"Cari tahu siapa wanita itu!"
"Segera temukan ia, bawa kehadapan ku!"
"Aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang setelah kematian Andrew, wanita itu harus membayar perbuatannya pada adikku".
Amarah Flint Myron Gladwyn 35 tahun tak terkendali malam itu setelah mendapat kabar, Andrew adik satu-satunya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan tol.
Emosi nya semakin memuncak setelah membaca sebuah pesan di handphone Andrew. Bahwa ia patah hati, mengetahui kekasih nya berkhianat.
Flint berdiri tepat di samping jasad Andrew yang sudah terbujur kaku di kamar mayat rumah sakit.
Manik abu-abu milik laki-laki itu menyimpan amarah yang tak terbendung lagi.
"Kaylaa...
"Siapa kau.. berani bermain-main dengan keluarga Gladwyn"
"Kau harus membayar semuanya. Kau tidak bisa lari dari ku ja*ang!"
Jemari tangan kokoh itu meremas kuat handphone Andrew yang ada di tangannya.
"Aku akan membalas kematian mu, Andrew. Tidak akan kubiarkan gadis itu hidup tenang dan damai untuk selamanya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Kaylee menatap langit malam bertabur bintang, ia duduk seorang diri di kursi kolam renang sambil menggenggam gelas wine di tangan nya. Suasana sepi menyelimuti dirinya.
"Huh!".
Kaylee menghembuskan nafasnya.
"Terasa tenang sekali di sini. Aku menyukai tempat ini", ucapnya pelan sambil menundukkan wajahnya sambil memutar-mutar jarinya di gelas berisi wine yang berada atas pahanya.
"Aku harus bertahan. Berada di sini dua belas hari lagi. Berakhirnya kerjasama ku dengan tuan Flint masih lama sekali", keluh Kaylee dengan suara pelan tak bersemangat. Gadis itu mengangkat gelas wine, ingin meneguknya. Namun tiba-tiba ada yang menarik paksa gelas itu dari tangan nya.
"Kau masih saja nekat minum wine, apa kau mau kejadian malam itu menimpa mu lagi, Kaylaa", suara bariton mengagetkan Kaylee.
Kaylee menolehkan wajahnya. Kedua netra Flint melihatnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Kenapa kau disini? Apa kau memancing ku agar mengikuti mu?", ketus Flint.
Terdengar hembusan nafas Kaylee. "Siapa juga yang menyuruhmu mengikuti ku. Tugas ku telah selesai, makanya aku pergi", jawab Kaylee memberikan alasan. "Kamu sendiri kenapa mengikuti ku meninggalkan kekasih dan teman-teman mu?", tanya Kaylee melirik Flint yang sekarang duduk di sampingnya.
"Apa kau suka berada di sini?", tanya Flint tanpa menghiraukan pertanyaan Kaylee sebelumnya.
Kaylee menganggukkan kepalanya. Senyum menghiasi bibirnya. "Iya. Selama ini aku tahu keindahan pulau Maldives melalui internet. Aku belum pernah kemari. Ketakutan naik pesawat, menghalangi aku untuk mengeksplor tempat-tempat indah di belahan dunia", jawab Kaylee terdengar lembut di telinga Flint.
Flint tersenyum mendengar alasan gadis itu. "Bukankah profesi mu sebagai entertainment mengharuskan mu lebih sering terbang ke berbagai tempat?"
"Kalau ada pilihan lain, aku lebih memilih yang lainnya", jawab Kaylee sekilas menatap Flint.
Flint tersenyum mendengarnya.
"Kaylaa...kau bisa kapan pun menginap di hotel ini, meski pun kerja sama kita berakhir nantinya. Aku akan memberikan mu kartu khusus kau bisa tinggal di kamar mu sekarang sesuka yang kau mau".
"Ckck berlebihan sekali. Kau menawariku karena kau tahu aku tidak mungkin kemari lagi kan. Huh..delapan belas jam penerbangan, di tambah lagi satu jam lebih berkendara, membuat kepalaku pusing. Aku mengalami jetlag berkepanjangan", cicit Kaylee dengan kedua manik melebar sambil menubrukkan bahunya pada bahu Flint.
Flint tertawa melihat tingkah Kaylee. Jujur ia jarang sekali menikmati hari-hari seperti ini, berbincang sambil tertawa lepas. Hidupnya selama ini terlalu kaku dan membosankan. Sejak remaja ia sudah di bentuk untuk berbisnis, menjalankan usaha yang di rintis oleh kakek dan kedua orang tuanya.
Pada usia masih sangat muda Flint sudah memimpin perusahaan yang di wariskan sang kakek Gladwyn padanya.
"Bisnis perhotelan sebenarnya bukan bidang ku. Aku lebih suka mengurus bidang usaha lain. Namun sejak beberapa tahun yang lalu aku memutuskan melanjutkan impian ayahku untuk memiliki jaringan perhotelan juga. Maka aku dan Thomas bekerjasama, karena teman ku itu lebih berpengalaman tentang perhotelan. Jadilah hotel ini. Aku sengaja memakai nama ayah ku untuk tiga hotel yang sudah berdiri Karena ia memiliki impian di bidang ini", ujar Flint mengenang Myron papanya yang menjadi mentor Flint dalam dunia bisnis.
Kaylee mendengarkan cerita Flint dengan serius. "Hotel mu sangat indah, aku yakin pasti banyak orang yang menginap di sini. Ayah tuan, pasti senang melihatnya", ucap Kaylee.
"Lima tahun yang lalu ayah ku meninggal dunia, menyusul mama ku yang telah pergi setahun sebelumnya. Setelah kepergian kedua orang tua ku, aku hanya memiliki Andrew adikku", ucap Flint terdengar berbeda. Ia menatap tajam Kaylee yang terlihat biasa saja.
"Andrew? Apakah dia adikmu? Dimana dia sekarang, apakah Andrew tidak datang kemari?", tanya Kaylee merubah posisi duduknya melihat Flint yang sedang menghunuskan manik tajam pada Kaylee. Namun Kaylee tidak menyadari nya.
Flint menghirup udara sebanyak mungkin. "Belum saatnya kau tahu segalanya Kaylaa Morgan! Aku kehilangan Andrew karena mu. Sebenarnya wanita macam apa kau ini, terlihat polos namun kau mengkhianati adikku hingga ia mengalami kecelakaan. Bahkan mendengar nama Andrew, tidak membuat hatimu bergetar sama sekali. Kau benar-benar tidak punya perasaan!", batinnya.
Flint beranjak dari duduknya.
"Sebaiknya kita masuk ke dalam, udara semakin dingin di luar sini", ucap Flint tanpa melihat Kaylaa.
"Iya", jawab Kaylee mengikuti langkah kaki Flint menuju lift.
...***...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🙏
