NovelToon NovelToon
Masinis, I Love You!

Masinis, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redchoco

Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.

Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Surpriseeeee!

Pagi-pagi sekali ketika Serena terbangun dari tidur, pesan masuk dari kontak bernamakan Tante Yusniar. Ibu dari Jizzy Elvina yang tinggal di komplek yang sama dengan Mama-Papa ini meminta diantarkan seratus roti berbagai jenis ke rumah, sore ini juga.

Masalahnya, stok roti di toko tidak banyak, dan kalaupun banyak, Serena ingin membagikannya pada para pelanggan di hari ulang-tahun, bukan untuk diperjualbelikan.

"Sepertinya kalau seratus enggak akan cukup, Tante. Gimana kalau lima puluh? Biar aku usahain buat."

"Kalau tujuh-puluh apa enggak bisa?" Serena berpikir cepat manakala sahutan itu terdengar dari seberang telepon. Seandainya punya banyak karyawan, kemungkinan bisa. Tapi sekarang Serena cuma punya Ningsih.

"Memangnya Tante butuh buat apa?"

"Biasa... untuk arisan."

"Maksimal enam-lima aja kayaknya, Tante, tapi enggak segala jenis. Soalnya banyak roti yang resting adonannya agak lama. Atau kalau mau segala jenis dengan jumlah seratus, lusa bisanya."

"Yah... lusa Tante udah enggak arisan lagi, Ren."

Benar juga. Sontak, Serena terkekeh canggung.

Butuh waktu beberapa menit hingga Tante Yusniar bisa diajak bernegosiasi. Hasil akhirnya, dia menerima tawaran enam-puluh-lima roti. Dengan begitu saja, Serena bergegas ke toko dan menyiapkan pesanan tersebut dibantu Ningsih.

Saat menyiapkan roti-roti, sebuah panggilan masuk ke nomornya. Serena melirik ponsel di meja, sekilas. Itu dari suaminya.

Begitu benda pipih tersebut dijepit antara telinga kanan dan bahu, suara Sabir langsung menyapa, "Halo, Serena."

"Iya, udah siap-siap berangkat?"

Sebenarnya iya. Sabir sudah berada di stasiun dan dalam waktu sebentar, akan segera mengemudikan kereta. Namun, mengingat ia sudah punya rencana untuk memberi kejutan pada sang istri, ia lekas menyanggah,

"Belum, masih lama. Oh, aku mau ngasih tahu, kamu enggak usah masak untuk makan malam nanti, ya."

"Mau ajakin aku makan di luar ya?"

Sabir terkekeh, "Bisa jadi. Mau kado apa, Ibu?"

"Apa ya... pulau pribadi?"

"Oh, kalau begitu kamu wajib ngepet dulu. Atau suami kamu dipenjara karena maling di istana negara." Kontan saja, Serena langsung tertawa terbahak. Hal ini membuat Ningsih melirik dari sudut dapur.

Sejak atau pun sebelum menikah, Ningsih mengenal suami bosnya. Dia jelas tipe laki-laki yang akan mudah membuat siapa saja tertawa, karena pembawaannya yang sedikit jenaka dan kalem di waktu yang sama. Nilai plusnya sudah pasti ganteng.

"Ngomong-ngomong, Er... kamu sekarang lagi di mana?"

Merasa repot, Serena memutuskan menghidupkan mode loud speaker dan meletakkan ponsel ke meja.

"Toko, ada pesanan dari Tante Yus, nih."

"Oh ya?" Maka kemudian Serena menceritakan tentang permintaan ibunda Jizzy yang ingin dibuatkan seratus roti. Lengkap dengan segala ucapan negosiasi hingga beliau mau menerima tawaran enam-puluh-lima saja.

"Jadi kemungkinan kamu akan di toko sampai sore ya, Er?" Serena mengiyakan. "Kalau begitu semangat, ya. Jangan lupa minum vitamin, aku sempat nyelipin di tas favorit kamu." Sebenarnya di semua tas Sabir selipkan karena takut Serena bawa yang lain.

Spontan, mata kelam ini menyusuri meja-meja dan menangkap keberadaan tas sandang warna navy. "Nanti aku minum vitaminnya, makasih ya, Bapak..."

"Sama-sama, Ibu Eren."

Setelah berbincang cukup lama, panggilan pun diputus. Sabir yang tengah berada di depan kereta, lantas menghubungi seseorang.

"Cah, aku nyampe di sana nanti sore. Berhubung Jizzy sama Saman enggak akan sempat bantu dekor, kamu tungguin Nana pulang sekolah aja, oke?"

*

Sekitar pukul 1 siang, jalanan sedang ramai-ramainya. Meski pengendara lain acapkali mepet-mepet karena macet, tidak membuat Serena ngeri untuk menyetir mobil bahkan saat terpaksa memasuki gang demi menjemput Nana yang katanya kabur dari sekolah.

"Mbak Eren, temanku ikut makan siang bareng kita, ya. Kasian pada kurang gizi semua." Itulah celetukan Yena Adinda manakala masuk ke dalam mobil dibersamai dua remaja berseragam SMA.

Serena menoleh sekilas dan mengiyakan saja. Kalau dilihat dari tampilan dua gadis di belakang sana... ucapan Nana bohong sekali. Tubuh sintal dan semok begitu masa disebut kurang gizi?

Di salah satu kafe, yang paling dewasa hanya bisa melongo memerhatikan Nana dan antek-anteknya mengunyah dengan semangat menggebu-gebu seperti belum makan satu bulan.

"Kenapa pada kabur?" Ketiga gadis itu kompak mengangkat pandangan dari piring. "Setau aku, jam pulang masih lama."

Nana setelah menenggak cukup air dengan cara yang tidak biasa; dikokop brutal, lantas menjawab, "Ada salah satu guru mendadak melahirkan. Guru-guru lain pada heboh bawa ke rumah sakit. Sekolah jadi sepi, pelajaran tertunda, terus udah... kita pulang lewat pagar belakang karena bosan."

Sejujurnya ini karangan asli yang dibalut fiksi. Memang gurunya ada yang melahirkan, tapi jam pelajaran tidak benar-benar terganggu. Nana saja yang keburu malas di sekolah.

Di pangkuan, ponselnya menyala menunjukkan pesan dari kontak bernamakan 'Babang Cahyo'. Isinya lumayan padat dan jelas: "Enggak mau tahu, enak aja kamu makan-makan, Cil. Aku lelah, sini buruan atau aku penggal kepala kamu."

Kalau tidak ingat di sini ada kakak dan teman-teman, Nana ingin sekali membalas dengan voice note yang diisi tawa.

Jadi, sekarang Abang Cahyo telah berada di rumah kakak dan ipar Nana. Tujuannya hendak membantu membuat dekorasi yang diminta oleh Sabir. Nana sendiri kebagian tugas menolong beliau. Tapi... berhubungan Nana tengah lapar, urusan menolong itu belakangan.

"Gimana ceritanya mendadak melahirkan?" Serena tentu agak kaget mendengar ucapan adiknya barusan.

"Ya itulah, Mbak. Kita juga enggak tau. Kata si ibu, hari perkiraan lahirnya masih lama, eh tau-taunya jebol hari ini." sahut gadis lain yang duduk di samping kanan Nana.

"Mungkin si dedek kebelet pengin tau siapa orang tuanya, Mbak. Kali aja gitu ngarep mama-papanya Raffi sama Nagita."

Si gadis yang barusan bicara kemudian tertawa-tawa karena ucapan sendiri. Posisi duduknya di samping kiri Nana. Kalau dilihat dari tempat duduk Serena sekarang, tiga gadis itu persis seperti... Mei-mei (karena salah satunya berkacamata bulat), Shizuka (karena gayanya agak jejepangan), kemudian Yena adinda adalah... Ijat versi perempuan.

Jangan tanya kenapa Serena menganggap adiknya mirip Ijat. Intinya karakter satu itu paling menggemaskan dalam artian: gemas pengin mukul kepalanya.

"Permisi, Mbak Serena..." Seorang pramusaji pria mendekati. Kafe ini bisa dibilang langganan Serena, makanya dia tahu betul namanya. "Ini cheese cake kiriman dari mas-mas di sebelah sana."

Info itu praktis membuat Serena melirik pojok kanan pada arah yang ditunjuk. Di sana ada laki-laki berperawakan menarik dengan rambut gondrong yang diikat setengah. Dia tersenyum saat pandangan mereka bertemu.

Tanpa mengurangi rasa hormat, Serena menggerakkan bibir berterimakasih tanpa suara sembari meletakkan telapak tangan kanan ke dada. Serena cukup hapal dengan niat kaum Adam. Jadi, kalau laki-laki itu ingin PDKT, Serena sudah memberi lampu merah secara tidak langsung-lewat kilau berlian kecil pada cincin pernikahan yang ada di tangan kanan.

"Siapa itu, Mbak?" Nana langsung heboh. "Cakep parah, hawt, macho, pandangannya... gila! Mantap banget itu kalau jadi suami aku." Dengan begitu saja, Serena memberi tatapan datar pada sang adik yang gemar tergoda pria-pria matang.

"Belajar dulu yang bener, baru mikirin laki."

Bak sahabat pada umumnya, si Mei-Mei dan Shizuka kompak mengompori, "Tau nih. Masa' di sekolah yang dipikirin juga kakak kelas hawt, Mbak. Parah banget ini Nana."

"Mana enggak cuma satu lagi. Bejibun itu kakak kelas digodain sama dia."

Tidak terima namanya dijelek-jelekkan walaupun aslinya benar, Nana menjitak dua temannya.

"Banyak omong, kayak enggak pernah kiw-kiw-in kakak kelas aja kalian! Padahal anda-anda ini kan yang paling senang lihat mas-mas tampan? Nih, Mbak Eren, masa mereka sempat taruhan buat dapetin ketua OSIS? Siapa itu namanya... Bang Zayan?"

"Sembarangan! Kamu tuh yang ganjen sama dia."

"Enak aja! Kalian ya..."

Tertekan, Serena memilih menundukkan kepala dan menutup kuping manakala tiga bocah SMA ini saling berebutan menyampaikan 'kebusukan' masing-masing.

"Mbak Serena, terima kasih banyak untuk makanannya tadi. Kata Nana, Mbaknya ultah hari ini. Jadi... kita kasih ini buat Mbak." Sebuah kotak kecil yang diberi pita disodorkan tatkala mereka terjebak lampu merah.

Saat itu Serena menyambutnya dengan senang. Tidak menyangka akan diberi kado juga. Namun kemudian... saat ia berada di parkiran toko setelah mengantar para adik-adik itu ke rumah, Serena langsung tertawa renyah begitu menemukan tiga tangkai permen di dalamnya, lengkap dengan sepucuk surat bertuliskan:

Panjang-panjang umurnya, sehat-sehat badannya, melebar rezekinya. Tolong jangan lihat isinya, lihatlah ketulusan kami bertiga. Menurut iklan, tiga loli ini setara satu gelas susu. Jadi, sudah pasti menyehatkan :)

*

"Cindy!"

Perempuan berseragam khas prami KA itu menoleh. Sekadar mendapati seorang masinis yang telah lama dikenal, berjalan ke arahnya dengan langkah tegap.

"Ya, Mas?"

"Nunggu siapa?"

"Enggak nunggu siapa-siapa, sih. Tadi habis keluarin sisa makanan dari gerbong."

Namanya Cindy Ayudia. Ini adalah tahun ke-limanya menjadi pramugari kereta. Bisa dibilang, pengalamannya sudah cukup mumpuni. Sabir mengenalnya sebagai salah seorang teman masa kecil sekaligus saudari sepupu sang istri.

"Eh, Mas... hari ini Mbak Eren ultah kan ya?" Sabir mengiyakan. "Ada bikin acara-acara gitu enggak?"

"Rencananya mau makan-makan aja, sih." Tidak ingin menyebutkan secara detail perihal acara yang dibuat, Sabir kemudian tersenyum.

"Aku ke kantor duluan, ya, Cin."

Di tempatnya, Cindy memerhatikan langkah tergesa pria itu dengan senyuman tipis.

"Mbak Eren... kenapa bisa berakhir sama dia, ya?"

***

1
Mamaqilla2
udah end kah ini cerita nya 🤧
Sriza Juniarti
kereenn, saya suka ,alur dan penggalan ktanya bagus
Mamaqilla2
missyuuuu somuch much sama couple ini 🥰
sehat selalu ya othor biar bisa update tiap hari 😍
Mamaqilla2
ternyata udah end ya kak ceritanya 🥴
Sabir kecelakaan kereta dahlah gabisa dilanjutkaaah selallu menunggu lho update mu🤦‍♀️
wattpad: maaf baru balas, kak. akhir-akhir ini lagi sibuk banget sampai lupa update :) hari ini aku post bab baru deh ya...
total 1 replies
Mamaqilla2
kq tumben belum up akak 😌
Nining Chili
wkwkwkwkwkwk....mmg pasangan ini luarr biasaaa 😁
Nining Chili
pstiii si ningsih yg moto 😴😴
Nining Chili
terytaaaaa.... januuu dtgg sabirrr 😁😁
Nining Chili
hahahahaahahahh😂😂😂
Nining Chili
senengnx 🥰
Mamaqilla2
ga usah datanglah Sab ngapain juga aelaaah pikir2 lagiii dah mending berkabar sama bu Eren gasih 😌
Mamaqilla2
hwaaaa ada gasih laki2 seperti Sabir demi apa idaman sekali 🥲
jadinya berkhayal kan akunya🤣
eh btw thor km nulisnya di PF mana nih aku mau baca karya2 mu nih masha allah 😍
Mamaqilla2
eh aku udh suudzon aja nih sma si Ning 🤣
maapkeun ya Ning ternyata km anak baik2 weei 🤣🔨
Mamaqilla2
taraaaa mak jrreeennngggg 😂
akankah terjadi huru hara.. semoga tyduuck😂
Mamaqilla2
boleh lebay gasih ini dibikin drama series tu baguuuussss😂🥰🥰
wattpad: Waduhh, Kak... jadi salting aku😂 makasihhh dukungannya🥰
total 1 replies
Mamaqilla2
keren kata aku mah nih novel duuuuuh sip lah kata2nya 👏
good job thor sukses selalu yaaakk🤗
Mamaqilla2
finally up jugaaa 😂
beruntung nya kamu Serena dapet Sabir duuuuh pak suami idaman istri dan menantu idaman mertua weeeiii 🤣
Mamaqilla2
tumben belum update kaka
Mamaqilla2
𝒘𝒊𝒅𝒊𝒊𝒊𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒊𝒊𝒓𝒓𝒓𝒓 😍
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤
Mamaqilla2
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒔𝒂𝒋𝒂..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!