NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Cewe Matre

Mengejar Cinta Cewe Matre

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Jihan dikenal sebagai cewe matre, namun apa jadinya jika seorang yang matre ini jatuh cinta pada seorang pria yang notabennya sudah mempunyai istri.
Alex pria kejam yang sudah beristri menjalin hubungan gelap dengan Jihan, di awal hubungan mereka baik-baik saja, namun berakhir dengan kekejaman Alex yang menyingkirkan Jihan dari kehidupannya saat Jihan bersikeras memberitahukan hubungannya pada istrinya.
Di sisi lain karena pertemuan yang tidak terduga di sebuah desa kecil tempat Alex menyingkirkan Jihan, seorang pria bernama Aditya diam-diam mencintai Jihan walaupun berkali kali dia mendapatkan penolakan dari gadis matre itu, Aditya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta nya.
Akankah suatu saat Jihan akan menerima Aditya yang begitu tulus atau bertahan dengan perasaannya bersama Alex.
Ikuti terus kisahnya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Seorang wanita tidak berhenti tertawa saat keluar dari restoran, bersama sahabatnya yang hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan nya yang sangat tidak masuk akal.

“Ji, kau sudah keterlaluan!” tegur Elisa pada sahabatnya itu.

“I don’t care, itu akibatnya selalu bermain-main dengan wanita,” decak Jihan kesal dengan kelakuan Reyhan yang selalu berkencan dengan banyak wanita

Apalagi saat ia berkunjung ke rumah bordil sang bibi dan selalu tidur dengan banyak wanita untuk sekedar melampiaskan hasrat nya itu.

Bukan karena cemburu atau ia menyukai Reyhan, tetapi justru karena ia sangat peduli pada pria yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, tanpa tahu jika wanita yang baru saja dilihatnya bersama Reyhan adalah adik kandungnya karena memang ia tidak mengetahui jika Reyhan mempunya adik perempuan.

Elisa hanya menggelengkan kepalanya heran karena Jihan seberani itu bagaimana jika pria itu marah dan membalasnya karena Elisa juga tidak tahu persisi hubungan Jihan dengan Reyhan itu sedekat apa.

“Terserah kau saja! Aku hanya takut jika pria itu yang kemarin datang ke rumah akan membalas mu!” seloroh Elisa sambil menunjuk ke arah Jihan yang saat ini merangkul nya.

“Namanya, Reyhan … gak akan dia membalas ku, kau tenang saja!” imbuh Jihan menepuk bahu Elisa.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju depan restoran sambil menunggu taksi online yang sebelumnya sudah dipesan Elisa melalui ponselnya.

Di lain sisi Reyhan dan Melani masih di restoran tersebut sedang menatap tajam wanita di hadapannya

“Pergilah! Aku tahu kau sedang berakting,” celetuk Reyhan sambil melempar lima lembar uang dollar di wajah gadis itu.

Melani memiringkan wajahnya menatap sang kakak kebingungan.

“Baiklah, terima kasih, tuan!” sahut gadis itu ia merapikan uang yang berserakan di lantai sambil cengengesan, tetapi raut wajah nya sangat bahagia.

“kak Rey, apa ini maksudnya? Kenapa kau memberikan wanita itu uang? Bukankah ia sudah memfitnah mu?” tandas Melani dengan raut wajah datar.

“Jangan dipikirkan, kau tidak akan mengerti!” tutur Reyhan lembut sambil menyuapi Melani yang masih memasang raut wajah datar sedikit melamun.

***

Setelah makan malam Jihan bergegas ke kamarnya untuk beristirahat, ia duduk di meja kerjanya membuka laptop dan berselancar di sana.

Ting

Sebuah pesan masuk di ponselnya membuyarkan pikirannya yang sedang fokus pada laptopnya.

“Malam”

Satu kata saat Jihan membuka pesan itu di ponselnya dengan nomor tanpa tahu pemiliknya.

Lalu ia pun membalasnya,” siapa?” ucap Jihan mengetik pesan lalu mengirimkannya ke nomor yang sama.

Akan tetapi, tidak di balas membuatnya sedikit kesal, ia pun kembali fokus pada laptopnya.

Dua jam berlalu Jihan mulai terasa mengantuk, ia pun menghentikan aktivitasnya lalu bersiap untuk tidur.

Jihan merebahkan tubuhnya sambil menatap ke atap ia terus memegangi kalung yang ia temukan waktu itu, ia teringat waktu seorang pria ingin mengambil paksa kalung itu darinya, lalu ia berpikir apa dia pria pemilik kalung ini? Itu artinya pria tersebut adalah orang yang di jemput paksa seorang pak tua waktu itu ( Antonio ).

“Aku benar-benar tidak mengingat wajahnya, karena memang tidak terlihat tertutup dengan topi hitamnya waktu itu,” gumam Jihan masih memikirkan siapa sebenarnya pemilik kalung yang ada padanya saat ini.

Tidak lama karena banyak berpikir ia pun perlahan menutup matanya, dan tertidur.

***

Pukul tiga dini hari Elisa terbangun karena merasa haus, ia melihat samar sama gelas besar yang kosong. Sambil mengucek matanya ia pun berdiri mengambil gelas nya yang besar itu lalu berjalan menuju dapur.

“Mama … papa … jangan tinggalkan Jihan,” terdengar suara rintihan dari kamar Jihan saat Elisa melewati nya.

Elisa berhenti menghampiri pintu kamar yang terdengar suara rintihan lalu ia mendekatkan telinganya memastikan suara itu kembali, suara tangisan dan rintihan yang terdengar di telinga nya semakin jelas sontak membuat Elisa panik dan berteriak mengetuk pintu itu berulang kali, namun tidak ada jawaban

Ia pun segera mencari duplikat kunci yang berada di kamar Sena bibi dari Jihan. Setelah menemukan kuncinya, ia pun kembali ke kamar Jihan dengan cepat membuka pintu tercengang melihat tubuh Jihan dengan penuh keringat.

“Ji, … bangun, ada apa denganmu?” pekik Elisa menggoyangkan tubuh Jihan dengan kedua matanya masih tertutup dan mulutnya yang masih mengoceh.

“Jihaaaannn …” teriak Elisa lagi dan berhasil membuat Jihan terbangun dari tidurnya.

“Elisa?” gumam Jihan dengan napas yang tersengal-sengal.

Elisa menenangkan segelas air,”Minumlah,” tawar sahabatnya itu lalu Jihan pun meminumnya sesaat setelah ia bangun dan bersandar di tepi ranjang.

“Apa kau sakit? Kenapa merintih dalam tidurmu?” tanya Elisa sambil meletakan gelas yang sudah kosong di nakas samping ranjang.

“Aku bermimpi buruk lagi, Elis! Mimpi buruk itu datang lagi stelah setahun berlalu,” tukas Jihan teringat kecelakaan lalu saat dirinya baru berumur sepuluh tahun.

“Mimpi seperti apa? Kenapa kau bilang mimpi buruk?” cecar Elisa yang tidak mengerti.

“Nanti aku akan menceritakannya padamu! Kembali lah ke kamar mu dan kembali tidur,” titah Jihan yang di angguk ki Elisa.

Elisa pun keluar dari kamar Jihan menuju dapur dahulu untuk sekedar mengambil air minum, lalu kembali ke kamarnya.

“Aku harus menemui bibi besok dan menanyakan tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Apa penjahatnya sudah tertangkap?” monolog Jihan dalam batinnya yang selalu bertanya-tanya siapa sebenarnya orang itu.

Yang membuat kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.

***

Hari ini Jihan tengah bersiap untuk menemui bibinya di rumah bordil, kebetulan juga ia libur bekerja.

“kau mau kemana, Ji?” tanya Elisa dari meja makan.

“Aku mau ke tempat bibi ku,” sahutnya menghampiri Elisa yang sedang menikmati sarapannya.

“Oh … sarapan dulu!” tawar Elisa karena Jihan tidak ikut duduk hanya meminum susu saja sambil berdiri.

“Tidak, terimakasih. Kalau ada yang datang kau lihat dulu siapa baru buka pintunya, jangan membuat ku khawatir seperti waktu itu!” tekan Jihan yang di balas senyum Elisa sambil cengengesan.

“Hati-hati, Ji. Salam untuk bibi mu,” sambung Elisa pada Jihan yang sudah berjalan keluar sambil melambaikan tangannya.

Satu jam berlalu dan kini Jihan sudah berada di rumah Sena, ia langsung masuk dan di sambut ramah oleh para penjaga di depan mau pun di pintu masuk.

Tidak menunggu waktu lama Jihan pun menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, akibatnya ia melihat pemandangan yang tidak biasa di ruangan Sena tanpa pintu yang terkunci.

Ups

Sorry

Jihan berujar sambil menutupi wajahnya lalu berbalik membelakangi David dan Sena yang sedang merapikan bajunya yang sangat berantakan dan panik melihat Jihan masuk begitu saja.

“Aku permisi, madam!” pamit David berjalan cepat melewati Jihan tanpa menyapa.

“Ada apa kesini pagi-pagi sekali! Apa ada yang penting?” celetuk Sena membuat Jihan membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya.

“Maaf, bibi, aku tidak sengaja!” ucap Jihan memperlihatkan deretan giginya karena merasa tidak enak.

‘Tidak apa, aku yang salah tidak mengunci pintu!” sahut Sena masih merapikan rambutnya yang berantakan, karena David yang sangat menggila jika sudah berciuman bersama Sena.

Pada saat Jihan datang tiba-tiba Sena dan David sedang bercumbu di ruangannya, seperti biasa dan sudah terbiasa mereka melakukan itu atas dasar napsu bukan perasaan saling mencintai. Ketika David ingin membuka pakaiannya tiba-tiba Jihan berteriak, hingga David mengurungkan niatnya dan kembali merapikan pakaiannya begitu pun dengan Sena.

“Apa bibi dan David mempunyai hubungan?” cetus Jihan penasaran sambil duduk tepat di samping Sena.

“Bukan urusan mu!” ketus Sena.

“Yasudah kalau begitu. Aku kesini ingin menanyakan sesuatu pada bibi,” tutur Jihan seketika merubah raut wajahnya menjadi datar.

“Apa?”

“Sebenarnya siapa orang yang telah menabrak mobil papa malam itu?” cecar Jihan

Deg

*

*

bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!