadi cemoohan, kemudian penghinaan dan penghinaan yang lebih besar. Ironisnya, tidak ada satupun hal yang bisa aku lakukan terhadapnya.

Aku tidak memiliki kekuatan. Aku juga tidak memiliki bakat seperti anggota keluarga lainnya. Apakah aku menyesal? Itu, aku tidak tahu. Bagaimanapun, bukan keinginanku untuk dilahirkan dengan tubuh yang lemah dan sakit-sakitan.

Jadi, aku hanya bisa terdiam dan menahan setiap penghinaan yang datang.

Bagaimanapun, kejayaan Countess Alyssa telah berakhir, dan putrinya, Seina, tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti rekam jejaknya.

Saat aku akhirnya berusia pertengahan empat belas, aku mulai merasa sesak. Aku tidak tahan untuk tinggal satu mansion dengan mereka. Jadi, aku berbicara pada ayah untuk membiarkanku tinggal di tempat yang jauh dari kediaman utama.

Aku tidak begitu penasaran dengan reaksinya, karena dia bahkan tidak repot-repot memandangku saat menyetujuinya.

Untungnya, dia masih menempatkan seorang pengawal wanita untuk mendampingiku sebagai pelayan. Namanya adalah Millie.

Awalnya, aku tidak terlalu peduli dengan keberadaannya. Namun, karena dunia luar jauh lebih sulit dari yang aku bayangkan, aku meminta dia untuk mengajariku banyak hal. Dan aku bersyukur akan keberadaan Millie di sisiku.

Bagaimanapun, hari-hari yang kuhabiskan di tempat baru cukup baik. Perasaan yang diberikan padaku benar-benar berbeda dengan yang kurasakan di rumah besar itu.

Di sini, di desa Reum, aku memiliki tetangga yang ramah, Millie yang kuanggap sebagai waliku, dan aku mengangkat seseorang untuk menjadi adikku.

Berbicara tentang seorang anak yang kuangkat sebagai adikku, dia sebenarnya adalah seorang gadis yatim piatu.

Dengan izin Millie, aku membuatnya tinggal di tempatku. Sebagai catatan, namanya adalah Rin. Dia adalah seorang gadis yang satu tahun lebih muda dariku dan memiliki kekuatan khusus. Yah, meskipun dia masih belum bisa menggunakannya.

Pada saat itu…

“Hoo~ apa ini? Apakah itu buku harian? Atau kamu sedang menulis novel lagi? ...Hm? A-apa ini? Kenapa kamu menyebutku dalam buku— aak!”

Tak.

Aku menutup buku harianku dan mengetuk dahi Rin dengan ringan.

“Ck. Kamu selalu cerewet. Juga, tidakkah kamu berbicara dengan tidak sopan kepadaku? Sudah berapa kali aku mengatakan, panggil aku kakak perempuan! Hm?”

“Uuh~ maaf kakak... tapi aku terlalu penasaran.”

“Ck. Aku akan mengingatkanmu, jangan terlalu terbawa oleh rasa ingin tahu. Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak boleh diketahui seseorang begitu saja.”

“Eh~ kalau begitu, coba sebutkan apa itu?”

“Heh, misalnya ... madam Veve selingkuh dengan Mr. Bernard.”

“... A-apa!? Apakah itu serius?”

Aku mengangkat bahu.

“Bagaimana menurutmu? Jika kamu terbawa oleh rasa penasaranmu dan akhirnya pergi untuk memastikan hal itu ... Jika pernyataanku barusan benar, apakah kamu pikir kamu bisa merahasiakannya? Dan jika kamu tidak bisa … huhu~ aku benar-benar ingin tahu apa yang akan terjadi padamu ...”

“... A-apa yang akan terjadi padaku?”

“Aku tidak tahu. Mungkin kamu akan berakhir di dalam karung dengan tubuh terpotong-potong? Atau mungkin … tubuhmu masih utuh tapi dikubur hidup-hidup? Siapa yang tahu?”

Sekali lagi, aku mengangkat bahu.

“...”

Rin terdiam saat dia memiliki ekspresi ketakutan di wajahnya. Melihat tanggapan ini, aku merasa puas.

“Seina, bercandamu terlalu berlebihan. Rin, jangan terlalu memikirkan apa yang dia katakan.”

“... J-jadi, itu semua … hanya bercanda, kan? Fiuh~ ha ha kamu benar-benar berhasil menakutiku, kakak perempuan. Hampir saja aku percaya bahwa madam Veve dan Mr. Bernard berada dalam hubungan gelap.”

“...”

“... Um, Rin, mengenai hal itu, banyak orang yang sudah mengetahuinya loh.”

“... Eh?”

Millie mengangguk dan berbicara dengan serius.

“Ya, banyak rumor dan saksi mata yang telah mengetahui perselingkuhan mereka.”

“...”

Terpopuler

Comments

🄻𝕚𝕝𝕪 ~🎼

🄻𝕚𝕝𝕪 ~🎼

sampai sini dulu,besok lnjut🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️☕

2024-07-12

1

🄻𝕚𝕝𝕪 ~🎼

🄻𝕚𝕝𝕪 ~🎼

real,dan anggap aja itu motivasi

2024-07-12

1

🄻𝕚𝕝𝕪 ~🎼

🄻𝕚𝕝𝕪 ~🎼

wah ini sama kaya aku,iri🏃🏻‍♀️

2024-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 : Prolog
2 Arc 1 Chapter 1 : Malaikat Pelacur?
3 Arc 1 Chapter 2 : Instrumen Idiot
4 Arc 1 Chapter 3 : Orang Asing
5 Arc 1 Chapter 4 : Wanita Berpakaian Modis
6 Arc 1 Chapter 5 : Gadis Paling Nakal
7 Arc 1 Chapter 6 : Renungan
8 Arc 1 Chapter 7 : Mimpi
9 Arc 1 Chapter 8 : Legenda Penyihir
10 Arc 1 Chapter 9 : Penggembala
11 Arc 1 Chapter 10 : Terkejut
12 Arc 1 Chapter 11 : Kartu
13 Arc 1 Chapter 12 : Lucid Dream
14 Arc 1 Chapter 13 : Temukan Sendiri!
15 Arc 1 Chapter 14 : Dola
16 Arc 1 Chapter 15 : Dikejar
17 Arc 1 Chapter 16 : Hidden Veil
18 Arc 1 Chapter 17 : Awal Eksplorasi
19 Arc 1 Chapter 18 : Eksplorasi Pertama
20 Arc 1 Chapter 19 : Madam Veve
21 Arc 1 Chapter 20 : Skema Tersembunyi
22 Arc 1 Chapter 21 : Percobaan
23 Arc 1 Chapter 22 : Ketegangan Yang Berbeda
24 Arc 1 Chapter 23 : Mengorek Informasi
25 Arc 1 Chapter 24 : Sifat Khusus
26 Arc 1 Chapter 25 : Deduksi
27 Arc 1 Chapter 26 : Tersangka
28 Arc 1 Chapter 27 : Tato Misterius
29 Arc 1 Chapter 28 : Adat Istiadat
30 Arc 1 Chapter 29 : Tanggapan
31 Arc 1 Chapter 30 : Pengaturan
32 Arc 1 Chapter 31 : Pertarungan
33 Arc 1 Chapter 32 : Keuntungan
34 Arc 1 Chapter 33 : Formula Kebangkitan Mark
35 Arc 1 Chapter 34 : Mistisisme Dasar
36 Arc 1 Chapter 35 : Ramuan Khusus
37 Arc 1 Chapter 36 : Arcane Trickster
38 Arc 1 Chapter 37 : Hukum Esensi Rounder
39 Arc 1 Chapter 38 : Metode Dan Penjelasan
40 Arc 1 Chapter 39 : Perayaan Rose Carnival
41 Arc 1 : Epilog
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1 : Prolog
2
Arc 1 Chapter 1 : Malaikat Pelacur?
3
Arc 1 Chapter 2 : Instrumen Idiot
4
Arc 1 Chapter 3 : Orang Asing
5
Arc 1 Chapter 4 : Wanita Berpakaian Modis
6
Arc 1 Chapter 5 : Gadis Paling Nakal
7
Arc 1 Chapter 6 : Renungan
8
Arc 1 Chapter 7 : Mimpi
9
Arc 1 Chapter 8 : Legenda Penyihir
10
Arc 1 Chapter 9 : Penggembala
11
Arc 1 Chapter 10 : Terkejut
12
Arc 1 Chapter 11 : Kartu
13
Arc 1 Chapter 12 : Lucid Dream
14
Arc 1 Chapter 13 : Temukan Sendiri!
15
Arc 1 Chapter 14 : Dola
16
Arc 1 Chapter 15 : Dikejar
17
Arc 1 Chapter 16 : Hidden Veil
18
Arc 1 Chapter 17 : Awal Eksplorasi
19
Arc 1 Chapter 18 : Eksplorasi Pertama
20
Arc 1 Chapter 19 : Madam Veve
21
Arc 1 Chapter 20 : Skema Tersembunyi
22
Arc 1 Chapter 21 : Percobaan
23
Arc 1 Chapter 22 : Ketegangan Yang Berbeda
24
Arc 1 Chapter 23 : Mengorek Informasi
25
Arc 1 Chapter 24 : Sifat Khusus
26
Arc 1 Chapter 25 : Deduksi
27
Arc 1 Chapter 26 : Tersangka
28
Arc 1 Chapter 27 : Tato Misterius
29
Arc 1 Chapter 28 : Adat Istiadat
30
Arc 1 Chapter 29 : Tanggapan
31
Arc 1 Chapter 30 : Pengaturan
32
Arc 1 Chapter 31 : Pertarungan
33
Arc 1 Chapter 32 : Keuntungan
34
Arc 1 Chapter 33 : Formula Kebangkitan Mark
35
Arc 1 Chapter 34 : Mistisisme Dasar
36
Arc 1 Chapter 35 : Ramuan Khusus
37
Arc 1 Chapter 36 : Arcane Trickster
38
Arc 1 Chapter 37 : Hukum Esensi Rounder
39
Arc 1 Chapter 38 : Metode Dan Penjelasan
40
Arc 1 Chapter 39 : Perayaan Rose Carnival
41
Arc 1 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!