Di Asing Kan Dengan Bola

Karena dapat tips lagi,kami beri dua bab lagi.

Ayo semangat...

*****

Keesokan harinya , suara cambuk dan perintah untuk bergerak sekali lagi menggema. Meskipun tubuh kelelahan semua orang tidak mampu untuk berleha leha.Gu winjia menatap betisnya yang saat ini sudah ditempeli dengan beberapa potong kertas koyo.

 Sepertinya cukup membantu untuk mengurangi rasa nyeri ketika berjalan.Gu winjia merasa perutnya sedikit tidak nyaman hari ini. Tapi dia bangun terlalu lamban jadi tidak bisa permisi untuk menyelinap dengan alasan ingin ke kamar kecil. Jalan satu-satunya adalah tahan saja.

Gu winjia masih menjaga jarak dengan keluarga parasit.Dia masih tidak tahu jika ada adegan lain terjadi di sana.Jika pun tau,dia pun tidak akan peduli.

Dia lelah jiwa dan raga sekarang.

Dan di sana Nenek sedang pusing, vertigo nya sedang kambuh.Nenek tidak punya jalan lain selain daripada menahan nya sedapat mungkin.

Biasanya ada pelayan kecil di sisinya untuk membantu,tapi sebelum di asingkan.Beberapa pelayan memohon untuk pergi.Termasuk dengan pelayan kecil nenek.

Mengingat ini,nenek mau tak mau melepaskan mereka semua dengan cara menjual nya.

Ini bisa memenuhi permintaan mereka sendiri, juga bisa menambah kepingan perak sebagai biaya di jalan.Lagi pula , mereka tidak lagi bisa memberi kan Gaji untuk para pelayan ini.

Pagi-pagi sekali wanita tua itu mengeluh jika kepalanya pusing dan berputar putar. Ini adalah penyakit yang sudah dialami bertahun tahun lamanya. Dulu jika penyakit ini sedang kambuh dengan tegas seseorang akan mengambil dokter pergi ke rumah.Tapi sekarang dokter mana yang bisa dipanggil?

"Xiohua Ayo bantu nenek berjalan"kata nya dengan pelan seperti suara nyamuk.

Mana mungkin nona kedua mau melakukan itu sementara dia sendiri juga kesulitan berjalan."Nenek...aku..aku juga tidak bisa bertahan lagi, bagaimana mungkin aku bisa membantu nenek?"

Nenek tua melambat dia benar benar tidak bisa bergerak lagi.Seumur hidup ,dia berjalan dengan anggun.Jika keluar dari kediaman nya , selalu da kereta kuda dengan kusir nya

Lagipula usianya tidak bisa berbohong.

Dia marah dan kesal tapi tidak ada kata kata yang bisa dia lontarkan.Jadi perhatian nya jatuh pada menantu perempuan.,"Murong Bai,kau...

"Ibu .. semua orang keletihan.Membawa tubuh sendiri saja sudah sulit tapi....

Murong Bai segera melirik selir Fang.Dia ingin memanggil nya tapi selir Fang sudah menarik banyak barang di tubuhnya , begitu pula dengan Nona ketiga.Dia aktif membantu selir nya untuk berbagi beban.

"Anak ke lima, datang dan gendong nenek di punggung mu"panggil nya.

Yang di panggil menengadah tapi mengeleng lemah.Dia kurang makan sejak dua hari ini gara gara Gu furong.Tenaga apa yang dia punya untuk menarik orang tua itu.

"Ibu...

"Tidak ada alasan, lakukan saja"kata Murong bai tanpa berhenti bergerak.

Mereka tidak akan di maafkan jika menunda perjalanan selagi berbicara.

Gu lenglei menahan nafas,dia tidak bisa menolak.Dengan ini dia mendekati nenek.

Tapi nenek berkata,"Tidak usah, nenek masih bisa"

Bukan nya dia buta,dia juga tahu tentang cucu nya yang kurang makan.Tadi hatinya berharap dengan Gu furong.Dia pikir dengan mangkuk tambahan ,dia pasti masih sanggup untuk menopang nenek reot ini.

Tapi jangan kan bersedia, cucu yang dia sayangi ini bahkan tidak melirik dan pura pura tuli.

Dia kecewa .

Karena itu dia hanya bisa menelannya saja dengan pasrah dan berjalan dengan lamban.Dia menarik kaki nya dengan tertatih-tatih.Tetapi lebih dari dua jam kemudian nenek tua yang malang pada akhirnya pingsan di jalan.

Gubrak...

"Nenek!!"

"Nenek, apa kabarmu?"

Melihat wanita tua itu terjatuh dan pingsan tentu saja semua orang khawatir. Meskipun ada yang pingsan penjaga pasti tidak akan membiarkan perjalanan mereka berhenti. Pada dasarnya harus ada seseorang yang membopongnya di punggung. Tapi pertanyaannya siapakah yang mau melakukan itu?

"Anak kelima,inilah akibat jika tidak mendengar kan.Coba saja tadi kau patuh!!"kata Murong Bai dengan marah.

"Ya tapi tadi nenek...

"Diam kataku, sudah jadi seperti ini kau masih berani menjawab?"

Gu lenglei diam karena itu memang salah nya.

"Apalagi, ambil nenek mu ke punggung jika tidak ingin di cambuk!!

Memikirkan hal tentang cambuk pengawas,semacam ini semua cucu-cucu bangkit selagi mengerak kan pundak wanita tua itu agar dia bangun lebih cepat.

"Nenek bangun lah, nenek"kata nona ke tiga.

"Nyonya.. nyonya....

"Anak ke empat, Ayo bangun kan nenek,dia selama ini paling sayang pada mu kan "tiba-tiba saja Gu lenglei berteriak.

Gu furong yang namanya di sebut, merasa gerah.Tapi dia juga tidak ingin di tuding sebagai cucu yang tidak berbakti. Paling tidak jangan di depan orang lain,dia masih menyukai reputasi dan reputasi harus bersih jika ingin membuat nama di masa depan.

Jadi dia datang pada nenek meskipun sedikit enggan.

"Nenek... nenek.. bangan lah.Jangan menyusahkan kami.Bangun dan berjalan lagi"

Dia menggerakkan tubuh nenek.Di sini tanpa sadar dia menutup hidung nya karena bau yang tidak tertahankan.

Bau banget seperti bau bangkai.

Ini benar tapi dia sendiri lupa jika dia juga memiliki bau yang samar samar sangat mirip dengan si nenek.

Meskipun agak Jijik tapi Gu furong masih tidak berhenti memangil nenek dengan malas.

"Nek... nenek...

Tapi sayang sebenarnya penyakitnya kambuh lebih parah. Meski sudah dibangunkan berkali-kali ,Dia tidak memiliki pergerakan apapun bahkan terlihat sepertinya dia sedang koma.

"Sialan, kok pakai pingsan segala sih.Nenek jika hanya merepotkan kenapa tidak mati saja ?"pikir Gu furong dalam hati.

Gu furong segera menghayal indah , seandainya wanita tua ini mati.Maka ibu nya lah orang yang akan bertanggung jawab setelah itu.Ketika itu, semua nya akan berada di bawah telapak kakinya.

Hanya saja wanita tua ini agak sulit untuk mati.Nyawanya sudah liat untuk di tarik oleh malaikat maut.

Sayang sekali.

Selagi Gu furong menghayal, tiba-tiba saja suara cambuk yang menggetarkan langit, membayar lamunan itu.

Cetar...

Cetar...

Suara cambuk segera terdengar membahana membuat semuanya mengangkatkan kepala dengan ngeri .

"Ada apa dengan Kalian, Apa kalian semua ingin mati di sini...

Cetar...

"Ayo cambuk ku sudah haus dengan darah, jika tidak percaya, coba lah"

Cetar..... cetar...

Gu furong adalah orang yang paling dekat dengan nenek saat ini.Dan memang tujuan cambuk itu sedang mengarah kepadanya tanpa ampun.

Meski belum mengenai nya tapi suara cambuk tidak ayal membuat telinga nya mati rasa.

"Tuan penjaga mohon pengertiannya nenekku pingsan.. kami.. kami pasti akan bergegas setelah dia bangun"kata Gu furong tanpa jeda.Takut jika cambuk itu mampir di tubuh nya sendiri

"Kenapa pingsan bisa menjadi masalah?Apa kalian pikir,kalian masih bangsawan manja yang perlu di belai??Meskipun dia mati itu bukan masalah kami, yang penting sekarang semuanya harus berjalan sesuai prosedur agar kita dapat tiba di lokasi sesuai dengan jadwal .Sekarang bangkit dan bergeraklah"kata sang penjaga dengan suara garang nya.

Cetar.. cetar..cetar...

"Tidak tidak penjaga kami tidak akan mengganggu jadwal tapi.. tapi izinkan kami menunggu di sini sementara kalian bisa melanjutkannya. Nanti setelah nenekku sadar kami akan menyusulnya dengan cepat. Aku janji penjaga aku janji!"

Dia pikir, lebih baik memanfaatkan waktu ini untuk beristirahat.Jika bisa kabur segala nya pasti lebih di sukai.Ah ini benar-benar idee bagus.

"Hahaha apa kau pikir aku bodoh? Kau bilang kalian berhenti dan menunggu dia sadar sementara kami akan terus berjalan? Aku bodoh jika tidak tahu bagaimana pemikiran kecilmu yang begitu licin!" teriak penjaga lagi yang entah bagaimana sudah menebak ide di kepala Gu furong.

Gu furong sepertinya bisa kabur jika dia diizinkan melakukan itu. Tidak ada yang benar-benar ingin pergi ke perbatasan jika bisa bebas di luar sana meskipun tinggal di pedesaan yang tidak jelas.

Gu furong mengelengkan kepalanya dengan lemah ,dia tidak ingin berlutut jadi dia masih menatap para penjaga ini dengan pandangan nanar seolah-olah dia masih seorang pria bangsawan.

"Apa kau pikir tuan muda ini adalah binatang? Meskipun kami bersalah tapi kami masih untuk memiliki hati nurani. Tidak mungkin kami kabur hanya karena nenekku pingsan?" kilah nya dengan cepat.

Gu furong sekarang tidak memiliki niat sedikitpun untuk kabur. Dia masihlah pria muda di bawah umur jadi dia tidak memiliki kemampuan untuk hidup sendiri. Hanya di dalam keluarga inilah dia bisa memiliki tempramen yang tinggi sementara di luar dia masih akan direndahkan dengan orang lain.

 Bagaimana mungkin dia keluar jika masih bisa menjadi tuan muda di dalam nya. Itulah kenapa dia berubah pikiran untuk berpisah dari keluarganya apalagi untuk kabur.

"Tuan percaya lah,aku hanya untuk nenek ku saja" tambah nya lagi.

Tapi apa yang dia sebutkan sebenarnya tidak menggugah hati nurani siapapun termasuk oleh para penjaga ini . Mereka yang sudah memiliki begitu banyak pengalaman tentang para penjahat yang kabur di tengah-tengah perjalanan menuju ke tempat pengasingan. Penjaga ini hanya tertawa dan langsung mengangkat cambuknya dan..

Cetar..

Akhhhh...

Ujung cambuknya mampir ke atas punggung gu furong sehingga pria muda itu menjerit kesakitan. Karena lahir dan dibesarkan dalam keluarga kaya ,tubuhnya selembut tahu dan semulus porselen. Meskipun dia adalah laki-laki tapi tubuhnya tidak mengandung kapalan sedikitpun. Ketika cambuk itu menghantam pundaknya itu langsung berdarah dan ada kulit yang mengelupas.

Akhhhh...

"Putra ku...

Murong bai segera menjerit dan menangis melihat Putra kesayangannya menderita. Tapi dia adalah jenis ibu yang tidak akan menggantikan putranya untuk hukuman cambuk semacam itu.Dia hanya bisa menangis tanpa tergerak untuk mau memohon pengampunan.

Takutnya penjaga marah dan mengarahkan ujung cambuk pada dirinya.

Gu winjia berjalan jauh di belakang, jadi dia tidak mendengar apa yang mereka keluhkan.Hanya saja kejatuhan sang nenek tua Gu, bisa di lihatnya dari jauh.

Meskipun sudah memperkirakan nya sejak awal, tapi ketika dia melihat secara langsung.Hatinya masih merasa ngeri.

Di masa senjata nya,nenek tua ini masih harus menelan pil pahit.Di mana harapan nya tentang cucu tersayang sebenarnya sangat jauh dari kenyataan.

Wanita tua ini tertampar secara mental.

Mau tak mau, Gu winjia menyala kan lilin untuk nenek tua itu.

Kasian.