NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

"Lo udah ketangkep basah....... "

Melihat orang itu berbalik membuat ku membulat kan mataku, seketika sekujur tubuh ku sulit untuk di gerakan.

Pria itu mencekal pergelangan tanganku yang terdapat pisau di sanah. Pria itu mengeratkan cekalan tanganya hingga membuat ku kesakitan.

Aku yang tidak bisa menahan rasa sakit itu menjatuhkan pisau yang ku genggam.

Pria itu menunjukkan menyeringai lalu mendorong ku hingga tubuhku menabrak rak buku.

Buku-buku itu pun terjatuh dari atas rak dan mengenai tubuhku. Aku melindungi kepalaku dari buku-buku yang berjatuhan.

"Udah kan mainnya" Pria itu kembali mendekat ke arahku lalu mengapit kedua pipiku. Itu sangat sakit ternyata pria itu sangatlah kuat.

"Dengerin gue lo salah berhadapan sama gue paham, em karena lo udah berani bohongin gue lebih baik gue apain ya lo gimana kolo kita main-main dulu sebelum gue bunuh lo kaya cewek itu" Aku sedikit terkejut mendengar penuturan pria itu yang seperti seorang Pisi*opa*.

Dan tunggu apa yang dia bilang seperti cewek itu, apakah yang di maksud adalah Sri. Apakah Sri sudah tewas di tangan pria itu.

Aku menatap nyalang pria itu tanpa aba-aba aku langsung menerjang pria itu dan memukuli nya dengan membabi buta.

"Anji*g lo, lo bunuh Sri hah"

Bug.....

Bug.....

Bug......

Bug......

Aku terus memukulinya tanpa ampun. Saking asiknya aku memukuli pria itu hingga aku tidak menyadari tangan pria itu meraih sesuatu.

Pria itu meraih sebuah vas bunga lalu di ayunkan vas bunga itu ke kepalaku.

Pyar......

Aku memegangi kepalaku yang berdenyut dan terdapat cairan kental berwarna merah yang keluar dari kepalaku. Pandangan ku seketika buram dan aku berhenti memukuli pria itu.

Pria itu yang sadar aku sudah tidak berdaya langsung memukul ku hingga aku tersungkur ke lantai.

Aku melihat pria itu bangkit dan menyeka sudut bibir nya yang terdapat darah di sanah karena tadi ku pukul.

Saat akan berdiri pria itu menginjak tanganku dengan sangat keras, tidak sampai di situ pria itu juga menggilas tanganku tanpa ampun.

Aku meraung kesakitan ketika tanganku di injak pria itu. Tanpa sengaja pandangan ku tertuju kepada pisau lipat yang tadi sempat aku jatuhkan.

Aku berusaha meraih pisau itu yang sangat jauh dari jangkauan ku dengan menahan sakit di tangan kanan ku.

Dengan usaha yang cukup melelahkan akhirnya aku berhasil meraih pisau lipat itu. Cepat-cepat aku langsung menusuk kaki pria itu yang masih ada di tangan ku.

Jlep

"Aaaaaaa sialan lo" pria itu jatuh dengan memegang kakinya yang ku tusuk dengan pisau itu.

Aku berusaha bangkit lalu memegang tangan kanan ku yang terasa sangat sakit. Aku kembali melihat pria itu lalu berjalan menghampiri pria itu.

Aku berjongkok dan melihat kaki pria itu yang sangat miris, kaki yang masih tertancap pisau itu mengeluarkan darah.

Aku yang mengingat bahwa pria itu bilang Sri sudah mati membuat ku semakin marah. Tanpa ba bi bu aku langsung menarik Pisau itu dengan sangat kasar.

"Aaaa" pria itu semakin mengeraskan suaranya ketika aku mencabut pisau itu dari kakinya.

"Ini belum seberapa, dari apa yang udah lo perbuatan ke Sri" Aku menatap nyalang pria itu yang sepertinya dia tidak takut sama sekali.

"Lo jangan pernah remehin gue, Dasar wanita sialan"

Bruk...

Pria itu menendang ku menggunakan kaki yang satunya yang baik-baik saja. Aku menabrak dinding, aku menyentuh punggung ku yang sangat sakit.

Pria itu kembali bangkit dengan kaki yang sudah mengeluarkan banyak darah. Aku yang melihat itu pun langsung bangkit dan berlari memukul kepala pria itu hingga kembali terjatuh dan pingsan.

Melihat pria itu pingsan, ini adalah kesempatan ku untuk mengambil kunci ruang bawah tanah.

Ketemu kunci itu ketemu di saku jaket pria itu. Aku kembali bangkit dan melangkahkan kaki ku menuju pintu keluar.

Belum sempat membukak pintu, tiba-tiba dari arah belakang pria itu mencekik leher ku.

Pandangan kami bertemu dengan aku yang masih di cekik, Aku yang hampir kehabisan nafas pun dengen tenaga yang masih tersisa mengeluarkan pisau lipat lalu menusuk pipi pria itu cukup dalam.

Pria itu melepaskan cekikan nya di leher ku. Aku merauk udara sebanyak-banyaknya lalu aku melihat pria itu yang memegang pipinya yang tertutup masker.

Masker pria itu sudah terbalut oleh darah. Aku kembali memukul pria itu menggunakan sebuah kursi yang berada di ruangan ini.

Melihat pria itu sudah tidak bergerak lagi aku kembali melangkahkan kakiku keluar dan pergi ke ruang bawah tanah dengan langkah kaki yang tertatih-tatih.

Sesampainya di lorong yang gelap aku melihat pintu ruangan bawah tanah itu.

Brak...

Belum sampai ku pintu aku tersandung dan terjatuh, aku yang sudah tidak kuat lagi pun hanya bisa merangkak untuk menuju pintu itu.

Sedikit lagi sedikit lagi Kesya. Aku terus menyemangati diriku sendiri ketika aku akan menyerang karena rasa sakit di seluruh badanku.

Hingga aku berhasil meraih gagang pintu itu. Aku memasukkan kunci itu ke lobang kunci dan itu sangat susah karena pandangan ku yang sudah kabur.

Cklek...

Akhirnya aku berhasil menyelesaikan misi ini, Aku tersenyum lalu seketika pandangan ku menjadi gelap.

"Kesya...... bangunan key...."

"Dok tolong kesya"

"Kita bawa kesya ke kamarnya dulu baru saya akan periksa"

"Baik dok"

Samar aku mendengar suara Bayu, mbok Iyem dan Dokter sinta hingga suara itu menghilang.

***

Cahaya matahari masuk lewat jendela kamar. Aku terbangun dari tidur ku ketika sinar matahari menerpa wajahku.

Aku menggeliat dan merasakan kesemutan di tangan kiri ku dan badan yang sangat sakit.

Aku membukak mataku lalu melihat sekeliling ternyata aku berada di kamar. Seingat ku kemarin malam aku bertarung dengan pria menyebalkan itu.

Saat masih mengingat kejadian semalam aku merasakan sangat-sangat kesemutan di tangan kiriku ketika sesuatu menyentuh tanganku.

Aku melihat tanganku dan aku tau penyebab tanganku ku semut karena Abi membuat tanganku menjadi sebuah bantal.

Aku melihat wajah Abi yang sangat damai itu. Aku memancing kan mata ku ketika melihat lembab di wajah Abi.

"eugh eh kamu udah bangun" Abi terbangun lalu mengelus surai rambutku.

"Iya, kamu kenapa kok wajahnya lebam gitu" Aku menyentuh salah satu lembab di wajah Abi. Abi memejamkan mata ketika aku sentuh lebam itu.

"Kamu tanya seharunya aku yang tanya kamu, kepala di perban, lengan di perban, kamu kenapa hm" Abi menatap ku dengan tatapan menenangkan dan lembut.

"Ini kemarin aku berantem sama penyusup asrama"

"Lain kali jangan pernah berantem lagi bahkan sampai kamu luka kaya gini, Aku khawatir" Abi menunjukkan sorot mata yang sangat kawatir kepadaku.

Aku mengaguk lalu memeluk Abi, entahlah setelah kejadian kemarin aku sangat merindukan Abi.

"Oh iya Bi Sri gimana" aku masih memeluk Abi dengan Abi juga merangkul ku dan mengelus surai rambutku.

"Kami belum menemukannya, karen tidak ada tanda yang Sri tinggal kan"

"Bi Aku takut kalo Sri udah pergi ninggalin Kita, orang itu semalem bilang kamu bakal berakhir seperti wanita itu. Apakah yang di maksud orang itu Sri Bi"

Aku menangis tidak sanggup jika memang pria itu sudah membunuh Sri. Abi memeluk ku dengan sangat erat dan memenangkan ku yang masih terus menangis di pelukan Abi.

"Suttt kamu harus yakin Sri pasti baik-baik aja kita bakal terus cari Sri sampai ketemu" Aku semakin mengeratkan pelukanku.

Di balik pintu ada seseorang yang mendengar pembicaraan ku dan Abi. Orang itu seperti sangat marah bahkan tanganya mencengkeram erat kain kompres.

"Kalo itu benar gue bakal bales semua perbuatan ya udah di lakukan ke kamu Sri.... " monolog orang itu.

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!