NovelToon NovelToon
Duchess Who Lost Her Memory

Duchess Who Lost Her Memory

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Gadis Amnesia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: ldya ambar

seorang Duchess yang dikenal kejam tiba tiba hilang ingatan. melupakan suaminya sang Grand Duke rian Vosger serta anak nya Felix Vosger. dikenal sebagai seorang yang kejam seketika berubah menjadi baik akan kah Duchess mengingat kenangan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ldya ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 21 : bertemu dengan blin

Keesokan paginya setelah sarapan pagi clara mengirim kan surat pada marchiones dan barones untuk datang bersama theo dan Alice.

"Ibu apa besok theo dan Alice akan datang kesini lagi?" Tanya felix yang sedang asik menggambar diruang kerja duches.

"Ya ibu sudah mengirimkan undangan nya pada leah untuk diberikan pada theo dan Alice."

"Wah itu sangat menyenangkan."

"Ibu, apa ibu mau ikut menemui teman ku blin?"

"Blin? Siapa dia?" Tanya clara penasaran. Ia tahu betul bahwa felix tidak punya teman lainnya selain theo dan Alice.

"Blin adalah teman ku, aku ingin mengenalkan nya pada ibu," balas felix berdiri lalu menarik lengan clara untuk mengikutinya pergi ke peternakan kastil vosger. Ya beberapa hewan ternak dirawat di kastil Vosger.

"Tara!" Seru felix kegirangan menunjukkan seekor anak anjing berkulit coklat dengan mata bulat berwarna hitam kepekatan.

"Apa dia blin yang kau maksud?" Tanya clara tersenyum tipis.

"Ya, dia anjing yang lucu. Aku sering kemari untuk memberikan nya makan." Felix mengelus anjing itu dengan lembut. Sepertinya anjing itu sangat jinak,pikir clara. Clara mendekati felix dan juga ikut mengelus anjing tersebut.

"Dia anjing yang baik ya."

"Ibu benar, blin dan aku sudah lama berteman dan aku sangat menyukainya."

Clara tersenyum senang ketika melihat felix merasa bahagia.

"Felix kita harus memberikan nya makan kan?"

"Nyonya! Apa yang anda lakukan ditempat ini," sahut seorang pelayan yang terkejut sembari membawa se ember daging untuk makan anjing penjaga.

"Aku kemari untuk melihat anjing ini, keliatan nya felix sangat menyukai nya," ucap clara menatap pelayan itu dengan tersenyum.

"Ya nyonya benar, tuan muda memang sangat menyukai blin."

"Apa kau datang untuk memberi makan blin?" Tanya clara sekilas melihat se ember daging.

"Iya nyonya benar."

"Kalau begitu biarkan saya saja yang melakukan nya."

Pelayan itu terkejut mendengar perkataan duches, "Nyonya anda tidak perlu melakukan nya! Ini semua adalah tugas saya."Ucap pelayan itu dengan khawatir.

"Tidak apa-apa, kau bisa melanjutkan pekerjaan mu yang lainnya."

"Tapi nyonya..."

"Tidak usah khawatir aku bisa melakukan nya," ujar clara yakin sambil tersenyum lebar.

"Baiklah kalau begitu." Pelayan itu memberikan seember daging itu pada clara lalu memberi hormat sebelum undur diri.

Felix dan clara pun memberikan makanan pada anjing penjaga tersebut.

"Clara, felix. Apa yang kalian lakukan disini?" Sahut duke yang berdiri dibelakang felix dan clara.

Mendengar hal itu clara dan felix sontak melihat ke belakang. Mereka pun memutuskan menyudahi kegiatan itu dan mendekati duke.

"Ayah!"Seru felix berlari menghampiri duke dan memeluknya.

"Felix, apa yang kalian lakukan disini?"Tanya duke menatap felix.

"Aku dan ibu pergi memberi makan blin," balas felix mendongak menatap duke.

Duke mengangkat felix dan menggendong nya dipelukan nya.

"Yang dikatakan felix benar, seperti nya felix sangat menyukai anjing itu."

Duke menghela napas sejenak, "kau tidak harus melakukan nya, ada banyak pelayan yang bekerja disini jadi biarkan mereka melakukan tugasnya,"ujar duke.

"Aku hanya ingin melakukan nya saja, apa tidak boleh?"

"Ten-tentu saja boleh."

"Ayah,kenapa ayah disini?" Tanya felix penasaran.

"Ayah ingin melihat peternakan kuda."

"Apa? Benarkah? Apa aku boleh ikut?" Tanya felix dengan mata yang berbinar-binar agar duke dapat mengajak nya.

"Tentu saja kenapa tidak, kita akan pergi kesana."

"Hore!" Seru felix kegirangan.

Mereka pun pergi menuju peternakan kuda yang dijaga oleh kastil vosger. Kuda sangat berguna bagi kesatria sehingga keluarga vosger memiliki banyak ekor kuda.

Duke menggiring seekor kuda jantan dari kandang nya, dan kuda itu terlihat besar dan gagah. Warna nya hitam dengan bulu lembut yang selalu dirawat oleh pelayan kastil.

"Wah!" Seru felix dengan senang ketika melihat kuda itu.

"Apa felix sangat menyukai kuda?" Tanya duke menatap felix.

"Ya! Felix suka kuda."

Duke tersenyum melihat putranya yang imut itu, "Kalau begitu ayah akan berikan kuda poni untuk mu saat kau ulang tahun."

"Benarkah?"

"Iya ayah akan memberi kan nya, ayah janji."

Felix sangat senang saat duke mengatakan itu.

"Apa felix boleh menaiki kuda itu?" Felix menunjuk kearah kuda yang ada dihadapan nya.

"Tentu saja, kau bisa menaiki nya bersama ayah,"ucap duke tersenyum lebar pada felix.

Duke mengangkat felix dan menaiki nya ke atas kuda itu.

"Ibu,Ayo naik bersama felix," Panggil felix.

Duke menoleh kearah clara yang tersenyum canggung ketika mendengar ajakan felix.

"Ti-tidak, ibu disini saja. Kau bisa pergi bersama ayah mu,"

Tanpa aba-aba Duke menggendong clara dan clara sangat terkejut karena tindakan duke.

"Duke! Turunkan saya!" Teriak clara gelisah.

"Apa kau tidak dengar, anak mu meminta mu untuk naik juga," bisik duke ditelinga clara. Lalu menaruh clara duduk di atas kuda. Dan duke juga ikut menaiki kuda itu. Hati clara berdegup kencang dan suasana nya semakin panas.

Duke menarik tali kekang kuda itu dan menuntun kuda ke arah taman kastil. Clara terlihat tersipu malu dan ia juga mendengar detak jantung duke yang berdetak kencang karena jaraknya begitu dekat.

Mereka mengelilingi taman dengan kuda. Setelah cukup berjalan jalan ditaman, mereka kembali ke peternakan kandang kuda.

Duke menggendong felix dan clara untuk turun dari kuda.

"Ini sangat menyenangkan!" Seru felix kegirangan.

"Jika felix ingin menaiki kudanya lagi, felix bisa mengatakan nya pada ayah," ujar duke.

"Baiklah ayah."

"Kalau begitu Masuklah bersama ibu, ini sudah sore jadi kau harus mandi," ucap duke mencubit pipi putranya dengan lembut.

"Iya, ayo bu."

"I-iya ayo felix," ujar clara tersipu malu sambil menggandeng erat tangan anaknya.

Keesokan harinya Clara kedatangan tamu yaitu marchiones dan barones serta anak-anak mereka. Mereka duduk dipaviliun taman dan anak-anak bermain ditaman yang tak jauh dari paviliun.

"Marchiones, bagaimana kabar anda?" Tanya clara khawatir.

"Ya saya baik-baik saja dan luka nya sudah membaik berkat obat yang diberikan oleh duches."

"Marchiones bagaimana? Apa anda belum memikirkan keputusan anda tentang perkataan saya dua hari lalu?" Tanya clara meneguk teh yang berada diatas meja.

"Hm.. sebenarnya saya ingin melakukan nya tapi saya takut nyonya." Marchiones menunduk dengan raut wajah lesu.

"Kenapa anda takut marchiones?" Tanya barones penasaran.

"Saya tidak punya keberanian untuk mengatakan nya pada tuan marques, seperti yang anda tahu bahwa masyarakat sangat tidak menyukai seseorang yang telah bercerai dan mungkin saya akan dikucilkan oleh masyarakat." Ucap marchiones membuat barones dan clara sedih.

"Saya tidak peduli tentang hal itu namun theo, dia masih sangat kecil nyonya. Jika dia dikucilkan oleh masyarakat saya khawatir dia tidak akan bersosialisasi dengan baik," sambung marchiones menangis.

"Marchiones, saya mengerti perasaan anda dan saya ingin mengatakan pada anda bahwa saya akan memberikan dukungan penuh untuk anda dan theo."

Perkataan clara membuat marchiones terkejut hingga menatapnya tak percaya. Jika seseorang telah diberi dukungan penuh dari keluarga bangsawan apalagi dengan gelar tertinggi maka ia sepenuhnya tidak akan mengalami kesulitan dan ia tidak bisa diremehkan begitu saja oleh masyarakat.

"Kami akan selalu membantu anda marchiones," ucap barones tersenyum.

"Te-terima kasih duches, barones. Saya sungguh berterima kasih pada kalian." Lirih marchiones sambil menangis.

"Tidak masalah marchiones, jika anda memang ingin bercerai dari marques maka kami akan membantu anda."

"Ya saya ingin, saya ingin keluar dari lingkaran setan itu," balas marchiones tersedu sedu menangis menatap clara dan barones dengan tersenyum tipis.

"Kalau begitu saya akan mengurus surat perceraian anda, dan akan mengirim nya beberapa hari lagi," kata clara tersenyum.

Saat sore duches menulis sebuah surat untuk kakaknya count Robert untuk mengundang nya ke kediaman vosger besok. Clara memberi surat itu pada pelayan nya leah.

"Tolong kirim ini kepada count Robert." Ucap clara pada leah.

"Baik nyonya."

Pelayan itu pergi sambil membawa surat yang diberikan oleh clara.

"Kakak pasti bisa membantu ku untuk mendapatkan surat perceraian itu dari kaisar," gumam nya sendiri.

"Bagaimana pun aku harus membantu marchiones dalam lingkaran setan itu," sambungnya sambil melipat kedua tangan nya didada lalu menghela napas panjang.

1
Nia Kurnia
masih menyimak
Evian Ningsih
Kecewa
Evian Ningsih
Buruk
eritaaee aa
daebak thorr👏👏
Withealth Manttrim
keren banget
Agus Tina
Semakin penasaran ..

.
Lestari Ratnawati
lanjut author 🫰
Annida Annida
ceritanya bagus dan bikin penasaran, lnjut tor
Kuri
Ngakak guling-guling 😂
Dallana u-u
Jangan lupa update yaa, ini fan berat nih
Gladys
Jalan ceritanya keren, endingnya bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!