NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hwany

mengisahkan seorang pemuda yg masuk kedalam portal dunia lain dan terjebak dalam dunia penuh ilusi. Akankah dia kembali kedunia dia yang sebenernya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 14

Sementara itu Sun Jae yang kesal melihat tingkah im sol. Dia terus bertanya tanya dalam hatinya.

"aku benar-benar tidak mengerti.." kata Sun Jae kesal sambil memukul meja dengan kesal. Dan In Hyuk yang sedang bersama nya kaget dengan gertakan Sun Jae.

"Yaah.... Apa? Ada apa lagi? " tanya In Hyuk kesal.

Mereka sedang berada di kantor agensi yang menaungi mereka. hari ini mereka ada pemotretan

"yah... Kenapa dia seperti sedang menjauhi ku." kesal Sun Jae.

"im sol? Apa ini tentang Im Sol?" tanya In Hyuk

"iya tentu saja Im Sol lalu siapa lagi? Kesal nya

"yah...jangan melampiaskan kekesalan mu padaku. Temui saja dia." kesal In Hyuk.

"sulit sekali. Dia seperti sengaja menghindar. Dia seperti sengaja tidak ingin bertemu dengan ku. Jelas jelas tadi dia menyadari keberadaan ku. Tapi dia malah mengacuhkan ku." kesal Sun Jae.

"yah... Berarti benar dia sedang ada hubungan dengan pria lain." kata In Hyuk.

"itu tidak benar." bentak Sun Jae

"astaga... Berhenti membentak ku. Kau ini benar-benar..!" kesal In Hyuk.

"jika seseorang merasa bosan atau tidak mencintai kita lagi dia akan berperilaku seperti itu. Mereka akan mengacuhkan mu. Segeralah sadar."

"jadi tinggalkan saja dia. Dan cari yang lain lagi. jangan kesal padaku." marah In Hyuk

"itu tidak benar aku harus bertemu dengannya."

"yah...." bentak In Hyuk

Saat melihat Sun Jae akan pergi meninggalkan pemotretan nya.

Tapi Sebelum Sun Jae pergi tiba-tiba manager nya sudah berada di depan pintu. Meraka saling berhadapan.Dan menghadang dia untuk pergi.

"kamu mau kemana?" tanya nya melihat Sun Jae yang terburu buru

"aku tidak bisa melakukan pemotretan ini ada sesuatu yang harus aku urus." kata Sun Jae menjelaskan

"yah.. Apa kamu sudah gila. Kalau kamu membatalkan pemotretan ini. Kita harus membayar penalti kerugiannya. Karena ini di luar kontrak. Kamu tau berapa kerugian yang harus kita bayar. 100 juta." kata manager menjelaskan.

Sun Jae merasa sangat kesal karena dia tidak bisa berbuat apa apa. Dengan marah Sun Jae berteriak.

"AAAHHHH...baiklah aku akan pergi ke studio pemotretan." marah Sun Jae dan pergi

"ada apa dengannya kali ini? kenapa dia begtu marah, bukan kah pemotretan ini sesuai jadwal yang dia tentukan sendiri.." kata manager Sun jae bertanya pada In Hyuk.

"kau tanya sendiri saja pada orang nya. Kalau kamu tidak ingin menjadi pelampiasan kemarahannya, sebaiknya kau diam saja." kesal In Hyuk dan berlalu pergi juga dari hadapan manager Sun Jae.

"astaga ada apa dengan orang-orang ini." bingung nya melihat tingkah laku Sun Jae dan In Hyuk yang terlihat sama sama kesalnya.

Managernya hanya bisa mengelus dada, berusaha sabar melihat tingkah mereka.

#Sementara itu im sol yang telah berada di rumah Hyun Joo.

aku memandang berkeliling. Rumah Hyun Joo begitu nyaman.

"kenapa?" Tanya Hyun Joo

"rumah mu nyaman sekali." jawab ku

"kita memiliki rumah yang sama sama nyaman." katanya

"tunggulah dulu aku akan bawakan minum." kata Hyun Joo dan pergi.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Hyun Joo. Aku seperti merasa pernah ke lingkungan ini. Lingkungan Hyun Joo tidak begitu asing.

"apa kamu lapar? kamu ingin makan ramen? tanya Hyun Joo membuyarkan lamunanku

"ahh...tidak usah ini sudah cukup." kataku

Kami pun memulai mengerjakan tugas kami.

Akhirnya tugas pun selesai. Dan waktu menunjukan jam 7 malam. Saat aku berkemas tiba tiba tas ku terjatuh dari atas meja dan barang-barang ku berhamburan keluar

"apa itu?" tanya Hyun Joo melihat sesuatu yang aneh keluar dari tas ku.

"ahh... Ini alat kejut listrik, ini tongkat, ini semprotan cabai." kataku menjelaskan pada Hyun Joo sambil memegang alat nya

"wah... Kamu waspada sekali."kagum Hyun Joo

"akhir-akhir ini aku sering pulang malam, jadi harus berjaga jaga saja." jelasku

"apa gara-gara kejadian itu?" tanya Hyun Joo

"yah begitu lah." kataku

"bagaimana? apa ada balasan dari kak Im Seok?" tanya Hyun Joo

"tidak ada sepertinya dia sedang sibuk. Lagian aku bisa pulang sendiri." kata ku

"aku akan mengantar mu." kata Hyun Joo

"tidak usah, ini sudah malam juga."

"karna itu aku khawatir terjadi sesuatu." jelas nya penuh khawatir

"tidak usah khawatir, seperti yang kamu lihat. Aku sudah berjaga-jaga.Jadi apa yang harus kamu khawatir." kata ku menenangkan Hyun Joo.

"apa benar tidak apa-apa?" tanya nya lagi

"iya kalau ada apa-apa aku akan menelpon mu langsung " kataku

"janji..!" kata Hyun Joo

"iya aku janji." kataku

Kami pun saling mengucapkan kata perpisahan. Dan Hyun Joo terlihat khawatir melihatku pulang sendiri.

Tapi aku berusaha menenangkannya.

Sepanjang perjalanan menuju stasiun. Aku terus memandangi sekelilingku. jalanan yang tidak asing. Aku seperti pernah tinggal Disni. Ponselku bergetar terus menerus dari tadi. aku sengaja mengalihkan mode ponselku ke getar saja. Soalnya dari tadi Sun Jae terus menerus menelpon ku. Sejak kejadian tadi pagi, Aku malas saja untuk mengangkat telponnya. Meskipun begitu banyak pesan yang masuk aku tetap mengacuhkannya.

setelah panggilan Sun Jae berhenti, masuk panggilan dari kakak ku.

Aku segera mengangkat nya

"yah... Susah sekali menghubungi mu? Kamu dimana?" Kesal im seok

"ahh... Maaf. Aku baru selesai. Aku menuju stasiun kereta api. Kakak tidak usah menjemput ku." kata ku

"yah... Apa kau bercanda. Aku sebentar lagi sampai di rumah Hyun Joo." katanya lagi

"aku sudah tidak ada di rumah nya." kataku

"ahh... Aku ingat ada halte bis tidak jauh dari rumah nya. tunggu aku di sana." kata Im Seok

"baiklah." kata ku

dan menutup telponnya. Aku pun berbalik arah mencari halte bis terdekat.

"ahh....itu dia." kata ku saat terlihat halte bis yang tak jauh dari ku.

aku berlari kecil menuju halte bis. Tak berapa lama sebuah mobil mengklakson ku. Dan itu ka Im Seok. Aku berjalan ke arahnya. Tapi tiba-tiba saja entah dari mana datangnya sebuah motor dipacu begitu kencang menuju arahku, dia berkendara di trotoar tempat ku berjalan. Entah dia sengaja ingin menabrak ku atau bagaimana. Aku begtu terkejut tapi sebelum motor itu melindas ku. Dengan cepat aku berkelit, aku membanting tubuhku sekuat tenaga ke belakang ku.

"buk..." terdengar tubuh ku menabrak tiang halte dan kepalaku membentur tanah.

Melihat kejadian yang hampir mencelakai nyawa adiknya itu. Im Seok segera keluar dari mobilnya.

"yah.... Berengsek...." terdengar Im Seok mengumpat marah dan berlari kearah Im Sol.

"Im Sol... Im Sol.." panik Im Seok dan menarik ku duduk.

"astaga..." kagetnya saat melihat dahi ku berdarah

Dengan cepat Im Seok melepas dasinya dan menyeka darah yang keluar dari kepalaku.

terlihat Im Seok benar-benar marah dan dia terus mengumpat. Aku hanya diam saja. Saat kejadian itu aku mengingat namaku. Namaku Ina, Kim Ina. Aku buka Im Sol. Aku tertegun membisu mengingat kalau aku pasti sudah meninggal karena aku bunuh diri. Aku dengan Sengaja menabrakkan diriku ke truk yang sedang melaju kencang.

Aku merasakan Im Seok mengguncangkan tubuh ku dengan pelan. Dia berusaha menyadarkan ku dari lamunanku.

"jangan diam saja. Kau membuatku khawatir ayo kita ke rumah sakit saja." cemas Im Seok

"aku...aku tidak apa-apa." Kataku pelan dan aku menyadari tangan ku gemetaran dan seluruh tubuhku terasa sakit apalagi keningku.

"apanya yang baik-baik saja." kesal Im Seok.

Im Seok membantuku berdiri dan memapah ku menuju mobil

"kalau saja aku bisa melihat wajah si berengsek itu aku akan menghabisinya. " umpat Im Seok. Dia benar-benar dendam dengan pria yang ugal ugalan itu.

setelah berada di dalam mobil.

"kita ke rumah sakit saja.." pinta Im Seok lagi

"aku tidak apa-apa. hanya keningku saja yang sakit." kata ku sambil memegang dahiku yang memar.

"apa kamu yakin."kata Im Seok

"iya, aku hanya ingin istirahat saja." kataku

" baiklah, kita ke apotek dulu. " kata Im Seok dan memacu mobilnya.

Setelah tiba di apotek terdekat, Im Seok membeli beberapa obat. Dengan telaten Im Seok mengobati luka di dahi ku dan memplester dahi ku.

kemudian mengoleskan obat ke tangan ku yang mulai terlihat memar.

Setelah selesai. Kami bergegas pulang.

Setiba di rumah..

"apa yang terjadi?" tiba-tiba ibu mengagetkanku saat melihat aku di papah Im Seok dengan perban di dahiku. Ibu terlihat sangat cemas. Mendengar ibu yang cemas ayah dengan cepat keluar dari dapur.

"aku akan mengantar im sol ke kamar dulu. Biar nanti aku jelaskan." kata Im Seok yang mengerti dengan keadaan ku.

Setibanya di kamar Im Seok menidurkan ku.

"apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanya nya.

"tidak.. Aku ingin istirahat saja." kataku lemas.

"baiklah. Aku mengerti." kata Im Seok dan meninggalkanku.

Setelah kepergian Im Seok. Tiba tiba air mataku mengalir deras. Air mata yang sedari tadi aku tahan tahan akhirnya tidak bisa ku bendung lagi.

Aku tidak tau kenapa ini bisa terjadi. kenapa aku bisa berada di tubuh orang lain. Aku tidak bisa memberitahu seisi rumah. Aku tidak tau harus menjelaskannya bagaimana. Ini terlalu rumit. Dan aku yakin mereka tidak akan percaya pada apa yang aku katakan. Bahkan mungkin Mereka akan memasukan ku ke rehabilitasi.

Setelah mengingat siapa aku sebenarnya, Kasih sayang mereka, perhatian semua orang kepadaku membuat ku sakit hati, karna aku bukan Im Sol aku Kim ina. dadaku terasa sesak.

1
Ramadhan Lukman Hady
/Casual//Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!