Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.
Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.
Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.
Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Kapan kau sadar?
“Jadi ayah, sekarang kau harus makan dan minum obatmu, kau harus fokus pada penyembuhanmu.”
Dengan sabar Freya menyuap sang ayah yang terus-menerus menanyai sang kakak. Sampai makanan di piring telah habis Freya menyuruh ayahnya untuk kembali beristirahat.
“Sudahlah ayah, kau harus fokus pada kesehatanmu, nanti kakak juga akan datang menemuimu.”
“Benarkah?”
“Ya, kakak pasti akan datang, jadi ayah istirahat saja,” balas Freya yang beranjak dari duduknya.
“Ayah aku pergi sebentar, ya. Aku ingin mencuci piring-piring kotor ini dulu.”
“Ya, Freya, ha, ha, ayah akan menunggumu di sini.”
Freya berjalan pergi, tak lupa ia datang menghampiri Aaron yang berada di sekitarnya.
“Yang Mulia, maksudku Aaron. Aku ingin mencuci piring, kau tunggu saja di sini, aku akan segera kembali,” balas Freya dengan mata yang menahan tangis.
“Kau tidak papa Freya?”
“Aku? Ha, ha, tentu saja aku baik-baik saja, memangnya apa yang membuatku bersedih.”
Sembari membawa nampan berisi piring-piring kotor, Freya pun pergi ke halaman belakang dari rumah tersebut, ada bangunan terpisah di sana, yang juga dijadikan dapur oleh para penduduk.
Setelah meletakan nampan di pencucian, Freya tak dapat menahan tangis, melihat kondisi sang ayah yang telah lupa apa yang terjadi dengan kakaknya dulu.
“Sampai kapan kau akan begini, Ayah?”
“Kau masih memikirkan orang yang telah menghianati kita,”
“Kau sangat mencintainya dan menyayanginya. Jika itu aku mungkin kau tidak sebegitunya kan?”
Sambil mencuci piring, Freya mengeluarkan rasa sakit yang selama ini ia tahan, seberapa kuat pun ia mencoba menahan tangis, tetap tak dapat terbendung kala melihat sang ayah yang seperti itu.
Di saat bersamaan, seseorang menjulurkan sapu tangannya pada Freya, ia menengok ke samping, tampaklah sosok yang tak asing baginya.
Freya segera menghapus air matanya dengan baju, lalu tersenyum pada sosok tersebut. “Apa kau membutuhkan sesuatu tuan Aaron? Maaf tak menyadari kedatanganmu.”
“Ambillah ini, aku rasa kau membutuhkannya.”
Freya menggeleng, “Tidak perlu, lagi pula untuk apa aku menggunakan benda mahal itu, hanya untuk mengelap mulut dan tanganku.”
“Ambil saja kau pasti akan membutuhkannya nanti.”
Tetap Freya menggeleng, tapi Aaron juga tetap pada pendiriannya, akhir pria itu mengambil lengan Freya dan meletakan sapu tangan tersebut di tangannya.
“Aku sudah memberikan ini padamu, jadi kau harus menerimanya.”
“Baiklah, kalau begitu aku akan menyimpannya. Sekarang apa kau butuh sesuatu di sini?” tanya Freya tanpa beban, seolah lupa akan kesedihannya.
“Kenapa kau menangis?” tanya Aaron langsung pada intinya.
“Aku tidak menangis, kau hanya salah lihat,” kilah Freya.
“Kau buruk dalam berbohong.”
“Ya, ya, aku memang menangis. Sekarang puas? Aku rasa seorang kaisar sepertimu tak perlu tahu masalah rakyat jelata sepertiku.”
“Tapi di sini aku bukan sebagai kaisar, tapi sebagai temanmu.”
Freya menghela nafas panjang, ia menatap Aaron yang juga menatapnya lekat dirinya.
“Ini semua karna kakak perempuanku. Bisa dibilang dia anak kesayangan ibu dan ayah, semua harapan diberikan padanya, apa pun itu dia selalu yang utama.”
“Tapi pada akhirnya dia menghianati kami, kakak yang menjadi harapan ayah dan ibu sebagai penerus usah mereka, pergi melarikan diri membawa uang toko bersama kekasihnya.”
“Dan sekarang seperti yang kau lihat, ayah terkadang ingat semuanya, terkadang juga tidak.”
“Aku paham perasaanmu.”
“Jangan menghiburku, Aaron. Kau terlihat dari keluarga kaisar, mana mungkin kau akan memahami penderitaanku.”
“Aku tidak menghiburmu, karna kita punya nasib yang sama.”
...****************...
Hari terus berlalu, sejak itu Freya dan Aaron selalu pergi bersama di Tibelia, Sama seperti hubungan mereka yang mulai dekat, Tibelia juga mengalami peningkatan, hanya dalam beberapa minggu Calista dapat membangun kembali Tibelia seperti dulu.
Bahkan bisa dikatakan lebih baik dari sebelumnya, semua kerja kerasnya juga tak lepas dari kerja sama penduduk dan bala bantuan yang datang.
Calista dan Aaron pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke Lezarde satu minggu sebelum acara perburuan, kepergian mereka banyak dilepas oleh para penduduk, mereka senang sekaligus sedih atas kepergian Calista.
“Permaisuri terima kasih atas kebaikan Anda. Tibelia bisa kembali seperti dulu berkat Anda.”
Calista tersenyum, “Itu bukan berkatku, tapi berkat kalian yang mau bekerja sama dengan pihak kekaisaran. Terima kasih telah menyambutku di sini.”
Akhirnya Calista dan Aaron pergi dari Tibelia, kala itu keduanya menaiki kereta yang sama untuk sementara.
“Sepertinya ada seseorang yang memikat hati Anda di Tibelia.”
Aaron yang selama perjalanan hanya termenung sembari menatap pemandangan di luar jendela, akhirnya menoleh ke arah Calista.
“Permaisuri itu tidak benar, tapi jika mendapatkan teman mungkin iya.”
Calista tertawa kecil, “Jika hanya teman kenapa Anda nampak sedih?”
“Permaisuri tidakkah Anda menyadari hubungan di antara kita, bukan hanya dengan Freya, saya juga menjadi dekat dengan Anda. Baik saya maupun Anda bisa menghabiskan waktu bersamamu, yang tidak bisa kita habiskan di istana.”
Kata-kata Aaron membuat Calista terdiam sesaat, “Ya, Anda benar, jika istana, saya tidak bisa menghabiskan waktu sebebas di Tibelia lagi.”
“Ini akan menjadi kenangan bagi saya, saya juga akan menceritakan ini pada Theo nanti.”
Kapan kau menyadari jika aku mencintaimu permaisuri? Aaron.
Meski aku memberikan kode, kau tak pernah menyadarinya. Aaron.
...****************...
Dua hari kemudian...
Calista sampai di kerajaan ketika hari menjelang siang, saat keluar dari kereta kuda, Theodore langsung menyambutnya dengan senyum berseri.
Bukan hanya Theodore yang menyambut kedatangannya, tapi juga Kaisar dan ketiga pelayannya. Awalnya Calista terkejut melihat kehadiran Leonardo, tapi ia yakin sang suami hanya ingin laporan tentang Tibelia darinya.
Calista memeluk erat putranya.
“Ibu aku sangat merindukanmu.”
“Ibu juga merindukanmu sayang. Calista berjongkok memandang putranya dari atas sampai bawah. “Apa Theo makan dengan teratur saat ibu pergi? Theo tak kesepian kan?”
Theodore menggeleng, “Theo tidak kesepian, karna ada ayah. Dan Theo juga makan dengan baik.”
Melihat keakraban Calista dan putranya membuat Leonardo yang berdiri di samping istri dan anaknya itu mengingat masa lalunya bersama Calista.
Dulu kau juga seperti itu padaku, kenapa sekarang kau begitu dingin. Leonardo.
Kenapa rasanya kau semakin jauh dan sulit untuk digapai? Leonardo
sblmnya aku mendukung Aaron, skrg males banget