NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:84.6k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 7

Selamat datang 💚

Selamat membaca ♥️

...----------------...

"Saya paham, Bu, terimakasih. Akan saya pastikan untuk menjaga dengan sepenuh hati janin ini." May berujar seraya tangannya mengusap sayang perut yang sekarang tidak lagi hanya berisi organ tubuh, tetapi sudah ada satu nyawa yang sedang berupaya untuk tumbuh sehat.

Demi mengusir kecanggungan, seorang suster berinisiatif bersuara. "Apa pihak keluarga sudah diperbolehkan masuk, Nona?" tanyanya dengan sopan.

"Lima menit lagi ya, Sus, saya ingin merapikan penampilan terlebih dahulu." Jawab Maysarah dengan ramah, wanita berkulit langsat dan berhijab hitam itu lantas membuka tas kecilnya, mengambil pelembab bibir berwarna pink alami dan perona pipi untuk menutupi kulit wajahnya yang terlihat pucat.

"Alhamdulillah, sudah selesai!" serunya riang, jika saja yang ada di ruangan itu bukan orang medis, pasti tidak ada yang percaya. Wanita berparas cantik serta manis itu menyimpan luka yang begitu dalam. Maysarah sangat piawai menutupi semua kesakitannya dengan senyum palsu serta keteduhan sorot mata indahnya.

Setelah selesai, May mempersilahkan seorang suster untuk mempersilahkan masuk keluarganya yang sedari tadi menunggu di luar ruangan.

*

*

"Langsung saja, Dok, bagaimana hasilnya?" tanya pemilik rumah sakit tanpa basa-basi. Dirinya menatap tegas wajah dokter sekaligus karyawannya itu.

"Hasilnya... Seperti yang kita semua inginkan. Nona Maysarah, positif hamil 4 minggu." sang dokter menjawab dengan seulas senyum yang tidak luntur dari bibirnya.

"Alhamdulillah." seketika ruangan dokter kandungan itu penuh dengan ucapan puji syukur.

"Hira, kamu hebat...Bunda bangga sekali kepadamu, Nak. Akhirnya penantian kalian terbayar sudah." Senja memeluk sayang Mahira, sorot matanya penuh binar bahagia.

Begitu juga dengan Sagara yang mengecup puncak kepala sang anak dan istrinya secara bergantian, lalu memeluk kedua tubuh penyemangat hidupnya itu. Muntaz tak mau ketinggalan, lelaki yang sebentar lagi menyandang status sebagai seorang Ayah itu menggenggam erat tangan Hira yang tengah dipeluk kedua orang tuanya.

Sesak, kecewa, sakit, begitu kental May rasakan, dirinya masih duduk di atas ranjang periksa. Sorot matanya penuh luka, tetapi bibirnya mampu menerbitkan senyum penuh kepalsuan. Tangan May meraba matras yang ia duduki, mencari sesuatu sebagai pengalihan rasa sakitnya.

"Selamat...Tuan Rahardian, dan tuan Abraham." Ucap seorang dokter wanita muda, dirinya sengaja menganggu euforia kebahagiaan para orang konglomerat itu, supaya bisa menggagalkan niat Maysarah. Sebagai seorang dokter umum yang tengah menempuh pendidikan psikologi, tentu dirinya mengetahui gelagat May yang sedang mencari sesuatu benda untuk dijadikan tempat pelampiasan rasa sakitnya, dan benda tersebut dapat dipastikan akan menambah goresan luka di kulit May.

"He...iya, iya. Maaf kami terlalu bahagia, sampai tidak tahu tempat." kilah Muntaz dengan senyum sungkannya.

"Tidak perlu merasa canggung seperti itu, Tuan. Kami sangat mengerti akan kebahagiaan yang tengah kalian rasakan." ujar sang dokter seraya menyodorkan tangan untuk memberikan selamat.

Setelah jabat tangan, mereka kembali duduk. Siap mendengarkan penuturan dokter seputar kehamilan Maysarah, apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan, ataupun dilakukan oleh May. Keempat orang itu begitu antusias mendengarkan saran yang disampaikan oleh dokter Windi, sampai melupakan ada seorang wanita yang masih betah duduk di atas ranjang tidak jauh dari mereka.

"Pakailah ini, benda ini akan membantumu ketika kebingungan mengatasi rasa berlebihan, yang sulit untuk kamu kendalikan." Dokter Imelda memakaikan sebuah karet gelang berwarna krem pada pergelangan tangan Maysarah.

"Ketika kamu merasakan perasaan yang tidak nyaman, lalu keinginan untuk menyakiti dirimu datang. Langsung jepretkan aja karet gelang ini ke kulitmu." lanjutnya lagi dengan berbisik.

"Kamu kuat May, kamu hebat, belum pernah saya bertemu dengan seseorang yang setangguh kamu. Satu hal yang perlu kamu tanamkan di dalam hatimu, dirimu berharga!" sang dokter mencoba menyalurkan semangatnya kepada May, agar dirinya merasa tidak sendirian dan terabaikan.

May tetap tidak bergeming, tetapi telinganya mendengarkan semua perkataan dokter muda itu dan juga mendengar suara ramah dokter satunya lagi yang tengah memberikan petuah.

"May, Berkat kamu, Bunda bakal punya cucu dari Hira dan Muntaz." Senja menghampiri anak sulungnya, berusaha ingin memeluk Maysarah, tetapi melihat raut datar sang anak, niatnya menjadi urung.

"Bu...apa semua urusan pemeriksaannya sudah selesai?" May bertanya kepada dokter Windi, ia sama sekali tidak menghiraukan sang Bunda apalagi yang lainnya.

"Sudah, Nona, tinggal menebus obat di bagian farmasi saja," beritahunya.

"Kalau gitu, saya sudah boleh pulang kan, Bu?" tanya May lagi, sebab dirinya sudah tidak tahan jika berlama-lama dalam satu ruangan tetapi hanya dijadikan pajangan.

"May, kamu gak ikut makan siang bareng kita? sekalian aku mau mencari beberapa barang untuk aku bawa ke Jepang, sebagai pelengkap pemotretan ku nanti." tanya Hira seraya menatap wajah sang kakak yang sama persis seperti wajahnya.

"Tidak, Hira. Aku mau pulang saja, lagian kasihan si Mbak, udah terlalu lama nunggu di lobby." jawab May sambil memakai sepatu flatshoes nya, lalu May turun dari ranjang dan segera menyalami tangan Senja dan Sagara, kemudian dia mengucapkan terimakasih. Setelahnya berlalu begitu saja.

'Bisa-bisanya dia... lebih mengkhawatirkan seorang supir daripada orang tuanya sendiri. Sangat jauh berbeda dari istriku Mahira, yang selalu mengutamakan Ayah dan Bunda.' gerutu Muntaz dalam hati, matanya masih menatap punggung Maysarah yang baru saja melewati dirinya.

               ***

"Tuan, bukannya itu nona Maysarah?" tanya seseorang kepada atasannya, ia membenarkan kacamatanya guna memperjelas penglihatannya.

"Maysarah, kakak iparku?" tak pelak laki-laki itu juga mengikuti arah pandang sang asisten, dan benar saja, tidak jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat sosok wanita berbusana syar'i, berjalan dengan anggun memasuki salah satu bagian rumah sakit.

"Memangnya ada berapa nama Maysarah yang Anda kenal, Tuan?" Seloroh si asisten, tetapi matanya tak mau beralih dari makhluk ciptaan Tuhan yang diam-diam dia kagumi itu.

"Kau...!" Muntaz menyenggol kasar bahu Dodi.

"Maaf, Tuan." Dodi meringis layaknya kuda seraya mengusap bahunya.

"Sepertinya dirimu sangat mengenali, Maysarah, ya?" terdengar jelas nada sindiran yang terlontar dari mulut Muntaz.

"Tentu saja saya mengenali Dia, Tuan. Bahkan dengan jarak ribuan meter, saya pasti tetap mengenalinya, saya ini penggemar nomor satunya, dan saya orang pertama yang selalu menglike postingan Instagramnya." Senyum bodoh tak luntur dari bibir Dodi. Menimbulkan rasa tak suka pada hati sang Tuan.

"Laki-laki normal mana, yang tidak menyukai wanita nyaris sempurna seperti Nona Maysarah, Tuan. Cantik, anggun, keibuan, sholehah, memiliki jiwa sosial yang tinggi, dan senyumnya itu, beuhh....mampu menggetarkan hati kaum Adam." Dodi terus saja berbicara tanpa jeda, mengagumi sekaligus memuji sosok Maysarah.

"Dan satu lagi, Tuan...Lah kemana si Bos ini, ngilang gitu aja!" Saking asyiknya membayangkan wanita yang dia kagumi, sampai tidak menyadari Muntaz telah berjalan meninggalkan dirinya seorang diri.

Sedangkan wanita yang tadi menjadi bahan pembicaraan itu, tengah mengetuk sebuah pintu bertuliskan 'Ruang Psikologi'

Bersambung

Terimakasih sudah mampir membaca 😊

Mohon untuk meninggalkan jejak Like, dan jangan sungkan untuk berkomentar ♥️

Jika tidak keberatan tolong berikan gift ya😊

Jangan lupa klik permintaan update-nya 💜

1
Tanz>⁠.⁠<
gak kerasa Udah end aja. gak ada niatan mau lanjut kehidupan may sama Muntaz apa Thor 😭😭
Tanz>⁠.⁠<
semoga kalian bahagia ya dengan tempat tinggal yang baru. ingat Muntaz jaga baik baik istri berhati malaikat mu itu
Tanz>⁠.⁠<
seperti rumah ku dulu. nyaman banget walau terlihat sederhana 🤗
Tanz>⁠.⁠<
kok aku mewek ya baca nya 😭
Tanz>⁠.⁠<
siappppp /Scream/
Tanz>⁠.⁠<
demi kesembuhan may, senja. tolong mengerti lah
Tanz>⁠.⁠<
ayo taz semangat /Determined//Determined/
Tanz>⁠.⁠<
apa alasan mu untuk bohong, Dania?.
Tanz>⁠.⁠<
pabrik mu may
Tanz>⁠.⁠<
semoga aja sifat nya juga kembar 😆
Tanz>⁠.⁠<
kasian juga liat Hira 🥺

semoga may cepat sadar 🤲🏻
Tanz>⁠.⁠<
turut berduka dan bersuka cita Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
Dania bisa aja nih 🤭
Tanz>⁠.⁠<
suka kesel kalo lagi ada kecelakaan, malah sibuk nge videoin nge foto foto. bukan nya ngebantu, malah mencari kesempatan dalam kesempitan 😤
Tanz>⁠.⁠<
plz aku ngakak bagian ini, sakit perut ku ngetawain ini aja 🤣🤣🤣🤣
Tanz>⁠.⁠<
heisss kenapa gak sekali kubur suami mu senja. biar sekalian, gak repot repot lagi nanti /Facepalm/
Jumli
mawar-mawar untuk maysarah. kenapa harus secepat ini berakhir.
Jumli
lah.... kok tamat😭
secepat ini kak😭😭😭
Jumli
di bagian ini aku tidak bisa menahan tangis🥺
walau kesal sama saga, tapi setidaknya dia menyesal🥲
Tanz>⁠.⁠<
terus kan Dania buat keluarga satu ini kena mental 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!