Istri Kecil Tuan Jonathan

Istri Kecil Tuan Jonathan

Bab 1

Mentari sudah bersinar dan memancarkan sinarnya di bumi. Di sebuah kamar bernuansa pink, terdapat seorang gadis cantik yang masih asyik bergulung di bawah hangatnya selimutnya.

"Sayang ... Ayo, bangun! Ini sudah pukul 6.30 pagi. Ingat, kamu harus berangkat kuliah hari ini, Sayang," ucap Gina sambil berteriak dan mengetuk pintu.

"Iya, Ma ... 5 menit lagi. Nay masih mengantuk sekali," jawab Nayla sambil menutup wajah cantiknya dengan menggunakan bantal.

"Sayang ... nanti kamu terlambat. Kamu ingat bukan janji yang kamu buat dengan Papa sebelumnya? Jika kamu telat, Papa tidak akan memberikan izin padamu untuk membawa mobil ke kampus. Dan jika itu sampai terjadi, kamu harus mau di antar oleh Kakak kamu,"lanjut Gina berteriak lagi.

"Iya, Ma. Nayla bangun sekarang." Nayla langsung beranjak dari tidurnya.

Setelah itu, Nayla langsung bergegas untuk masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah sudah siap dan rapi, gadis cantik itu segera turun ke bawah untuk ikut sarapan bersama dengan keluarganya dimana sudah terdapat Dika, Gina dan Ega.

"Pagi semuanya," sapa Nayla dengan cerianya.

Nayla pun langsung menarik kursi yang ada di sebelah sang Mama untuk duduk.

"Si cerewet akhirnya tiba juga," ucap Ega menggoda adiknya. Dan hal itu langsung mendapatkan respon dari Nayla.

"Apa Kakak tidak ada pekerjaan lain? Kenapa Kakak suka sekali membuat mood Nayla rusak?" Naya mengarahkan tatapan tajamnya kepada Ega.

"Memangnya kapan mood kamu pernah bagus? Perasaan, mood kamu selalu jelek seperti orangnya." Ega menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Mama," rengek Nayla. "Lihat Kak Ega, Ma. Kak Ega suka sekali mengganggu Nay. Kak Ega juga bilang Nay jelek."

"Sudah," ucap Dika menengahi dengan nada tegas. "Cepet habiskan sarapan kalian. Jangan sampai kalian terlambat karena kalian bertengkar."

Mendengar teguran dari sang Papa, Ega dan Nayla langsung ciut seketika. Mereka berempat pun akhirnya bisa menghabiskan sarapan pagi mereka dalam keadaan hening.

Setelah selesai sarapan, Ega langsung berpamitan untuk berangkat bekerja. Sedangkan Nayla juga segera pamit untuk berangkat kuliah. Dika dan Gina juga akan berangkat bekerja.

Ega saat ini bekerja sebagai salah satu karyawan di Johnson Grup sedangkan Dika dan Gina bekerja sebagai dosen di salah satu kampus favorite di kota itu.

Nayla sendiri kini sedang menempuh pendidikan semester akhir di salah satu universitas di kota itu. Tapi, meskipun sudah termasuk dewasa, sifat kekanakan Nayla masih ada di dirinya karena dimanjakan oleh keluarganya.

"Ma ... Pa ... Ega berangkat dulu." Ega menciumi pipi Gina dan Dika secara bergantian.

"Mama... Papa... Nayla yang cantik ini juga mau berangkat dulu." Nayla melakukan apa yang dilakukan kakaknya.

"Iya, Sayang-sayangnya Mama. Ingat, hati - hati di jalan. Jangan mengebut terutama kamu, Nay," ucap Gina kepada Ega dan Nayla.

"Siap, Bu Bos." Ega dan Nayla mendekatkan tangan mereka ke kening untuk memberi hormat secara serentak.

"Langsung hubungi Papa jika terjadi sesuatu dengan kalian," ucap Dika sebelum kedua anaknya berangkat.

Ega akan berangkat ke perusahaan tempat dia bekerja dengan menggunakan mobilnya. Dan Nayla juga akan berangkat ke sekolah dengan menggunakan mobil kesayangannya.

Mobil itu di dapat Nayla sebagai hadiah ulang tahun dari Papa dan Mamanya. Sejak saat itu, Nayla terus berlatih agar dia bisa mengendarai mobilnya untuk pergi kuliah.

Dan hari ini adalah hari yang telah di tunggu-tunggu oleh Nayla karena hari ini adalah pertama kalinya dia membawa mobil kesayangannya itu.

Setelah tiba di kampus, Nayla langsung memarkirkan mobilnya dan bergegas menuju ke ruang kelasnya.

"Hi ... baru datang saja kamu." Geo menarik rambut Nayla yang di kuncir kuda.

"Ih ... sakit tau." Nayla melepaskan tangan Geo dari rambutnya dan hendak membalas perlakuan dari Geo.

"Kalian berdua ini suka sekali bertengkar seperti ini. Apa kalian tidak lelah? Aku yang hanya mendengar dan melihatnya saja sudah sangat lelah," ucap Erika, sahabat Nayla.

Belum sempat keduanya menjawab pertanyaan Erika, Dosen yang bertugas mengajar di kelas mereka pagi itu telah datang.

Beberapa saat kemudian, kuliah Nayla telah usai. Kini, Nayla dan Erika sedang berjalan bersama menuju ketempat parkir.

"Kamu mau pulang dijemput atau mau ikut sama aku saja?" tanya Nayla pada Erika, sahabatnya.

"Aku tunggu jemputan saja," jawab Erika tanpa berpikir lebih lama lagi. "Itu pasti lebih aman daripada ikut dengan kamu. Bisa-bisa aku jadi lecet nantinya."

"Enak saja," protes Nayla tidak terima dengan perkataan Erika. "Aku sudah bisa, tahu. Kalau aku belum bisa, Papaku pasti tidak akan memberikan izin kepada anaknya yang cantik dan manis ini."

"Iya ... iya ... Nayla yang cantik dan manis sejagat raya," ucap Erika. "Aku tunggu jemputan saja. Lagipula, Kak Edward sudah janji untuk menjemputku dan mengajakku jalan-jalan."

"Ckckck, dasar bucin akut," ledek Nayla kepada Erika.

"Kamu juga pasti akan seperti itu kalau sudah pacaran nanti," ucap Erika balik mengejek Nayla. "Bahkan, mungkin kamu jauh lebih parah daripada aku."

"Ya sudah. Daripada aku berdiri di sini hanya untuk mendengar kamu meledekku, lebih baik aku pulang saja," pamit Nayla seraya melangkah mendekati mobilnya.

"Ingat, hati-hati. Jangan sampai kamu dibawa kabur sama Kak Edward. Apalagi sampai buat anak."

"Nayla," teriak Erika karena perkataan Nayla yang sedang tertawa.

"Bye-bye!" Erika melambaikan tangannya untuk membalas lambaian tangan Nayla.

Saat sedang mengemudi dengan santai, tiba-tiba perut Nayla berbunyi ketika melihat penjual gado-goda yang sedang mangkal di pinggir jalan.

"Ckckck, kenapa kamu langsung berbunyi seperti itu?" Nayla bermonolog seraya meminggirkan mobilnya.

Setelah itu, Nayla langsung keluar dari dalam mobil seraya membawa dompet. Saat sedang menyebrang, Nayla tiba-tiba diserempat oleh semua mobil yang sedang melaju dengan kencang.

Pemilik mobil pun langsung menghentikan mobil dan memutuskan untuk keluar. Setelah itu, pria yang turun dari mobil tersebut mendekat kearah kerumunan untuk melihat keadaan orang yang sudah dia serempet.

"Dek, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya pria yang baru saja turun dari mobilnya sambil membantu Nayla untuk berdiri.

"Apa Om tidak bisa lihat? Sudah tahu saya jatuh ya pasti sakitlah. Masih bertanya lagi," omel Nayla saat menjawab pertanyaan pria itu.

"Dan kenapa Om tidak hati-hati mengendarai mobilnya? Lihat! Karena Om, saya jadi jatuh seperti ini."

Pria itu pun dibantu dengan beberapa orang yang ada disana membantu Nayla untuk bangun. Dia bisa melihat jika beberapa tubuh gadis yang di senggolnya itu mengalami luka lecet dan berdarah.

"Dek, kamu saya antar ke rumah sakit saja, bagaimana?" tawar pria itu sebagai bentuk tanggung jawabnya.

"Tidak perlu, Om. Ini cuma luka kecil saja," jawab Nayla cepat dengan raut cemas.

Nayla itu sangat takut sekali jika di bawa ke rumah sakit sejak kecil. Selain itu, dia juga takut dengan jarum suntik meskipun di usia yang sudah dewasa itu.

"Kamu yakin kamu baik-baik saja?" tanya pria yang sedang mengenakan jas hitam itu.

"Iya, Om," jawab Nayla untuk meyakinkan pria itu agar tidak di bawa ke tempat yang paling ia benci.

"Ya sudah kalau begitu. Bagaimana kalau saya antar kamu pulang ke rumah kamu saja?" tawar pria itu lagi.

"Lalu mobil saya bagaimana, Om?" Tanya Nayla yang khawatir dengan motornya.

"Nanti saya akan minta orang saya untuk datang kemari dan membawanya ke rumah kamu," jawab pria itu.

Lalu, Nayla pun dipapah oleh pria itu dengan dibantu oleh beberapa orang untuk menuju tempat duduk di samping pengemudi. Tidak lupa, pria itu menitipkan kunci mobil Nayla ke seorang pedagang yang ada di sana. Sebelum pulang, pria itu juga memutuskan untuk mampir ke apotik untuk membeli obat luka.

"Dek, saya minta maaf karena sudah membuat kamu terluka seperti ini," ucap pria itu.

"Lain kali bawa mobilnya hati-hati, Om. Jangan sampai karena ulah Om, orang lain jadi celaka seperti saya ini. Untung saya tidak kenapa-napa. Kalau luka saya parah bagaimana?" omel Nayla.

Setelah sampai di depan rumahnya, Nayla keluar dari mobil itu setelah berpamitan. Dan pria itu langsung menelpon pihak seseorang untuk mengantarkan mobil Nayla.

"Cantik. Tapi sayang berisik sekali," ucap pria itu setelah menutup teleponnya.

Sore pun tiba. Dika dan Gina yang baru saja pulang heran sekali karena tidak melihat mobil yang di pakai oleh Nayla. Begitu juga dengan Ega yang juga sampai di rumah bersamaan dengan papa dan mamanya.

"Apa Nayla belum pulang, Pa, Ma?" tanya Ega ketika mereka masih berada didepan. "Bukannya seharusnya Nayla sudah pulang?"

"Entahlah. Papa sama mama juga tidak tahu. Sebaiknya kita masuk dan bertanya kepada Bi Mila apa Nayla sudah pulang atau belum," ucap Dika.

Mereka bertiga pun langsung masuk ke rumah. Ketika bertemu dengan Bi Mila, mereka bertanya tentang keberadaan Nayla.

Bi Mila yang hanya tahu jika Nonanya sudah pulang dan langsung masuk ke kamar tanpa tahu keadaannya pun memberitahukan hal itu kepada majikannya sehingga Ega bergegas menuju ke kamar Nayla.

Tokkkk

Tokkkk

Tokkkk

"Nayla, buka pintunya!" teriak Ega di depan pintu Nayla.

Tapi, tidak ada jawaban sama sekali dari pemilik kamar. Karena khawatir dengan sang adik, Ega langsung masuk kedalam kamar Nayla tanpa izin dari pemilik kamar terlebih dahulu.

Terpopuler

Comments

Senja97

Senja97

🤣🤣

2024-05-27

1

4U2C

4U2C

aku yang udah tua ini masih takut sama jarum thor🤣🤣🤣🤣🤣

2024-05-27

2

reza indrayana

reza indrayana

Mampir Thor....
Seru nich kya'nya ..👍🏻👍👍🏻💙💙💛💙💙🫰🏻🫰🏻🫰🏻😘😘😘

2024-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!