NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

...- happy reading, dear -...

...***...

Zion menarik lengan Clara begitu kuat, membawa perempuan tersebut jauh dari area sekolah. Mereka kini berada salah satu gudang sekolah lama yang tidak dipakai membuat semua orang bergidik ngeri berada di tempat itu berlama-lama.

Tarikan kencang dipergelangan Clara membuat Adit dan Bobby saling mengerutkan dahi.

"Lo ngerasa aneh gak sih?" tanyanya seraya menunduk memasuki sebuah pintu yang terhalang sebuah papan di ruangan itu.

"Aneh apa-an?" sahut Adit sesekali memperhatikan tempat mereka saat ini.

"Selama ini kita bareng terus sama Kalea, tapi kenapa baru sekarang gue tau kalau dia ada alergi semacam itu..."

"Lo yakin itu karena alergi?" lanjutnya Bobby.

"Gue yakin. Adik gue si Dean juga punya alergi kayak gitu. Sedikit ajah kena air dingin semua badannya pasti memerah dan setelah kita periksa ke rumah sakit ternyata Dean alergi dingin," jelas Adit.

"Lo gak ingat waktu ulangtahunnya kita ngerjain dia."

"Iya iya, gue baru ingat," balas Bobby mengangguk-angguk.

Sementara di gudang tua yang lembab, basah dan berbau aroma tidak sedap—Clara memperhatikan tempat dimana ia dibawa saat ini, gudang sekolah. Gudang lama SMA Bintang yang tidak pernah digunakan lagi. Begitu gelap dengan pasokan udara begitu lembab tercium dari setiap sudut ruangan. Suara-suara cicitan di sudut ruangan membuat bulu kuduk Clara meremang.

"Ngapain lo bawa gue ke sini? di sini gelap Zion," ujar Clara panik tatkala ia melihat seekor tikus melewati kakinya.

"Lo gak berniat jahat kan sama gue?" lanjutnya bertanya namun kali ini dengan bibir bergetar.

"DIAM!"

Zion membentaknya lalu mencengkram kuat dagu Clara. Dengan cepat Clara menutup matanya saat manik hitam pekat Zion begitu tajam menatapnya. Ia tidak pernah melihat ekspresi ini sebelumnya. Dibanding dengan GS Zion benar-benar tidak bisa ditebak.

Zion mendorong kuat bahu Clara membuat perempuan itu terduduk di kursi kayu yang sudah reyot, mengikatnya dengan seutas tali yang ia temukan di balik sebuah lemari tua nan usang.

"Lo sehat Zion? Apa ini gak terlalu berlebihan," tukas Adit menatap perbuatan cowok itu yang begitu kencang mengikat Clara di kursi kayu.

"Gue baik-baik ajah selama ini cewek gak ganggu Kalea lagi. Selama ini gue udah coba sabar gak ikut campur saat dia bully Kalea tiap hari. Gue abai bukan karena gue segan karena dia cewek, tapi gue ingin lihat sampai mana tangan dia menyentuh adek gue..."

"Lo salah besar Clar kalau nurutin kemauan Karina. Karina ngga sepolos yang lo lihat," ucap Zion.

"Kasih kesempatan, dia cewek," timpal Bobby.

"Kesempatan?" ulang Zion mengulang perkataan Bobby. "Perempuan kayak gini gak akan bisa dikasih kesempatan justru--"

"Gak Zion, gak! Gue minta maaf, apapun yang gue lakuin sama Kalea gue minta maaf..."sela Clara membuat Zion kembali menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Gue gak perduli Clar lo mau ngomong apa. Jelasnya lo udah nyakitin Kalea, lo tau itu kan?"

Clara mengepalkan tangannya. Sudah cukup. Satu orang saja tidak ada yang berpihak padanya.

"Kalea lagi, Kalea lagi...!" amuk Clara. "Kenapa sih lo semua peduli bangat sama tuh cewek. Dia siapa buat lo semua ha?!"

"Gue iri sama itu cewek, gimana bisa dia sedekat itu sama lo semua, sementara gue tiga tahun lebih gak pernah sedekat itu bareng semenit pun gak pernah. Gue merasa itu cewek bukan cewek baik-baik deketin lo semua."

Plakk!

Tamparan keras langsung mendarat di pipi kanan Clara. Gadis itu menoleh dengan mata berkaca-kaca.

"Lo tahu gak lo ngomong apa barusan?!" seru Zion dengan otot-otot wajah mulai mengeras.

"Sebutan itu memang pantas buat perempuan seperti dia. Perempuan gak jelas yang bisanya nempel sama semua cowok!!" decak Clara membuat emosi Zion semakin menjadi. Rahangnya menegang dengan mata yang menajam.

"Tarik omongan lo Clar!" seru Adit dari belakang Zion.

"Gue gak peduli! Lepasin gue sekarang!!" bentak Clara.

"DIAM!!" teriak Zion keras. "KALEA TU ADIK GUE—ADIK GUE CLARA!!" jerit Zion menggema seraya menendang kursi di sebelah gadis itu dengan keras membuat Clara diam sejenak seraya memandang wajah geramnya Zion.

Spontan Zion mencekik leher Clara begitu kuat sampai Clara merasakan pasokan udara menepis disekitarnya. Melihat kelakuan cowok itu, Bobby langsung menarik tubuh Zion dengan sekali tarikan membuat Zion terjatuh di lantai yang kotor.

"Stop bangsat!! Lo bisa bunuh anak orang kalau kayak gini. Pakai akal sedikit!" seru Bobby berdiri di tengah mereka, menutupi badan Clara yang menarik napas berulangkali. Clara menelan saliva nya kasar, ia hampir saja mati dengan cara sia-sia.

"Gue gak peduli! Cewek kayak gini gak pantas hidup di dunia ini!"

Bugh!!

"Setan lo! Gue bilang berhenti ngomong kayak gitu, ingat Kalea butuh lo saat ini. Lo harus jelasin apa yang terjadi nantinya kalau Om Bagas tanya keadaan Kalea. Lo siap gak?"

Zion melamun. "Ya, lo benar, gue emang setan Bob, tapi apa gue salah lakuin itu demi adik gue, apa gue salah, hah?!" ujarnya lantang. Suasana menjadi mencekam. Zion bangkit berdiri.

"Selama ini Kalea gak pernah baik-baik ajah. Dia salah satu orang yang beruntung hidup bertemu keluarga seperti kita. Dia bukan perempuan kuat seperti yang lo lihat sekarang." Zion menarik napas.

"Kalea bukan adik kandung gue—dia punya masa lalu tragis yang membuat gue harus jaga dia sebisa mungkin. Kalea punya trauma—dia pernah hampir melenyapkan adiknya sendiri."

"Dan lo Clar.. lo udah terlalu jauh melangkah. Kalea gak pantas jadi lawan lo, dia gadis baik yang sangat butuh kasih sayang. Sebagai senior di sekolah lo harusnya bisa jadi contoh. Gimana kalau lo punya adik cewek dan apa yang lo lakuin selama ini sama Kalea berbalik sama adik lo, gimana...?"

"Gue udah berusaha matian-matian buat jagain dia dan lo dengan mudahnya menyakiti dia dengan tangan lo sendiri, hati lo dimana Clar?!"

***

📍 Rumah sakit

"Mama sudah bilang kan sama kamu, kamu harus jaga adikmu Zion, tapi kenapa kamu bisa sampai lalai seperti ini?!"

Di lorong rumah sakit Audrey membentak putra semata wayangnya. Wanita tersebut bersama suaminya langsung pergi kerumah sakit sesaat setelah mereka mendapat kabar kalau Kalea pingsan di sekolah.

"Tante..." ucap Clara mendekati keluarga Zion. Ia menautkan kedua jemari tangannya, gugup menatap manik mata pria yang berdiri disebelah wanita di hadapannya.

"Maafin Clara tan... Clara pingsan karena ulah saya. Saya janji gak akan ulangi kelakuan buruk saya lagi.."

Clara memohon dengan menyentuh kedua tangan Audrey namun Audrey malah menepis tangan Clara membuat gadis itu semakin merasa bersalah. Audrey membelakangi Clara. Wanita itu berdiri di depan Bagas, suaminya. Air mata yang tidak bisa ia tahan mengalir di kedua pipinya.

"Harusnya kamu meminta maaf pada Kalea bukan pada saya. Dia anak yang sangat saya inginkan sejak lama dan kamu—"

"..kamu berniat ingin melenyapkannya demi sesuatu yang tidak kamu sukai darinya? Saya sangat menginginkannya dari dulu, kalau bukan—kau beruntung keluarga kamu memiliki anak perempuan. Lihat saya..."

Clara menatap wanita di depannya. "Saya rela melakukan apa saja demi memiliki seorang putri tapi kalian semua..."

Audrey menitikkan air matanya. Tangisnya tidak bisa ia bendung mengingat semua perjuangannya untuk mendapatkan seorang anak perempuan.

"Keluarga pasien..." ujar salah seorang suster dari ambang pintu. Bagas, Audrey dan Zion segera mendekat ke arah dokter yang menangani Kalea. Audrey mengusap air matanya.

"Bagaimana keadaan putri saya, Dok?"

Audrey yang bertanya lebih dulu dengan raut wajah menunjukkan kekhawatiran yang sangat besar.

"Putri Anda mengidap urtikaria atau semacam alergi dingin. Tidak perlu khawatir, beberapa hari ke depan putri bapak akan segera membaik, tapi saya ingatkan untuk tidak menyentuh air dingin. Usahakan segala sesuatunya memakai air hangat saja. Itu saja yang bisa saya sampaikan. Saya permisi."

Setelah kepergian dokter itu, mereka masuk ke ruang rawat, Audrey segera memeluk tubuh Kalea dengan erat. Audrey menangis menatap Kalea yang dipasang alat bantu pernapasan.

"Gimana keadaan kamu sayang?"

"Kalea udah gak papa kok ma, cuman alergi doang. Dokternya pasti udah cerita sama mama, kan?" Audrey mengangguk tapi beliau masih betah memeluk Kalea yang mengusap punggung mamanya.

"Mama jangan nangis. Kalea baik-baik ajah kok."

Tiba-tiba pintu terbuka membuat Kalea menoleh lalu memicingkan mata menatap orang itu. Clara.

Untuk apa gadis itu di sini? Clara langsung memeluk tubuh Kalea setelah Audrey bergeser ke samping suaminya. Lain dengan Kalea, gadis itu melongo tidak mengerti apa yang terjadi pada Clara. Ia mengalihkan pandangannya pada Zion disisi kanan ranjangnya dekat jendela. Clara tersedu-sedu dibalik punggungnya.

"Maafin gue Lea, maafin. Gue tau gue gak pantas dapat kata maaf dari lo. Sekarang lo bebas kasih hukuman apa buat gue, gue akan terima..." kata Clara menarik kepalanya lalu menatap lekat bola mata Kalea yang sendu. Sedikit menyakitkan setelah beradu tatap dengan manik mata sendu Kalea.

"Gak papa. Gue udah maafin lo sebelum lo minta maaf."

"Lo emang cewek baik, gue menyesal pernah berbuat salah sama lo. Gue terlalu obsesi dengan segalanya termasuk Gabriel. Gue minta maaf..."

"Kita lupain semua nya ya.." Kalea tersenyum kecil menatap Clara saat gadis itu mengangguk ringan sebagai jawaban dari atas pertanyaan Kalea.

"Kalea..." Zion mendekat ke sisi ranjang. "Maafin kakak belum bisa jaga lo. Gue udah lalai kesekian kalinya."

"Lo--eh maksud gue kak.." Kalea tertawa kecil membuat Audrey, Bagas juga Clara saling melirik. Kalea kembali berucap dengan tidak sopan.

"Kakak serius dek... Maaf belum bisa jagain lo sampai hari ini."

"Kalea udah maafin kakak kok, tapi ada syaratnya. Sepulang dari rumah sakit, tiga kotak brownies udah harus ada dikamar Kalea. Kalau ngga mau tahu..."

"Kalea..." ucap Audrey membuat Kalea tercengir lebar.

"Biarin ajah ma."

"Kakak gak ada uang dek. Lo tau sendirikan papa motong uang jajan kakak, sepeserpun udah gak ada lagi," kata Zion diam-diam melirik sang papa yamg terlihat biasa saja duduk di sofa.

"Oh, jadi--"

"Iya, iya. Demi lo gue ngutang deh sama orang," celetuk Zion membuat Kalea mengarahkan kedua jempolnya pada kakak laki-lakinya itu. Zion lantas merogoh saku celananya lalu mengetikkan sebuah pesan di layar ponselnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk dari Bobby. Zion bergegas keluar ruangan dan mengangkat panggilan dari wakil ketua Vesarius itu.

"Ngapain nelpon?" ujar Zion pada Bobby di seberang sana.

Bobby 📞 : Kalau gak penting gue juga ogah nelpon lo.

"Terserah lo deh. Ah, kenapa?" tanya Zion.

Bobby 📞 : Gimana keadaan Kalea?

"Udah sadar kok malah ketawa ketiwi itu anak," ujar Zion melirik Kalea dari luar ruangan.

Bobby 📞 : Syukur deh. Ini kita lagi di toko cake milik nyokap nya Gabriel. Adik lo mau cake yang kayak mana?"

"Gue kan udah chat lo tadi, brownies coklat 3 kotak, ukuran sedang ajah. Yaelah, makanya kalau ada pesan dibaca dulu."

Bagas 📞 : "Selow lo. Segitu banyak apa habis semua?"

"Banyak nanya. Antar ke rumah gue ya. Bentar lagi kita bakalan balik."

Zion memutus panggilannya secara sepihak dan bergegas masuk ke dalam ruang inap Kalea.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!