Karna sering diberi hukuman, clara merasa benci dengan angga sang dosen. Bahkan sampai berucap jika dia tak ingin memiliki pasangan seperti dosennya, namun siapa sangka orang tua mereka saling kenal, alhasil mereka dijodohkan dan menikah. Akan kah cinta tumbuh dihati Clara setelah terjadi pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjalankan Misi
Seperti yang mereka katakan tadi di parkiran mobil dosen. Saat ini Angga dan Clara sudah menyamar, Angga dan Clara memilih tempat duduk agak ke pojokan, sedangkan Sonya yang sudah datang duduk tepat dibelakang Angga namun barisan paling ujung. Hanya berjarak dua meja dari tempat duduk Clara dan Angga saat ini, Clara dan Angga menajamkan pendengarannya mereka agar mereka tak ketinggalan obrolan apa yang nantinya mereka dengar.
Disaat mereka tengah serius memantau Sonya, datanglah seorang pemuda yang berjalan melintas tepat didepan Sonya dan berhenti.
"Loh baby, kenapa kamu disini?" Tanya pemuda itu kepada Sonya.
Sontak saja Clara matanya membulat dan mulutnya melongo terkejut dengan apa yang ia lihat. Clara hendak berdiri dan menghampiri mereka, namun ditahan oleh Angga.
"Jangan dulu, kita dengerin dulu mereka ngomong apa" kata Angga menahan Clara sambil menggelengkan kepala dengan kata yang berbisik.
Mendengar itu Clara akhirnya menurut, Clara duduk kembali dengan posisinya. Dan mendengarkan percakapan antara virga dan Sonya.
"Kamu kok disini by?" Tanya virga ke Sonya, dan tanpa rasa malu Sonya mencondongkan wajahnya mengecup singkat bibir virga dengan mesranya.
"Sayang, jangan begitu malu dilihat orang" sanggah virga sambil memalingkan wajahnya dari Sonya.
"Kenapa, aku itu masih kangen sama kamu. Kita tadi kan ketemu cuma sebentar" kata Sonya merajuk.
"Iya tau, tapi kamu belum jawab pertanyaannya. Kok kamu disini?" Tanya virga lagi.
"Aku tadi ngajak janjian Angga ke sini, terus kamu sendiri ngapain kesini?" Tanya Sonya balik.
Virga langsung menjaga jarak dengan Sonya. Sonya menautkan kedua alisnya, dengan tatapan penuh tanya seraya tangannya menarik virga kembali untuk berdekatan
"Soy, kita jaga jarak dulu, takutnya Angga calon tunangan kamu udah Dateng kesini takut kita ketahuan" kata virga menginterupsi Sonya.
"Nggak usah takut kalau ketahuan" suara itu datang dari arah kiri mereka, membuat mereka terkesiap membelalakkan matanya.
Clara yang sudah tidak bisa menahan emosi, kini berjalan dengan terburu buru dan menampar virga sekeras mungkin. Nafasnya memburu, seketika dadanya terasa panas.
"Ini yang Lo maksud ada acara keluarga di puncak hah? Jadi selama berbulan bulan Lo nggak mau njelasin apapun ke gue Lo enak enakan selingkuh sama Tante Tante?"
"Jaga ya mulut kamu, saya bukan Tante Tante" sanggah Sonya memotong perkataan Clara.
"Sonya, aku mau ngomong sama kamu" Angga menarik tangan Sonya dan membawa Sonya menjauh dari mereka. Mereka menyelesaikan masalah masing masing.
"Lo sadar nggak sih, Lo itu udah bikin gue sakit hati. Kalok Lo udah nggak sayang sama gue, Lo tinggal bilang nggak usah nyakitin perasaan gue, gue udah teramat sayang sama Lo tapi Lo dengan teganya ngehianatin gue gitu aja"
"Clara aku minta maaf, aku tau aku salah. Aku khilaf clar, maafin aku yang udah bohongin kamu" virga berusaha membujuk Clara dan meminta maaf kepadanya.
Disaat Clara yang amarahnya meletup letup, dan virga yang berusaha untuk membujuk dan meminta maaf. Berbeda dengan Angga dan Sonya yang menyelesaikan masalah mereka dengan kepala dingin.
Agga dan Sonya duduk di kursi depan restoran itu, lama Angga terdiam dan tertunduk. Sonya pun tak bisa berkata kata, ia merasa malu dengan dirinya sendiri melihat Angga yang masih bisa meredam emosinya setelah mengetahui dirinya selingkuh. Setelah lama terdiam dan keheningan menyelimuti mereka, akhirnya Angga bersuara memecah keheningan.
"Aku kecewa sama kamu soy, kenapa kamu harus menciptakan drama dan menuduhku berselingkuh. Sebenarnya apa salahku kepadamu, sampai sampai kamu menghianati aku kayak gini?"
"Angga aku minta maaf atas semua ini, aku terpaksa melakukan ini karna aku merasa kamu terlalu sibuk dengan duniamu setelah kamu menjadi dosen, aku selalu merasa kesepian karna kamu terlalu sibuk. Maka dari itu aku mencari kesenangan dan kenyamanan dengan laki laki lain, aku tau apa yang aku lakukan itu sudah menyakiti perasaanmu. Mematahkan kepercayaannya, tapi sejujurnya aku juga masih sayang sama kamu Angga, apa kamu mau memaafkan aku dan kita tetap menikah" kata Sonya menjelaskan.
Agga tersenyum untuk meredam emosinya. amarahnya agar tidak meletup saat itu juga. Kecewa dalam dirinya sudah pasti ada, rasa sakit akan penghianatan Sonya menurutnya sudah tidak bisa ditolerir lagi. Apa lagi secara terang terangan Sonya mencium laki laki itu, membuat Angga jauh berfikir ke hal yang intim. Walau begitu Angga tetap menjaga profesinya, Angga tak mau menanyakan hal itu.
"Maaf Sonya, aku terpaksa harus mengakhiri hubungan kita. Aku nggak mau lagi melanjutkan hubungan ini, rasa sakit yang kamu buat sudah cukup membuatku hilang respek dan hilang kepercayaan ku ke kamu"
"Tapi Angga, aku masih sayang sama kamu, aku nggak mau kita berakhir. Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi, aku akan tinggalkan dia dan kita tetap lanjutkan rencana lamaran kita ya" ucap Sonya memohon kepada Angga dengan air mata yang sudah merebak menetes di pipinya.
Sonya terlihat sangat menyesalinya, sampai ia memohon dan hendak bersimpuh dihadapan Angga namun Angga berusaha keras menahan Sonya.
"Sonya bangun, buat apa kamu bersimpuh seperti ini. Semuanya sudah terlambat Sonya"
"Tolong kasih aku kesempatan Angga, aku masih sayang sama kamu, aku benar benar menyesalinya" Sonya terus menangis dan memegangi kaki Angga yang hendak pergi meninggalkan dirinya.
Clara yang sudah berlari keluar cafe dengan buliran bening yang mengumpul di pelupuk matanya, berusaha keras ia tahan agar tidak jatuh menetes.
"Pak, apa bapak akan terus menemani wanita itu disana, kalau iya lebih baik saya pulang duluan" kata Clara yang jalan terburu buru pergi.
"Tunggu Clara, saya juga akan pergi" Angga melepaskan kakinya dari Sonya, lalu ia mengejar Clara.
"Saya akan menepati janji saya, ayo masuk ke mobil saya" kata Angga yang jalannya sudah sejajar dengan Clara.
Clara pun mengikuti Angga, dan masuk kedalam mobil Angga. Sunyi senyap didalam mobil tak ada percakapan, nampaknya dua jomblo tersakiti itu masih sangat emosi. Hingga pada akhirnya suara Clara yang menggelegar melengking lengking memecah keheningan.
"Huaaaaaaaaaaa, ini semua gara gara calon tunangan bapak, kenapa coba calon tunangan bapak itu mau pacaran sama berondong gak modal kayak virga, kenapa harus sama virga gitu loh paaaaaaaaakkkk" kata Clara yang suaranya melebihi suara toa masjid.
"Clara, bisa nggak sih kamu kalok ngomong nggak usah teriak teriak, suara kamu itu bikin kuping sakit tau nggak"
"Iiihh bapak, bapak ngapain si malah ngomentarin suara saya? Suara saya ini kan merdu"
"Iya merdu, MERUSAK DUNIA" Angga memotong perkataan Clara.
"Iiihh bapak jahat banget sih bilang kayak gitu sama saya"
"Ya lagian kamu. Nggak bisa diem jadi anak, lagian yang kecewa bukan cuma kamu aja, saya juga kecewa, apa lagi saya ada niatan buat nikahin dia. Tapi untung aja sih ketahuan sebelum kami menikah, jadi kecewanya nggak begitu terasa" Angga menanggapi Sonya dengan pandangan mata yang masih terarah ke depan memandangi jalan.
