Ye Tianming, seorang pemuda biasa, secara tidak sengaja membangkitkan Jiwa Heavenly Demon yang tersembunyi dalam plakat kayu pengganjal pot bunga. 500 tahun yang lalu, Heavenly Demon pernah menjadi musuh terbesar umat manusia dan dihancurkan oleh Aliansi Beladiri, yang memaksa pengikutnya untuk meninggalkan seni beladiri yang ia wariskan. Kini, dengan kekuatan jiwa tersebut, Ye Tianming menjadi penerus Heavenly Demon dan memulai perjalanan yang mengguncang dunia seni beladiri. Namun, dengan kekuatan baru yang dimilikinya, apakah Ye Tianming akan mengulang tragedi kelam yang telah dihapus dari sejarah dunia tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemburu Malah Diburu
Zhuo Qian mengerutkan kening karena sebagian Assassin tak menjawab panggilan telepatinya. Dia baru menyadari sebenarnya merekalah yang diburu, kalau tidak segera mengubah strategi maka mereka semua akan dilenyapkan.
Namun, masalahnya adalah mereka sudah terlanjur melempar asap beracun di area yang cukup luas. Butuh waktu lama menunggu asap itu memudar.
“Apa aku mengorbankan beberapa rekanku saja?” gumam Zhuo Qian.
Menggunakan energi spiritual Angin adalah cara tercepat menghilangkan kepulan asap itu, tetapi hal itu akan membuat Ye Tianming mengetahui keberadaan mereka.
“Cih, menyebalkan sekali! Kami malah dipermainkan oleh bocah kemarin sore!” gerutu Zhuo Qian. “Tim Lima dan Sembilan, gunakan energi spiritual Angin menghilangkan kepulan asap ini. Strategi lama tak berguna melawannya!”
“Baik!”
Beberapa Assassin segera keluar dari persembunyiannya dan langsung menggunakan energi spiritual Angin.
Zhuo Qian menggertakkan gigi, kesal kenapa begitu sulit menaklukkan Ye Tianming. Padahal dari informasi yang ia baca, Ye Tianming dulunya sangat lemah dan tiba-tiba menghilang dibawa oleh Pendekar Pengembara. Namun, anehnya setelah menghilang selama Lima tahun Ye Tianming tiba-tiba sudah menjadi seorang Pendekar yang setara dengan para murid berbakat di Kota Bulan Angin.
“Hah? Apa yang terjadi?”
Zhuo Qian terkejut melihat api hitam membakar banyak bawahannya. Ternyata yang mati ditangan Ye Tianming jauh lebih banyak dari yang ia duga.
Dia merasa misi mereka sudah gagal dari awal penyerangan. Mereka harus kembali ke Paviliun Kelompok Pedagang Phoenix untuk melaporkan kejadian ini agar Assassin yang lebih kuat dikirim melawan Ye Tianming.
“Mun—” Zhuo Qian hendak mengatakan untuk segera mundur, tetapi Ye Tianming tiba-tiba sudah di depannya sembari mengayunkan Pedang besar. “Bangsaaaattttt! Akan kukirim kau ke nerakaaaaa!” teriaknya membalas serangan Ye Tianming.
“Jangan marah-marah, sesama Assassin harus saling menghormati. Tenang saja, jika kau mati maka aku akan membakar tubuhmu agar tidak dimakan monster,” sahut Ye Tianming dengan sudut bibir menyeringai lebar dibalik topengnya. “Oh, ya, siapa yang mengirim kalian?” selidiknya berpura-pura tidak mengetahui siapa dalang yang ingin merenggut nyawanya.
Zhuo Qian tak menjawab pertanyaan Ye Tianming. Dia terus menyerang membabi-buta dibantu oleh bawahannya.
Setiap kali ia ingin menyuruh bawahannya kabur, Ye Tianming selalu memotong ucapannya sambil menyerang lebih kuat sehingga Zhuo Qian terpaksa berhenti berbicara dan fokus menahan serangan Ye Tianming.
“Hmm, basis Kultivasinya sepertinya sudah mencapai Ranah Inti Emas Tingkat Tujuh Puncak. Apakah itu karena Tehnik aneh yang ia gunakan?” gumam Zhuo Qian berspekulasi.
Dia dan bawahannya sudah kelelahan karena bertukar serangan berkali-kali melawan Ye Tianming. Namun, tak ada tanda kelelahan pada pihak lawan, yang terjadi malah Ye Tianming semakin kuat setiap kali ia menyerap energi spiritual Assassin Kelompok Pedagang Phoenix.
“Sial! Aku tak akan membiarkan kamu menyerap energi spiritualku,” keluh Zhuo Qian mengeluarkan Pil dari saku celananya.
Melihat tindakan Zhuo Qian itu, Assassin lainnya juga mengeluarkan Pil serupa dari saku celana masing-masing.
Ye Tianming tak tahu apa guna Pil aneh tersebut, tapi ia pernah mendengar beberapa Alkemis bisa menciptakan Pil ataupun Ramuan Spritual yang bisa menaikkan basis Kultivasi satu tingkat untuk beberapa saat. Namun, itu akan menyebabkan efek samping Dantian sang Kultivator rusak sehingga hal seperti itu hanya digunakan saat keadaan terdesak saja.
“Mereka akan meledakkan diri, cepat menjauh lah!” seru Leluhur Ye Xiu.
Di masa lalu banyak anggota Aliansi Beladiri yang menggunakan Pil tersebut saat menyerangnya. Mereka mendapatkan Pil tersebut dari Klan Tang yang ahli membuat Ramuan Spritual dan membuat racun.
Dia tidak menyangka akan melihat kembali Pil yang dinamakan Pil Ledakan tersebut, padahal saat itu ia sudah menghancurkan Klan Tang karena kesal banyak musuh yang melakukan serangan bunuh diri padanya.
“Mungkin masih ada keturunan Klan Tang yang hidup atau Aliansi Beladiri menemukan salinan cara membuatnya dari reruntuhan Klan Tang.” Leluhur Ye Xiu menduga-duga.
Seperti yang dikatakan oleh Leluhur Ye Xiu, tiba-tiba terjadi ledakan energi spiritual yang sangat dahsyat. Ye Sanlang dan Xiao Xuan yang berada cukup jauh dari ledakan itu ikut terhempas jauh.
“Apa yang terjadi? Apakah Assassin Ranah Yuan Yi muncul?” Ye Sanlang menduga-duga.
Hanya Kultivator Ranah Yuan Yi yang mampu membuat serangan mematikan seperti ini.
Saat menjaga perbatasan barat, ia sudah sering melihat Ranah Yuan Yi saling menyerang. Namun, ia tidak menyangka Pendekar sekuat itu akan muncul di sini.
Xiao Xuan menyeka darah yang keluar dari mulutnya. “Bagaimana keadaan Bos?”
“Oh, iya, dia tadi berada di pusat ledakan itu,” sahut Ye Sanlang.
Ledakan tersebut terjadi begitu cepat dan anehnya sebelum ledakan itu terjadi, Assassin yang mereka lawan di kabut asap tiba-tiba menghilang.
“Kalau mereka maju maka aku akan merasakan aura mereka, tetapi jika mereka mundur maka mereka melesat ke arah yang salah,” gumam Ye Sanlang. Jika Assassin itu mundur maka mereka melesat ke arah pusat ledakan tadi.
“Itu Bos Kita!” seru Xiao Xuan menemukan Ye Tianming terbaring penuh dengan luka-luka.
“Syukurlah Bos selamat,” sahut Ye Sanlang. “Apa dia pingsan?”
Xiao Xuan memeriksa kondisi tubuh Ye Tianming. “Lukanya tidak terlalu parah. Setelah meminum Ramuan Spritual penyembuh, maka ia akan sadar dalam beberapa hari.”
“Aku tak menyangka Bos Kita memiliki tubuh yang kuat. Kalau aku terkena ledakan itu, mungkin aku sudah mati seperti Assassin-assassin itu.” Ye Sanlang menghela nafas lega dan merasa beruntung hanya terhempas oleh ledakan itu saja.
Beberapa saat kemudian, Xiao Lian dan rombongan Pendekar Klan Duan datang ke sana. Mereka terkejut melihat bekas ledakan yang menghancurkan area yang cukup luas.
“Apa Bos baik-baik saja?” tanya Xiao Lian khawatir dengan keadaan Ye Tianming.
“Dia masih hidup, kami sudah memasukkan Ramuan Spritual Penyembuh ke mulutnya. Nanti setelah dirawat oleh Tabib, Bos akan segera sadar kembali,” sahut Xiao Xuan.
Tetua Duan Silian yang memimpin Pendekar Klan Duan termenung sejenak. Dia tidak menyangka Kelompok Iblis Bayangan yang hanya terdiri dari Tiga Ranah Inti Emas Tingkat Tujuh mampu mengalahkan Assassin yang jumlahnya sangat banyak. Dia penasaran siapa target Assassin itu? Tidak mungkin Klan-Klan di Kota Awan Biru mampu membayar mereka.
“Mungkin mereka berasal dari saingan Kelompok Iblis Bayangan,” gumamnya berspekulasi.
Sesama organisasi pembunuh bayaran tidak pernah akur. Mereka bersaing memperebutkan klien dan kejadian seperti ini sering terjadi diluar sana.
“Apakah kalian akan membawanya ke Kota Awan Biru atau kembali ke Kota Bulan Angin?” Tetua Duan Silian akhirnya berbicara. “Kalau kalian ke Kota Awan Biru, maka tinggallah di kediaman kami. Walaupun Tabib Klan Duan kurang terkenal, beliau cukup ahli dalam menyembuhkan pasiennya.”
Dia ingin membuat Kelompok Iblis Bayangan berhutang budi pada Klan Duannya agar suatu hari nanti jika Klan Duan dalam keadaan kritis, Kelompok Iblis Bayangan akan datang menolong mereka.
Namun, Ye Sanlang tiba-tiba menangkupkan tinju sembari menundukkan sedikit wajahnya. “Maaf Tetua Duan, Kami akan kembali ke markas rahasia. Jika saingan kami mengetahui Bos besar dalam keadaan kritis, takutnya mereka akan datang menyerang. Kami tak ingin melibatkan Klan Duan—”
Tetua Duan Silian menyela ucapan Ye Sanlang sembari tersenyum masam. “Baiklah, semoga perjalanan kalian baik-baik saja.”
“Kakak Kedua, apa maksud perkataan Kakak Ketiga, sejak kapan Kita punya musuh?” Xiao Lian berbisik pada Xiao Xuan.
Xiao Xuan tersenyum lebar dan berbisik, “Dia hanya membual saja.”
“Oh, begitu,” sahut Xiao Lian.
Gadis gemuk itu kemudian menggendong Ye Tianming, lalu melompat ke punggung kuda. Sementara Xiao Xuan dan Ye Sanlang harus mencari kuda-kuda mereka yang kabur akibat ledakan tadi. Mereka harus menemukan kuda-kuda itu agar tidak dimarahi oleh Ye Tianming, karena harga kuda itu lebih mahal dari upah mengawal Tetua Duan Silian.