Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Apa yang Bimo katakan semalam benar- benar di wujudkan sehingga membuat Istrinya kewalahan melayani libido Bimo yang tidak pernah habisnya. Entah sudah berapa kali Bimo mengarap ladang istrinya,Bimo baru berhenti saat melihat wajah kelelahan istrinya.
"Augh...." teriak Ima saat hendak turun dari ranjang.
"Kenapa, yang?" tanya Bimo saat mendengar istrinya berteriak.
"Sakit mas." jawab Ima meringis.
"Biar mas bantu kamu kamar mandi,ya." Bimo langsung mengendong istrinya dan meletakkan perlahan di dalam bathtub dengan hati - hati kemudian menyalakan air yang suhunya di sesuaikan.
Ima merasa sedikit nyaman saat berendam, rasa sakitnya sedikit berkurang.
"Mas mau ngapain?" tanya Ima saat suaminya ikut berendam juga.
"Mandi." seringai Bimo.
"Ga boleh macam - macam,kita cuma mandi saja."ancam Ima.
Bukan Bimo namanya jika tidak bisa membuat Istrinya kembali merintih. Ima benar - benar dibuat kewalahan meladeni suaminya yang masih saja kuat walau sudah bermain beberapa ronde dari semalam.
Remuk redam rasanya seluruh tubuh Ima. Belum lagi area sensitifnya terasa sedikit ngilu saat ia mencoba melangkah.
"Apa semua laki - laki seperti itu ya." bathin Ima sambil geleng - geleng dan membuat Bimo merasa heran pada tingkah istrinya.
" Kamu kenapa geleng - geleng yang?" tanya Bimo.
"Ga ada apa - apa mas." jawab Ima mencoba tersenyum pada Bimo u tuk menghilangkan rasa gugup.
"Kamu lapar ga ,yang?" tanya Dafa dan dijawab Ima dengan anggukan kepala.
"Kita turun yuk untuk sarapan."ajak Dafa.
"Ini udah jam berapa,mas." Ima memperlihatkan jam pada ponselnya.
"Astaga naga,ternyata udah siang. Tapi ga apa - apa kita sekalian makan siang aja,yang." kekeh Bimo sambil menggaruk kepalanya.
Ima mengambil tas kecilnya dan berjalan kearah lift di ikuti oleh Bimo. Tangan keduanya saling bertautan,senyum selalu terbit di bibir keduanya. Begitulah aura pengantin baru semua terasa indah. Dunia seakan milik berdua.
Di restoran mereka sarapan sekaligus makan siang. Perut Ima sudah meronta - ronta minta isi sekaligus mengisi tenaga yang terkuras setelah semalaman bercinta dengan suaminya.
"Makannya pelan - pelan sayang." tegur Bimo saat istrinya makan terburu - buru seperti orang yang sudah tidak makan lama.
"Laper,mas." kekeh Ima sambil terus menyuap makan siangnya.
"Maaf." ucap Bimo.
"Maaf untuk apa mas?" tanya Ima menghentikan suaranya dan menoleh kearah suaminya.
"Karena aku kamu jadi melewatkan sarapan." ujar Bimo.
"Ooh,Ga apa - apa . Ga usah dipikirkan yang penting sekarang perutku sudah terisi penuh." kekeh Ima.
"Ya udah makan yang banyak,habis ini aku akan kembali membuatmu melayang - layang. Aku ingin menyentuhmu sepuasnya. "Bimo berkata sambil mengedipkan matanya.
Ima melongo mendengar perkataan suaminya. Ia tidak menyangka bahwa suaminya tidak pernah merasa puas padahal sudah berkali - kali menggempur dirinya.
"Alhamdulillah kenyang." ujar Ima merasa perutnya sudah terisi penuh.
"Yakin ga mau nambah lagi, yang. Kamu harus mengisi tenaga yang banyak untuk kegiatan kita selanjutnya."ujar Bimo sembari tersenyum nakal.
Setelah makan siang ,Bimo dan Ima kembali kekamar. Gadis itu kembali tergolek tak berdaya setelah melayani suaminya. Bimo bak singa lapar sama sekali tak membiarkan Ima istirahat,ia terus saja menggempur Isterinya tanpa ampun.
Mereka berdua menghabiskan waktunya hanya dikamar saja,saling melampiaskan perasaan mereka dengan melampiaskan hasrat satu sama lain.