NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:80.6k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Terikat oleh kisah masa lalu yang saling bertalian, takdir pun menuntun langkah tiga pemuda pengembara untuk dipertemukan. Mereka harus melakukan perjalanan bersama untuk menggenapi takdir karmaphala.

Ada kutukan bawaan lahir yang harus dimusnahkan, ada juga kutukan takhta berdarah yang harus mereka hancurkan. Di samping itu, ada nama baik seseorang yang telah difitnah selama bertahun-tahun harus dibersihkan untuk mengembalikan kehormatannya.

Dibimbing takdir lewat jiwa-jiwa masa lalu yang masih tercecer di buana, ketiganya menghadapi berbagai macam rintangan dan goda tanpa gentar. Tujuan perjalanan mereka adalah Istana Kerajaan Jagat Kawiwitan karena dari sanalah segalanya berawal.

Namun, sebelum itu mereka harus singgah ke sebuah gunung untuk bertemu dengan ratu siluman ular. Perjalanan menuju ke sana pun tidak mudah, karena selama berada di wilayah hutan dan gunung ilmu kanuragan mereka tidak bisa digunakan, padahal ada begitu banyak bahaya mengancam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB

Di dunia kumbang pelacak gaib, perintah detail sangat diperlukan karena mereka tipe makhluk pekerja yang tidak mau susah-susah menggali suatu informasi yang tidak dibutuhkan atau tidak diperintahkan. Yang paling signifikan adalah cara mereka menafsirkan sebuah perintah sangat berbeda dengan makhluk lain, dan secara alami memberi kesan bodoh.

Seandainya Bumirang hanya meminta si kumbang hitam untuk mengikuti dan lupa menentukan waktu untuk kembali, maka kumbang itu benar-benar hanya akan mengikuti. Terus mengikuti ke mana pun target pergi, dan bisa jadi tidak akan pernah kembali lagi padanya.

"Dengan senang hati." Kumbang hitam itu berujar riang, sepertinya benar-benar senang karena tenaganya dibutuhkan.

"Berhati-hatilah."

"Jurnak (pasti) ...."

Tepat setelah kumbang hitam itu menghilang dari telapak tangan Bumirang, suami-istri pemilik kedai datang dengan tergopoh-gopoh dari arah dalam.

"Anak muda, kamu tidak apa-apa, kan?" Si suami bertanya sangat cemas, padahal justru keadaannya sendiri yang butuh dicemaskan. Dahinya memar dan dari gestur tangan kanan yang selalu memegang lengan kiri, sepertinya bagian itu bermasalah. Dilempar kasar sejauh itu dan membentur dinding, justru sangat mengherankan kalau dia baik-baik saja.

"Tidak usah khawatir, aku tidak apa-apa, Ki. Soalnya tadi aku berpura-pura buta." Setelah itu, Bumirang terkekeh malu-malu sembari menggaruk pipi yang tidak gatal.

"Syukurlah, syukur. Syukurlah, Anak muda. Nyai tidak tau harus bagaimana jika kamu sampai kenapa-napa." Saking cemasnya, si istri pemilik kedai nyerocos sambil mengelus dada berkali-kali. Bumirang bisa merasakan ketulusan yang sangat dalam dari ucapan dan tindakannya. Perempuan itu lalu menambahkan, "Aden Kamandaka dulu tidak seperti itu. Tapi sejak sembuh dari sakit, tiba-tiba saja berubah seperti memiliki dua kepribadian. Kadang baik, kadang jahat dan sangat suka mengamuk."

"Sudah, Nyi. Itu bukan urusan kita, sebaiknya jangan bicara lagi. Kalau sampai Raden Liyep dengar bisa gawat urusannya nanti." Pria pemilik kedai wajahnya tampak semakin nelangsa saat mengatakan ini.

"Ya, ya, ya, itu benar. Jangan bicara, jangan bicara. Kita memang tidak seharusnya bicara." Cara bicara perempuan itu seperti orang yang mudah tertekan juga gampang panik, merepet cepat dengan gestur takut ada yang mendengar

Bumirang hanya tersenyum tipis melihat tingkah suami istri pemilik kedai itu. Dia sama sekali tidak berharap akan mendapatkan informasi apa pun dari mereka. Dan sekarang sudah waktunya untuk melanjutkan perjalanan.

"Oh iya, Nyai, Aki, aku hanya punya ini untuk menukar singkong kukus yang sangat lezat itu." Bumirang menyerahkan sebuah tabung kayu yang ukurannya tidak lebih besar dari jari jempol tangan, tutupnya terbuat dari seikat jerami yang dipadatkan dan dipangkas sangat rapi.

"Apa ini, anak muda?" Si perempuan menerima, lalu menatapnya dengan sorot mata penasaran.

"Ini adalah getah pohon tanpa daun atau yang biasa disebut pohon gundul."

"Apa?!" Keduanya berseru bersamaan dan sama-sama menatap Bumirang dengan mata melebar maksimal. Dalam hati pun mereka sama-sama mengira Bumirang pasti hanya bercanda.

Bumirang mengerti apa yang mereka pikirkan dan terkekeh ringan. "Itu hanya sebutan karena obatnya sangat manjur. Silakan dibuktikan. Oleskan ke dahi Aki yang memar."

Keduanya saling bertukar pandang, tersirat jelas keraguan di sorot mata mereka. Namun, si perempuan sepertinya lebih ingin membuktikan daripada hanya bertanya atau berasumsi tidak jelas. Dia mencabut tutup tabung, lalu menuangkan sedikit isinya yang berupa cairan kental sewarna madu ke ujung jari telunjuk. Aroma khas tumbuhan hutan samar-samar tercium.

"Jangan khawatir, oleskan saja, Nyai," ujar Bumirang saat melihat perempuan itu tampak tertegun.

"Aromanya segar." Perempuan itu menggumam sambil menatap suaminya, seolah meminta persetujuan.

"Dia bilang tidak apa-apa. Kalau tidak dicoba kita tidak bakal tau, kan, Nyi."

Akhirnya perempuan itu memberanikan diri mengoles cairan tersebut ke dahi suaminya. "Bagaimana rasanya?" tanyanya kemudian.

"Adem. Sejuk kayak air pagi dan," sejenak laki-laki itu termenung seperti tengah memastikan sesuatu, lalu melanjutkan, "nyerinya juga langsung hilang, Nyi." Wajahnya pun seketika berseri-seri.

"Memarnya juga langsung hilang." Perempuan itu berujar lirih dengan mata yang terus terpaku pada dahi suaminya. "Ini benar-benar ajaib."

"Apa itu sudah cukup untuk mengganti singkong yang sudah aku makan, Nyai?"

Perempuan itu menatap Bumirang dengan mata berkaca-kaca dan bibirnya bergetar. "Ini terlalu banyak. Kami tidak mempunyai barang berharga untuk menukar kelebihannya."

"Tidak perlu, Nyai. Kalian bisa menggunakannya untuk menolong orang lain karena obat itu serba guna. Wadahnya memang kecil, tapi itu sungguh tidak berarti apa-apa. Karena banyak atau sedikitnya isi tergantung dari besar dan kecilnya ketulusan hati kalian dalam menolong. Simpan baik-baik."

Saking senangnya, kedua orang itu sampai refleks meraih tangan Bumirang. Namun, Bumirang segera melepaskan diri saat mereka hendak mencium tangannya. Tidak pantas membiarkan yang lebih tua mencium tangan yang lebih muda.

Sebagai ungkapan terima kasih dari mereka, akibatnya saat meninggalkan kedai, isi buntalan kain Bumirang pun bertambah karena mereka memberinya makanan untuk bekal perjalanan.

Bumirang tersenyum tidak berdaya, setidak berdaya ketika dia terpaksa berdusta bahwa obat itu sesungguhnya bukan getah pohon tanpa daun. Padahal dia mengatakan yang sebenarnya, getah itu memang getah pohon tanpa daun, pohon yang keberadaannya hanya dianggap dongeng karena dikatakan bahwa pohon itu hanya terdapat di perbatasan dunia fana dan nirwana.

Sulit ditemukan bukan hanya karena tempat tumbuhnya yang mustahil didatangi, melainkan juga karena pohon tersebut hanya bersedia menampakkan diri pada orang-orang tertentu saja.

Sambil mengenang peristiwa di kedai barusan, kaki-kaki tangguhnya kembali melangkah perlahan menyusuri jalan desa yang sudah sepi. Dia menduga situasi ini pasti dampak dari amukan Kamandaka barusan. Dari kengerian yang tampak jelas di wajah bapak-bapak tadi, bahkan sampai tidak bisa berkata-kata, Bumirang bisa menyimpulkan bahwa Kamandaka adalah momok menakutkan bagi mereka.

Namun, Bumirang merasakan ada sesuatu yang tidak lazim bersarang di dalam tubuh pemuda itu. Sesuatu yang bisa menghalangi pandangan mata batinnya, tetapi tidak cukup mampu untuk membuat instingnya tumpul. Seperti yang dikatakan istri pemilik kedai, Kamandaka memang memiliki dua jiwa. Jiwanya sendiri dan Jiwa makhluk lain.

Sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Gunung Ndapan, Bumirang berencana untuk membantu Kamandaka terlebih dahulu. Sekarang tujuan langkahnya adalah hutan terdekat, beristirahat sekaligus menunggu si kumbang kembali. Bagi Bumirang yang mengembara untuk melakukan banyak kebaikan sebagai salah satu upaya untuk mengikis karmaphala, segala permasalahan serta kesulitan yang dialami orang lain ibarat ladang sumber berkah. Dia tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas itu.

Dengan menolong orang lain, itu berarti dia juga telah menolong dirinya sendiri.

1
4wied
bukankah dalam ilusinya ibundanya Restu di pancung, bukankah kalo dipancung gak perlu digantung??
mungkinkah author punya jalannya sendiri /Hey//Hey/
ALTAIRAEL: Digantung buat dipertontonkan. Memang apa yang kakak bayangkan? Gak ada yang aneh perasaan. Kecuali Kakak berpikir kalo udah putus kepala berarti udah gak bisa Digantung?
total 1 replies
rajes salam lubis
ok
4wied
baca novel ini ada banyak pelajaran penting dalam kehidupan,rasanya ada bagian dlm diri tertobok suatu kebenaran yang tak kasat mata, mantab Thor, cerita ini bagus banget
Dragon🐉 gate🐉
wah gawat !! apa Bumirang benar" tenggelam di danau Lava & tak bisa berenang kepermukaan smpe sekarang ??
Dragon🐉 gate🐉: gak masalah Thor, RL lbh penting.. selalu di tunggu Up nya,Semangat Thor 💪/Watermalon//Watermalon//Watermalon/
ALTAIRAEL: Sorry 🙏🙏🙏 RL lagi gak bisa dibagi waktunya. Aku usahakan minggu depan update. Sabar ya Kak🥲🥲🥲🥲
total 2 replies
Abdulah Albanjalani
Luar biasa
4wied
ini setuju banget, gak ada yang serba instan semua butuh proses
4wied
mantab banget Thor, ini beneran keren. soalnya cerita seperti ini sangat jarang ada.....
cerita ini penuh dengan perjuangan, cinta kasih, juga tantangan
pokoknya berasa ugh.....banget
Abdulah Albanjalani: setuju bgt Bosss
total 1 replies
4wied
Thor,boleh tanya...
pada dasarnya Oyot Ngulo itu Ular yang seperti akar atau akar yang seperti ular...???
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
4wied: palingan yang agak keren sensiviera atau lidah mertua
ALTAIRAEL: Kerenan dikit napa🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
4wied
wah bakalan ada yang lebih seru lagi ni
Dragon🐉 gate🐉
Spadaaa~ ... Dragon kepada Bumirang .. Dragon kepada Bumirang..! apakah sedang di luar jangkauan Ganti!
Dragon🐉 gate🐉: 🤦alahaaayy...
ALTAIRAEL: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sorry🙏🙏🙏🙏🙏 Bumirang dkk masih blm siap syuting lagi. Rencana hari ini batal total
total 2 replies
4wied
ah... siapa lagi ini bocah
4wied
maksudnya melolong kali
4wied
lho kok ?????
bukannya lagi bertarung di luar y
Windy Veriyanti
bopo sama biyungnya Bumirang kah itu?
Windy Veriyanti: wokay...aku sabar menanti 😙😆
ALTAIRAEL: Besok baru bisa update aku ya Kak✌️🥲
total 4 replies
Windy Veriyanti
Si Putih Sang Rajawali raksasa bisa bikin kloning untuk dirinya sendiri 👍👏
ALTAIRAEL: Woiyajelas 😅😅😅😅
total 1 replies
ALTAIRAEL
Rugi main bentar doang. Dibayar mahal dia tu🤣🤣🤣🤣
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
penjaganya nongol /Slight/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
waah ibu bapak nya Bumirang yaaa ini? 😳😳🙀
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
memang bodoh, orang lain setengah mati ingin memiliki, kamu sudah memiliki malah anteng2 aja /Tongue//Facepalm/
ALTAIRAEL: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: wkwkwk.. lebih berwarna kak /Angry//Angry//Angry/
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
huaaa... ini juga nongol lagi 🙀🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!