Xin yan yang baru berumur 9 tahun harus melihat kakaknya sendiri mati dengan matanya, pada saat hari pernikahan kakaknya Xún yan dan sang Kaisar.
kecantikan Xún Yan sangat membuat iri para Selir Kaisar. mereka pun bersatu dan merencanakan untuk membunuh Xún Yan pada malam pertamanya, Pemaisuri merupakan kepala yang mengatur pembunuhan tersebut dengan serapi mungkin.
Xin Yan ikut kakaknya ke istana karena kedua orang tuanya telah tiada, dan pada malam pertama ia yang nakal diam-diam masuk ke kamar kakaknya untuk mengejutkanya, namun tragisnya ia harus melihat kejadian berdarah. kakaknya yang tak sengaja melihat ia bersembunyi di bawah kasur, memintanya untuk tetap diam, walau sudah berluruman darah. para Selir tertawa menikmati menyiksa dan membunuh Xún Yan, saat itulah muncul Balas Dendam Terbesar di hati Xin Yan untuk kematian kakaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Saat Xin Yan mengalihkan pertanyaannya kepada Putri Mei Ling, sontak ia kaget dan menjawabnya cepat."Tentu saja tidak! Kakak pertama ku lah yang sangat kuat dan berkuasa setelah ayahanda, kakak kedua tentu saja yang kedua, bukan yang pertama"jawab Putri Mei Ling dengan polosnya.
"hm? kau dengar? ini bukan ancaman, tapi perintah, walau umurku jauh darimu Pangeran, aku tetap istri Kaisar, jika kamu masih tidak sopan kepadaku lagi, jangan salahkan aku melapor ke ayahmu atas semua ucapanmu itu, kita lihat, ayahmu akan mendengar siapa?, apa kamu berani?"ucap Xin Yan menatap mata Pangeran Huáng Jiàn dengan tegas.
"Sialan! Tunggu saja! Ayahanda akan menghukum_mu karena telah Mengancam ku! Aku akan katakan ini kepada ibu!"teriak Pangeran Huáng Jiàn marah, dan langsung meninggalkan Xin Yan.
"eh kakak kedua! Tunggu Mei Ling, kenapa kakak pergi! Kita belum selesai memarahinya!"teriak Putri Mei Ling mencoba mengejar Pangeran Huáng Jiàn.
"kamu juga! Jangan ikuti aku! Pergi saja ke kakak pertamamu!"teriak Pangeran Huáng Jiàn, berlari kencang meninggalkan Putri Mei Ling. Putri Mei Ling yang di usir itu pun langsung berhenti mengejar Pangeran Huáng Jiàn.
Mereka berdua pun akhirnya berpisah di tengah jalan.
Saat Xin Yan melihat mereka pergi, baru bisa ia bernafas lega, ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan dadanya, karena harus bisa sabar di hadapan anak-anak yang seumuran denganya.
Belum Xin Yan selesai berhadapan dengan dua anak dari musuh-musuhnya, malah datang satu putri lagi, ia berjalanan berlawanan arah dari kedua anak Kaisar tadi. Dia ialah Putri Chen.
*ah ada satu lagi hama yang harus ku singkirkan*batin Xin Yan melihat kedatangan Putri Chen.
"Salam ibu selir"sapa Putri Chen sambil tersenyum hangat. Kali ini yang datang cukup ramah, berbeda dari dua orang tadi, tapi Xin Yan masih tetap waspada.
"salam Putri Chen, ada hal apa? Sampai Putri Chen mau menemui saya?"tanya Xin Yan.
"aku hanya ingin dekat dengan ibu selir kelima saja, apa boleh?"tanya balik Putri Chen.
"tentu saja, mari duduk, makan bersamaku"seru Xin Yan mendengar hal tersebut.
"ah tidak, aku sudah makan tadi bersama ibu, aku kesini hanya ingin membawa sup, kepada ibu selir, Ini sup kesukaan aku, aku harap ibu selir juga menyukainya"ujar Putri Chen, sambil menyodorkan semangkuk sup kepada Xin Yan.
Melihat sup yang tidak berbahaya itu, Xin Yan malah makin curiga, karena anak di hadapannya ini merupakan anak dari selir yang selalu mencari masalah, walau pun begitu Xin Yan tetap menerimanya dengan baik.
"ayo ibu selir makan, aku ingin melihatnya sendiri"ucap nya sambil tersenyum hangat.
Xin Yan yang mendengar itu, ia semakin curiga bahwa makanan ini merasa bahwa sepertinya di racuni, dengan hati yang tidak enak, Xin Yan kembali duduk di kursi, dan mulai menyicipi kuah sup tersebut.
Ia melirik ke arah Putri Chen, dan tiba-tiba saja Xin Yan menahan kepalanya, "hm!"demen kesakitan.
*yaah akhirnya, ia masuk perangkapku*batin Putri Chen.
Putri Chen pergi dari sana dengan terburu-buru, ia berencana ingin memanggil orang.
Sementara Putri Chen tidak sedang berada di sana, Xin Yan mempunya cela untuk memuntahkan apa yang tadi ia minum, ia tidak benar-benar menelannya, melainkan ia simpan di mulutnya saja. Xin Yan pikir, jika benar sup tersebut di racuni, Putri Chen tidak akan panik, dan benar saja, saat Xin Yan pura-pura merasakan sakit di kepalanya, bukanya menanyakan kenapa kepada Xin Yan, ia malah pergi meninggalkannya.
Tidak beberapa lama, Putri Chen kembali dengan dua pelayan pria di belakangnya, saat Xin Yan yang melihat itu, ia kembali pingsan di atas meja. Xin Yan ingin melihat, apa yang di lakukan oleh Putri Chen kepada dirinya.
"bawa wanita itu ke kamar tamu di dalam istana, lakukan apapun yang kalian inginkan kepadanya"ucap Putri Chen kepada kedua pria yang terlihat culun dan kotor itu.
"hahaha baik-baik Putri, ayo kita bawa dia"seru salah satu pria tersebut.
Mereka berdua langsung menggendong Xin Yan, dan membawanya ke kamar yang di maksud Putri Chen, Putri Chen yang melihat kepergian mereka, ia tertawa penuh kemenangan di dalam hatinya.
Ia langsung buru-buru mencari ibunya, untuk memberitahukan kabar tersebut. Pada saat ia berbalik arah ingin mencari ibunya, dari belakang ada seseorang yang memukul belakang leher Putri Chen dan langsung membuatnya pingsan di tempat.
Sementara itu, di ruangan Selir Ye Yuàn, ibu Putri Chen, ia yang sedang menunggu kabar putrinya, akhirnya ada seorang pelayan wanita datang dan memberikan lembaran surat yang katanya di tulis oleh Putri Chen, kepada Selir Ye Yuàn.
"Dari Putri Chen? Berikan itu kepadaku!!"seru Selir Ye Yuàn, pelayan yang meberikan kabar tersebut, langsung memberikan lembaran surat itu kepada Selir Ye Yuàn.
Saat Selir Ye Yuàn membaca surat itu, sudut kedua bibirnya langsung terangkat. Ia tersenyum penuh arti, dengan cepat ia keluar dari ruangannya, mencari para selir lainya untuk memberitahukan kabar tersebut, yang di tulis oleh Putri Chen.
Kini hari sudah berubah malam, Kaisar yang sibuk dengan pekerjaannya berniat untuk mencari hiburan di salah satu kamar selir, pada saat ia ingin memilih papan nama selir mana yang harus ia kunjungi, hatinya ingin sekali memilih nama Selir Ileana, namun ia juga tau bahwa Selir Ileana belum bisa mengibur dirinya, karena janji yang ia buat sendiri.
"ah sayang sekali, padahal istri keenam ku inilah yang sangat menggoda batin"gumam Kaisar Jinxing sambil tersenyum miring.
"baiklah lebih baik aku ke kamar Permaisuri saja, sudah lama aku tidak kesana, hari-hari kemarin sepertinya ia sangat tidak senang karena kedatangan Selir Ileana, aku harus membujuknya malam ini" ucapnya langsung memilih papan nama Permaisuri Mingmei.
Pada saat ia keluar dari ruangan kerja menuju kamar Permaisuri Mingmei, ia di kejutkan dengan keributan. Sebelum Kasim Kaisar, memberikan kabar bahwa Kaisar akan ke kamar Permaisuri Mingmei, Kaisar terlebih dahulu mendengar kabar yang tidak enak oleh Permaisuri dan selir-selirnya, karena mereka semua menemui Kaisar, dan mengatakan bahwa Selir Ileana sedang melakukan hal tidak senonoh dengan pria lain di istana.
"Yang mulia kaisar maafkan saya, tapi kami di beritahukan bahwa Selir Ileana sedang berada di dalam kamar bersama pria lain, kami ingin kesana, jika kaisar ingin melihatnya juga, Kaisar boleh ikuti kami"lirih Selir Ye Yuàn.
Setelah mengucapkan hal tersebut, mereka semua langsung pergi ke kamar yang di maksudkan, Kaisar yang sudah kalang kabut dengan emosi yang sudah memuncak langsung saja mengikuti mereka. Si Kasim yang berada di samping kaisar, terus menerus menenangkan hati kaisar dengan kata-katanya. Namun semua usahanya tidak berhasil.
Bersambung...
6 cangkir kopi buat author biar tambah semangat
semoga balas dendam nya lebih sadis lagi ya karena gue suka tuh Ama yg sadis sadis