Terpaksa Menikahi Bos Galak

Safea yang melihat hal itu pun terkejut. Apalagi saat mendengar ucapan jika Lucas Dirgantara ternyata adalah Ayahnya Viona. Sungguh Safea tak pernah terpikirkan dalam pikiran Safea jika Lucas itu adalah seorang Duda beranak satu.

"Kenapa kamu bisa bersama dengan Putri saya?" tanya Lucas tiba-tiba yang kini beralih menatap ke arah Safea penuh selidik.

"Oh, jadi Pak Lucas itu Ayahnya Viona. Sungguh Pak Lucas saya itu gak nyangka ya, Pak Lucas itu tega banget ingin membuang anak kandungnya sendiri. Kalau Pak Lucas gak sanggup untuk menghidupinya lagi biarkan Viona ikut saya saja, Pak. Berhubung saya ini baik, cantik dan tidak sombong." jawab Safea keceplosan, sambil ia merutuki dirinya karena sudah lancang berbicara seperti itu dengan atasannya.

"Apa? Kamu tadi bilang jika saya ingin membuang anak kandung saya sendiri?" tanya Lucas emosi mendengar jawaban dari Safea tadi.

"Ehhh, aduh gak kok Pak. Pak Bos tadi salah denger kali." ucap Safea yang sedikit ketakutan.

"Ckckck. Kamu ini kenapa? Bukankah kamu itu yang udah culik anak saya? Apa kamu mau saya laporkan ke kantor polisi bahwa seorang wanita yang merangkap sebagai sekertarisnya sendiri sudah menculik anak bosnya sendiri karena selalu di perlakukan seperti pembantu.Begitu mau kamu?" ucap Lucas berbalik menyalahkan Safea.

Namun, mereka berdua sepertinya tidak menyadari jika perdebatan di antara mereka di tonton banyak pasang mata yang ada di cafe itu. Dan Safea pun tak menyangka jika Bosnya akan mengatakan hal seperti itu kepadanya. "Dasar duda suka nyinyir. Bukannya berterima kasih kalau anaknya itu udah aku jagain sampai jam segini. Tapi malah dia bilang, kalau aku ini penculik." ucap Safea di dalam hati kesal dengan tuduhan Bosnya itu padanya.

"Maaf Pak Bos Lucas Dirgantara yang terhormat. Walaupun saya sering kesal, sebal dengan perlakuan Pak Bos, tapi saya tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya untuk menculik anak Pak Bos. Saya juga baru tahu hari ini jika ternyata Pak Bos itu memiliki seorang anak yang cantik. Jadi, di sini yang salah sebenarnya adalah Pak Lucas sendiri karena bapak sudah teledor mengasuh anak."

"Jaga omonganmu Safea! Saya tidak akan segan untuk melaporkanmu ke kantor polisi karena sudah menculik putri saya!"

Safea yang tidak terima pun langsung membalas ucapan dari Bosnya itu. " Laporkan saja, Pak saya tidak takut. Mana rasa terima kasih Pak Bos ke saya? Percuma saja kan kalau jadi CEO tidak tahu caranya berterima kasih."

"Papih jangan marahin Mama Viona lagi. Karena Mama Safea itu yang udah tolongin Viona. Papih jahat!" Teriak Viona marah kepada Ayahnya. Lucas pun terlonjak kaget dengan sikap putrinya itu. Karena semarah - marah putrinya itu tidak sampai membentak orang atau berteriak seperti tadi. Apalagi saat mendengar ucapan dari putrinya yang menyebut jika Sekretarisnya itu adalah Ibunya semakin membuat Lucas kesal.

"Viona sayang, jangan marah - marah seperti itu ke Papih kamu seperti tadi ya." tegur Safea dengan lembut.

"Habisnya tadi Papih marahin Mama."

"Safea, apakah kamu yang sudah mengajarkan putri saya untuk memanggilmu dengan sebutan Mama." ucap Lucas, karena Putrinya itu terus menganggap sekertarisnya itu adalah Ibunya.

"Bukan seperti itu, Pak."

"Lalu?" tanya Lucas menuntut penjelasan.

"Itu keinginan Viona sendiri, Pih. Jadi Papih jangan marah - marah sama Mama lagi. Kalau Papih marahin Mama lagi. Viona gak mau pulang kerumah. Viona mau ikut Mama saja."

"Kamu jangan seperti itu, Viona. Karena dia itu bukan Mama kamu. Ayo kita pulang kerumah." ajak Lucas kepada putrinya.

"Gak mau. Papih pulang aja sendiri karena Viona gak mau jauh - jauh lagi sama Mama."

"Viona!" Bentak Lucas akhirnya yang kesal dengan anaknya yang sekarang tidak mau menurut kepadanya.

"Mama..., Viona takut. Papih jahat." adu Viona kini memeluk tubuh Safea erat.

"Viona sayang, Papih kamu gak bermaksud begitu. Untuk malam ini kamu pulang dulu ya sama Papih kamu. Mama janji, nanti kalau Mama ada waktu kita main bersama lagi."

"Janji ya, Ma."

"Iya sayang, Mama janji." ucap Safea sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada Viona.

Setelah itu Lucas pun mendekat ke arah putrinya "Viona sayang, maafkan Papih ya. Sungguh Papih itu gak bermaksud ninggalin kamu sendirian di taman itu." ucap Lucas meminta maaf kepada anaknya.

Namun Viona masih terdiam sejenak. Kemudian Safea menepuk pelan bahu Viona dan berkata "Sayang ingat, Promise."

"Mmm.. baiklah, aku memaafkan Papih." ujar Viona kemudian Lucas langsung memeluk putrinya itu.

"Terimakasih kasih sayang, sudah mau maafin Papih."

"Aku pulang dulu. Terimakasih sudah menjaga putriku." ucapnya dengan tampang datar dan berlalu pergi meninggalkan Safea di cafe itu.

Akhirnya Viona pun mau pulang dengan Ayahnya. Ya, meskipun Safea masih kesal dengan ucapan Bosnya itu tapi Safea juga tidak terlalu mempermasalahkannya.

***

Safea sudah sampai di apartemennya dengan memakai kemeja tidur satin berwarna merah membuatnya tetap terlihat cantik walaupun hanya akan berangkat menjemput mimpi.

Safea merenung di depan televisi yang sedang menayangkan berita tentang seseorang. Namun pikiran Safea berselancar jauh memikirkan Ceo-nya itu. Safea tidak tahu kenapa tapi rasanya Safea sedikit kasihan dan penasaran dengan Bosnya itu yang ternyata sudah memilki seorang putri yang cantik dan imut. "Padahal dari penampilannya saja dia tidak kelihatan seperti seorang duda beranak satu!" gumam Safea, lalu menghela nafas pelan. Kemudian Safea mengambil gelas berisi susu coklat hangat yang tadi ia buat. Lalu meminumnya sampai habis kemudian meletakkan kembali di atas nakas di samping ranjang tidurnya. Dan mematikan televisinya itu dan bersiap untuk tidur.

Sementara itu di rumah Lucas Dirgantara. Di tengah malam, tiba - tiba Viona terbangun dari tidurnya dan langsung mencari keberadaan Safea.

"Mama Viona mana, Pih?" tanya Viona yang terbangun dari tidurnya.

"Maksud kamu Mama Safea?" tanya Lucas yang ikutan terbangun.

"Iya, Pih. Viona itu mau tidur di puk puk sama Mama."

"Mama sudah pulang kerumah sayang, sekarang Viona tidur di temenin Papih lagi ya." jelas Lucas.

"Gak mau,Pih. Viona pengin tidur sama Mama!" Amuk Viona.

"Sayang, dengerin Papih. Viona gak boleh kayak gitu. Viona harus jadi anak yang mandiri. Mama Viona sibuk dia masih harus bekerja, nanti kalau Mama gak sibuk pasti akan main lagi sama Viona. Tadi kan Viona udah promise sama Mama." bujuk Lucas untuk menenangkan putrinya.

Ya, Lucas pun tak habis pikir kenapa putrinya itu tiba-tiba memanggil Safea dengan sebutan Mama. Apa sebegitu butuhnya Viona dengan sosok seorang ibu. Sampai - sampai sektretarisnya sendiri harus di akui sebagai Ibunya.

***

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai ketinggalan ya.