Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Apa yang terjadi dengan Kakek kamu, Jo?" tanya Cris dengan wajah khawatir saat sampai di rumah sakit.
"Kenapa Kakek kamu bisa pingsan seperti ini?"
"Kakek tadi datang menemui Jo di kantor, Pa," ucap Jonathan mulai menceritakan kronologi kejadian di mana sang Kakek pingsan.
"Kakek memang terlihat sedang marah kepada Jo dan tiba-tiba Kakek pingsan begitu saja. Jo juga tidak tahu pasti kenapa Kakek bisa pingsan seperti itu."
"Saat ini, Ronald sedang memeriksa Kakek di dalam."
"Tenang, Sayang. Aku yakin kalau Papa pasti akan baik-baik saja." Helen mengelus tangan Cris untuk memberikan ketenangan kepada suaminya itu.
"Aku tidak bisa tenang begitu saja, Sayang," ucap Cris dengan sendu. "Aku tidak akan bisa tenang sampai aku mengetahui kalau Papa baik-baik saja."
"Aku juga tidak tahu apa yang harus aku katakan kepada Mama. Mama pasti akan syok saat tahu Papa sakit."
"Maaf, Pa," ucap Jonathan menundukkan kepalanya. "Kakek menjadi seperti ini pasti karena marah kepada Jo."
"Sudahlah," jawab Cris yang juga tidak mungkin menyalahkan Jonathan. "Kita bahas hal itu nanti. Sekarang, yang terpenting adalah kondisi Kakekmu."
"Kita doakan saja semoga Kakekmu tidak kenapa-napa dan bisa segera sehat lagi."
Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok Dokter muda dan tampan.
"Bagaimana keadaan Kakek, Ronald?" tanya Jonathan kepada dokter itu.
"Untuk saat ini, kondisi Kakek sudah stabil meskipun masih lemah. Kakek membutuhkan istirahat," jawab Ronald.
"Lalu, kenapa Kakekku bisa pingsan seperti tadi?" tanya Jonathan lagi.
"Untuk hal itu, kita harus menunggu hasil pemeriksaan terlebih dahulu," jawab Ronald dengan raut wajah yang sulit diartikan. "Semoga saja hasil tes menunjukkan jika semuanya baik-baik saja."
"Lalu, ada apa dengan wajahmu, Ronald? Apa penyakit Papa cukup serius?" tanya Cris kali ini.
"Seperti perkataanku tadi, Om, sebaiknya kita menunggu hasil tes keluar untuk mengetahui kepastiannya," jawab Ronald.
"Ada apa dengan wajah Ronald?" tanya Jonathan didalam hatinya. "Apa mungkin kalau penyakit Kakek patah sehingga dia bersikap seperti itu?"
"Om dan semuanya bisa menemui Kakek setelah Kakek dipindahkan ke ruang perawatan," lanjut Ronald.
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Om, Tante. Saya akan mengurus kamar inap untuk Kakek."
"Iya, terima kasih, Ronald," jawab Helen mewakili Cris dan Jonathan yang sedang dalam kondisi tidak tentu.
"Sama-sama, Tante." Ronald menepuk pundak Jonathan untuk berpamitan.
"Kenapa kita kemari, Pak?" tanya Nayla heran karena sopir yang bertugas untuk mengantar dirinya malah menghentikan mobil di depan sebuah rumah sakit, bukannya mansion yang dia tempati bersama dengan Jonathan.
"Tuan menyuruh saya untuk mengantarkan Nyonya kemari, Nyonya," jawab sopir itu membuat Nayla mengerutkan keningnya.
"Memangnya apa yang sudah terjadi?" tanya Nayla.
"Untuk hal itu, saya juga kurang tahu, Nyonya," jawab sopir itu lagi. "Tuan tidak mengatakan apapun selain memberi perintah kepada saya."
"Kak Jo kebiasaan sekali," ucap Nayla mulai mengomel. "Apa dia tidak bisa menelponku terlebih dahulu? Apa menelponku itu bisa menghabiskan waktunya begitu banyak?"
"Lagipula, kemana aku harus berjalan setelah turun dari mobil padahal dia tidak memberitahukan apapun kepadaku."
Dengan rasa kesal, Nayla pun mengambil ponselnya yang ada di dalam tas untuk menghubungi Jonathan. Panggilan pertamanya masih belum membuahkan hasil karena panggilan itu tidak dijawab sama sekali oleh Jonathan.
"Awas saja kalau dia masih tidak menjawab panggilan keduaku. Aku akan langsung pulang meskipun harus naik taksi." Nayla menghubungi nomor Jonathan untuk kedua kalinya.
"Datanglah ke ruangan VVIP nomor 1," ucap Jonathan to the point saat menjawab panggilan itu.
"A ...," ucap Nayla terhenti karena panggilan itu sudah diakhiri oleh Jonathan tanpa mendengarkan jawabannya sama sekali.
"Apa-apaan ini? Apa dia kira aku ini anak buahnya?" omel Nayla kembali karena kesal. "Apa begini cara dia memperlakukan istrinya?"
"Kalau seperti ini, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa mencintainya. Yang ada, rasa kesal ku terus bertambah dari hari ke hari."
"Dasar manusia berkepribadian ganda yang tidak peka dan dingin!"
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣