Novel ini menceritakan kisah tentang sebuah perjuangan cinta antara Shanum Afnan Al-Farisi dengan Ziyad Adnan Al-Farisi. Keduanya merupakan pasangan beda negara hingga berhasil meresmikan status mereka menjadi suami istri. Diawal hubungan keduanya terlihat bahagia dan berjalan dengan lancar. Namun, kisah yang mereka impikan tak seindah yang mereka bayangkan setelah menikah. Kira-kira apa yang terjadi pada hubungan mereka? Penasaran? Baca kisah perjuangan cinta mereka sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irha Hussnain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Bermalam
“Sudahlah. Kamu boleh pergi sekarang. Aku ngantuk mau tidur”ucap Shanum menyuruh Ziyad pergi karena ia sudah tak sanggup berada di depan pria yang telah menyakitinya dan tak ingin diluluhkan begitu saja.
“Aku akan pergi. Tapi tolong beri aku satu kesempatan untuk memulai kembali hubungan kita. Aku akan memperbaiki diriku dan akan percaya apapun yang kamu katakan, aku sangat mencintaimu Shanum”ucap Ziyad dengan tulus sambil memohon
“Aku tidak mencintaimu lagi dan muak melihatmu. Apa kamu percaya itu?”tanya Shanum dengan tegas dan matanya mulai berkaca-kaca setelah mengatakan kalimat keramat itu.
Tubuh Ziyad menegang dan menatap mata Shanum dengan sendu. Ziyad mencari kebohongan di kedua mata Shanum namun, Shanum yang sudah terlatih menyembunyikan perasaannya terlihat jujur di mata Ziyad. Hati Ziyad benar-benar rapuh saat ini. Dia tidak bisa berkata-kata alias speechless.
Apa tidak ada kesempatan terakhir untuknya?
“Mommy. Ada apa ribut-ribut?” tanya seorang gadis kecil sambil sedikit menguap dengan lucu.
Shanum yang melihat Zaynab terbangun segera menghampirinya yang sedang berdiri di depan pintu kamar sambil mengusap air matanya yang hampir jatuh.
“Suara mommy besar ya sayang? Maaf. Zaynab kembali tidur ya?” bujuk sang mommy sambil mengusap kepala Zaynab dengan penuh cinta.
“Paman Ziyad kenapa nangis, mommy?” tanya Zaynab ketika melihat Ziyad mematung dengan mata yang memerah menahan air matanya.
Shanum terdiam dan melihat Ziyad yang masih enggan pergi dari rumahnya. Entah apa yang diinginkan pria itu. Kembali padanya? Tak segampang itu.
Tanpa Shanum sadari, Zaynab berjalan mendekati Ziyad yang masih tetap mematung dan melamun.
“Paman ganteng sakit?” tanya Zaynab mengira Ziyad menangis karena sakit sambil memegang tangan Ziyad
Ziyad tersadar dan melihat putri kecilnya yang sedang menatapnya dengan khawatir.
“Paman tidak sakit sayang. Hanya sakit hati”ucap Ziyad setelah berjongkok menyamakan tinggi putri kecilnya itu tapi kalimat terakhir itu tentu saja dia sebut dalam hati.
“Kenapa mata paman sangat merah?”tanya Zaynab penasaran dengan nada khawatir
“Tadi paman kelilipan debu. Zaynab kembali bobo ya. Paman mau balik ke hotel sekarang”ucap Ziyad dan mendaratkan kecupan di kening putri kecilnya.
“Paman bobo di rumah Zaynab aja. Rumah kita besar. Masih ada 2 kamar kosong disini”ucap Zaynab dengan polos
Sebelum Ziyad membuka mulutnya, Shanum yang sedari tadi menonton drama berjudul “Paman bermata merah itu ternyata ayah kandungku yang disembunyikan ibuku” (korban drama ikan Torani) berjalan mendekati keduanya.
“Tidak boleh sayang. Paman ini punya rumah sendiri dan tidak boleh bobo sembarangan di rumah orang”ucap Shanum dengan lembut dan menolak keputusan putri kecilnya.
“Tapi kasihan paman, mommy. Sudah larut malam. Biarkan paman ganteng bobo disini mommy. Ini sebagai ucapan terima kasih kita karena telah menolong Zayn dan telah menemani Zaynab dan Zayn di rumah sakit pada saat mommy tidak ada”ucap Zaynab bersikeras ingin Ziyad bermalam di rumahnya.
Shanum memberi kode pada Ziyad lewat mata agar Ziyad membuat alasan apa pun untuk tidak bermalam di rumahnya.
“Baiklah sayang. Paman akan bermalam malam ini demi Zaynab, gadis kecil yang paling cantik dan imut sedunia” ucap Ziyad sambil tersenyum senang dan sesekali melihat ke arah Shanum yang telah melototinya karena setuju dengan ajakan Zaynab.
Secara terpaksa Shanum menyetujuinya meskipun dalam hati dia merasa tidak rela tinggal bersama dengan Ziyad meskipun hanya semalam dan tidak tidur di ranjang yang sama. Shanum tiba-tiba merinding ketika pikirannya di ranjang yang sama dengan Ziyad. Meskipun mereka masih sah sebagai suami istri namun Shanum masih tidak ingin menerima Ziyad kembali segampang membalikkan telapak tangan.
Tanpa ditemani Shanum yang sudah masuk ke dalam kamarnya, Zaynab menemani ayah kandung yang tidak dia ketahui itu memilih salah satu kamar yang ada di dalam rumah itu. Entah sengaja atau tidak, Zaynab memilih kamar untuk paman gantengnya itu tepat disebelah kamar mommynya. Sedangkan masih ada satu kamar kosong di sebelah kamarnya dengan saudara kembarnya.
“Paman bobo disini saja. Zaynab balik ke kamar untuk bobo lagi. Selamat tidur paman ganteng” ucap Zaynab sambil memeluk Ziyad yang sedang duduk di pinggiran kasur.
“Selamat tidur anak Daddy yang paling cantik dan perhatian” ucap Ziyad dengan lirih sambil memberi kecupan di dahi dan kedua pipi Zaynab yang agak Chubby.
“Daddy siapa? Paman tahu siapa Daddy kandung Zaynab dan Zayn?”tanya Zaynab penasaran karena Ziyad menyebut sebuah kata yang sangat Zaynab ingin miliki yaitu seorang Daddy.
“Iya Zaynab putri Daddy. Lain kali paman akan beritahu rahasia tentang daddynya Zaynab dan Zayn tapi jangan pernah beritahu mommymu ya karena nanti mommymu marah sama paman jadi otomatis paman nggak bisa beritahu rahasia itu pada Zaynab” ucap Ziyad dengan lembut dan berharap jika anak-anaknya bisa memanggilnya Daddy suatu saat nanti.
“Oke paman ganteng. Zaynab akan tunggu” ucap Zaynab kemudian pergi meninggalkan kamar yang akan ditempati Ziyad
Ziyad tersenyum kecil dan senang karena putri kecilnya, dia bisa bermalam di rumah yang sama ditempati oleh wanita pujaan hatinya yang tak pernah tergantikan itu.
“Kira-kira Shanum udah tidur ya”tanya Ziyad pada dirinya sendiri sambil melihat ke arah pintu.
Sebelum Ziyad bersiap untuk tidur karena sudah tengah malam dan dia merasa sangat mengantuk juga, dia mengetik sesuatu di hpnya. Setelah itu dia meletakkan hpnya di atas meja nakas di samping ranjang yang ia tiduri. Setelah baca doa, dia pun langsung tidur dengan nyenyak tanpa beban apapun.
Di sisi lain, sebuah mobil Roll Royce Wraith warna hitam yang dikemudi oleh asisten pribadi Ziyad mendadak berhenti kemudian putar balik setelah hampir sampai di lokasi rumahnya Shanum.
“Astagfirullah si bos benar-benar. Nanggung banget tinggal 5 meter baru sampai”gumam Zaki yang merupakan asisten pribadi Ziyad yang usianya 3 tahun dibawah Ziyad
“Gini nih. Kalau punya bos seenaknya saja. Seharusnya sekarang aku sudah tidur nyenyak sambil meluk guling dan mimpiin Safira sang pujaan hatiku”ucap Zaki sambil menggerutu karena dia rela begadang sampai jam 3 malam demi bosnya.
Meskipun jengkel tapi Zaki tetap sabar dan ia merupakan asisten pribadi yang dipercayai oleh Ziyad.
07:15 am
Ziyad merasa geli di bagian telapak kakinya. Setelah shalat subuh tadi, dia melanjutkan tidurnya kembali dan sekarang enggan bangun meskipun rasa geli mengusiknya.
“Paman ganteng. Bangun bangun main sama Zaynab dan Zayn yuk!”seru Zaynab sambil menepuk-nepuk pipi Ziyad dengan lembut. Sedangkan dibagian tubuh lain, Zayn menggelitik kedua telapak kaki Ziyad sambil terkekeh kecil.
Ziyad yang mulai terusik pun perlahan membuka matanya dan melihat putri kecilnya yang sedari tadi membangunkannya. Dia terlihat senang disuguhkan wajah putri kecilnya yang cantik dan imut itu kemudian dia duduk dan menyandarkan tubuhnya di dashboard ranjang dan seketika atensinya melihat kearah kakinya yang sedang digelitik oleh Zayn menggunakan pena bulu entah dimana putranya mendapatkannya namun Ziyad tidak marah melainkan terkekeh kecil melihat tingkah anak kembarnya yang menggemaskan itu.