NovelToon NovelToon
Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sekarani

Tari tiba-tiba jadi buronan debt collector setelah kekasihnya menghilang berbulan-bulan. Tari dipaksa melunasi utang Rp500 juta meski dirinya tak pernah mengajukan pinjaman sepeser pun.

Putus asa mendapat ancaman bertubi-tubi hingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Tari mendadak dapat tawaran tak terduga dari Raka.

Pewaris keluarga konglomerat tersebut berjanji melunasi utang yang dibebankan kepada Tari jika gadis itu mau menjadi istrinya. Raka bahkan bersedia membantu Tari balas dendam pada sang kekasih.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekarani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan Keras saat Hujan Deras

"Maaf …."

Raka sungguh tak enak hati karena meninggalkan Tari begitu saja. Saat menyadari kebodohannya, Raka segera berlari kembali ke lobi, kemudian buru-buru membawa Tari pergi dari sana.

"Ini sudah enam kali Anda minta maaf. Apa saya harus bilang bahwa saya sudah memaafkan Anda untuk keenam kalinya juga?" balas Tari dengan nada tidak ramah.

"Maaf …."

Permintaan maaf ketujuh Raka membuat Tari jengah. "Saya akan memaafkan Anda jika Anda berhenti minta maaf," katanya.

Raka menurut. Dia benar-benar tidak mengatakan apa pun lagi demi memastikan Tari mau memaafkannya.

Keheningan pun tercipta. Bahkan saat seorang pramusaji datang mengantarkan minuman, Tari dan Raka tetap diam, hanya menyampaikan terima kasih dengan sebuah senyuman.

Raka dan Tari kembali ke restoran tempat mereka makan sebelumnya. Hujan semakin deras dan entah kapan berhentinya, tetapi Raka sungguh hanya akan pergi jika sudah reda di luar sana.

Tari memandangi cokelat panas yang beberapa saat lalu disajikan untuknya. Bukan dia yang memesan minuman ini, melainkan Raka.

Apa dia juga tahu kalau aku menghindari minum kopi selepas tengah hari?

Perhatian Tari lalu tertuju pada cangkir milik suaminya. Kopi hitam yang tampak pekat dan masih mengepulkan asap. Aromanya pun terbilang kuat, membuat Tari penasaran dengan kadar kafein yang terkandung dalam minuman tersebut.

"Apa Anda biasa minum kopi saat dalam kondisi seperti ini?" tanya Tari sambil memerhatikan Raka yang tampak meraih gagang cangkir.

Tak mengerti maksud Tari, Raka balas bertanya, "Maksudnya? Kondisi seperti apa?"

"Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Anda, tapi Anda terlihat tidak baik-baik saja sekarang."

Ucapan Tari membuat Raka sadar bahwa dirinya masih dalam kondisi yang buruk. Raka lalu buru-buru menarik tangannya yang gemetaran, refleks menyembunyikannya di bawah meja, padahal Tari pasti sudah melihatnya juga.

"Kopi memang menyehatkan, tetapi setahu saya, ada orang-orang dengan kondisi tertentu yang sebaiknya menghindari minuman berkafein ini. Seseorang seperti Anda, misalnya."

Tari memencet tombol di ujung sisi kanan meja untuk memanggil pelayan restoran. "Mari memesan minuman lain untuk Anda. Bagaimana jika air putih saja?"

Hanya beberapa detik setelahnya, seorang pria masuk ke ruang naratama yang ditempati Tari dan Raka. Namun, pria itu bukanlah karyawan restoran, melainkan Okta, sekretaris pribadi Raka.

Okta langsung memberi hormat dengan sedikit membungkukkan badan. Dia tampak berupaya keras mengendalikan napasnya yang terengah-engah.

Di tengah misi menyelamatkan karangan bunga yang nyaris terbuang percuma, Okta mendadak ingat jika dirinya belum mengecek kondisi terkini bosnya. Dia buru-buru meraih ponselnya, lalu kaget bukan main saat membaca pesan dari sopir pribadi sang bos. 

Katanya, di luar hujan deras dan bos mereka entah pergi berlindung ke mana.

Okta langsung menghubungi manajemen mal untuk membantunya melacak posisi Raka. Namun, menemukan Raka dalam waktu kurang dari lima menit bukan hasil kerja keras tim keamanan yang saat ini bisa jadi masih menyisir seluruh mal. Insting Okta sejak awal mengarah ke restoran yang didatangi Raka beserta istri sebelumnya dan ternyata memang benar.

"Selamat siang, Pak Raka. Ada yang bisa kami bantu?" tanya manajer restoran yang barusan datang bersama dua pramusaji.

Raka ingin menjawab, tetapi dia kalah cepat. Bukan dengan Tari, melainkan Okta.

"Tolong ganti minuman Pak Raka dengan air putih hangat saja. Jika ada, bisa ditambah satu sendok teh madu hutan."

Ucapan Okta membuat Raka mendelik sedetik, lalu memberi Okta tatapan penuh peringatan. Namun, Okta nekat mengabaikannya dan terus bicara.

"Jika situasi seperti ini kembali terjadi di kemudian hari, saya mohon Bu Tari bisa segera menghubungi saya. Walau hanya sebentar, Pak Raka tidak boleh mendadak hilang lagi saat di luar sana hujan deras."

Okta menatap Tari serius. Benar-benar serius.

"Saya mohon, Bu Tari. Soal keselamatan nyawa pewaris Bhaskara Group, tidak ada yang boleh lengah."

1
Fitria Agustina
makin penasaran, sebenarnya saat terjadi peristiwa apa yg menimpa raka lalu tari menolongnya
Sekarani
maaf yaa menunggu lama/Hey/
Fitria Agustina
di tunggu lanjutannya thor..
R. Danish D
ah sakit telinga, tolong
R. Danish D
baru mulai udh kissu kissu
tapi aku suka gaya penulisan authornya
Sekarani: makasih yaaaa
semoga betah bacanya sampai ending nanti❤
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. Ceritanya keren.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya
Sekarani: wah makasih yaaaa /Smile//Smile//Smile/

semangat dan sukses selalu untuk kita🔥
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal thor..
Sekarani: halo! makasih udah mampir kak/Heart/
total 1 replies
Sekarani
Halo! Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat adalah karya pertamaku di NovelToon /Heart/

Terima kasih untuk dukungannya! Semoga suka dengan kisah yang disajikan /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!